Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Cinta Dosen

Terjerat Cinta Dosen

umianindya

5.0
Komentar
1.1K
Penayangan
27
Bab

Ryan terkendala untuk menikahi Amelia. Ibunya menyuruh menikahi gadis pilihanya, Tapi Ryan menolak. Ibunya tak putus asa memisahkan mereka. Dengan cara licik ia menyuruh menjauhi Amelia. Apa mereka akan bersatu?

Bab 1 1. Kelulusan

Kepala sekolah mengumumkan kelulusan siswa SMA Negeri 10 kota kecil di Jawa Tengah. Para siswa berderet menunggu pengumuman itu. Anak-anak Deg-deg an menunggu pengumuman. Tatkala kepala sekolah mengumumkan hasil kelulusan, mereka lulus seratus persen. Anak- anak bersorak sorai menyambut pengumuman dari kepala sekolah. Suasana hening, saat kepala sekolah mengumumkan juara satu sampai sepuluh. Amelia masuk dalam sepuluh besar. Mendengar itu ia mengucap alhamdulilah,Selesai pengumuman Siswa membubarkan diri, ada yang masuk kelas masing- masing.

Siswa terutama yang pria membawa pilox untuk mencorat-coret seragam sekolah.

Tapi Amelia tak ikut corat- coret sebagai euforia kelulusan. Ia lebih suka masuk kelas. Duduk di bangkunya. Shinta yang di sampingnya heran, ia adalah sahabat Amelia, heran dengan tingkah laku Amelia.

"Amel, kenapa malah duduk di sini? Nggak ikut corat- coret?" tanya Shinta.

"Aku bukan orang kaya, Shin. Nanti seragam ini aku lengserkan ke adiku. Ia baru lulus SMP. Sebentar lagi mau masuk SMA," ucap Amelia sendu.

"Kamu juga kenapa duduk di sini, seragamnya nggak ikut corat-coret?" Amelia tanya balik.

"Aku di wanti-wanti sama Mama, nggak boleh ikutan baju di corat-coret." Shinta menjelaskan alasannya tidak bergabung bersama teman yang lain. Merayakan euforia kelulusan.

"Oh ya shin, aku pingin kuliah. Semoga ada beasiswa masuk ke Universitas!" Amelia sangat berharap bisa kuliah.

"Amiin!" ucap Shinta tanganya menengadahkan keatas.

"Ya dah, jangan sedih terus. Ikut ke kantin yuk!" Shinta meraih tangan Amelia dan mengandengnya. Mereka menuju ke kantin. Tapi ketika baru berjalan beberapa langkah Mereka di hadang Roni.

"Mau kemana kalian?" tanya Roni berkacak pinggang. Sebenarnya Roni berwajah tampan, dia juga anak orang kaya di kota ini. Sayangnya ia termasuk bandel. Suka membolos, tak jarang di kantin tempat ia merokok. Roni sudah lama menyukai Amelia, tapi Amelia tak menganggapnya teman biasa saja.

"Pergilah Ron, kami tak ingin di ganggu!" kata Shinta sewot, Sedang Amelia hanya diam menatap Roni kesal.

Shinta kemudian menarik tangan Amelia untuk menjauh dari Roni.

Roni pun mengejar mereka berdua.

"Hei, tunggu aku!" Roni mengejar mereka berdua.

Mereka berhenti dan menoleh.

"Amel, nanti kita pulang bareng ya!" ajak Roni. Mendengar ucapan Roni, Amelia sewot. Tapi di tahan emosinya. Tak ingin bertengkar dengan Roni.

"Maaf Ron, Aku akan pulang bersama Shinta!" tolak Amelia halus.

Roni hanya menghela nafas berat, kecewa. Ia selalu menghindari dirinya, pujaan hatinya berlalu dari hadapanya.

****

Guru wali kelas membagikan pengumuman surat kelulusan, Itu sebagai bukti bahwa siswa itu telah lulus dari sekolah juga surat sementara untuk mendaftar kuliah. Mereka semua mendapatkan surat itu tak terkecuali Amelia, ia bersyukur mendapatkan sepuluh besar di sekolahnya. Angan-angan melanjutkan kuliah melintas di kepalanya. Ia bercita-cita menjadi dokter. 'Semoga ada beasiswa masuk ke jurusan itu Amin' ucap dalam hati Amelia.

Mereka pulang bersama Karena memang rumah mereka juga searah. Shinta lebih dulu sampai di rumahnya. Ia melambaikan tangan pada Amelia. Saat sampai di depan gerbang rumahnya, Amelia pun membalasnya.

Angkutan umum berhenti di depan gang rumah Amelia. Setelah membayar angkutan ia turun. Amelia berjalan menyusuri gang. Akhirnya ia sampai di rumahnya.

Ibunya Amelia sibuk melayani konsumen.

"Assalamualaikum," sapa Amelia melangkah masuk rumah.

Ibunya walaupun sibuk menjawab salam Amelia.

"Walaikum salam!" jawab Ibu Amelia.

Amelia berjalan ke kamarnya. Ia berganti pakaian. Segera membantu ibunya melayani pembeli.

Tak lama kemudian. Para pembeli itu pulang. Mama Ning ibunya Amelia menoleh ke arah Amelia.

"Makan dulu Amel, Ibu udah masak!" perintah Ibunya lembut.

"Ibu udah makan belum?" tanya Amelia.

" Udah nak," jawab Ningsih.

Amelia beranjak dari duduknya. Ia segera ke ruang makan. Lauk sederhana terhidang di meja. Sayur asem, Ikan goreng, tempe serta sambel kesukaan Amelia. Orang tua Amelia orang biasa. Ibunya membuka toko sembako di depan rumahnya. Namanya Ningsih,sedang Ayahnya bernama pak Trisno seorang petani. Walaupun mengarap lahan sendiri tapi hasilnya tak bisa tiap bulan menghasilkan. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga Pak Trisna bekerja sambilan sebagai ojek.

"Bu.. Ayah mana, ke sawah atau pergi ngojek?" tanya Amelia di sela- sela makanya.

"Ayahmu ngojek!" Mendengar jawaban Ibunya Amelia kembali melanjutkan makanya. Setelah makan Amelia mencuci piring, lalu duduk di sebelah ibunya dan membantu merapikan dagangan.

"Bu!" panggil Amelia.

"Hemm..." Balas ibunya Tak menoleh, tanganya sibuk merapikan dagangan.

"Bu, aku udah lulus ujian, tapi aku ingin cari beasiswa untuk melanjutkan kuliah," kata Amelia pelan tak ingin mengganggu Ibunya merapikan dagangan.

Ningsih langsung menoleh kearah Amelia. Ia senang anak sulungnya lulus sekolah. Tapi ini, Amelia ingin melanjutkan kuliah. Dari mana biaya? Sedangkan adiknya mau lulus sekolah SMP. Dari hati yang terdalam, ia ingin Anaknya sekolah yang tinggi. Tidak seperti dirinya hanya lulusan SMP. Ningsih mengusap kepala anaknya.

"Maaf Nak, orang tuamu tak bisa menyekolahkan kamu. Ku harap kau mengerti dengan keadaan kita," ucap Ning sendu.

Air mata seakan ingin terjun bebas dari matanya. Ingin Ningsih seperti orang tua lainya, menyekolahkan anak sampai tinggi.

Amelia menghela nafas panjang. Ia semakin bertekad ingin merubah nasibnya. Cita-cita sebagai dokter harus diwujudkan.

"Bu, aku minta restu Ibu. Aku ingin mencari beasiswa." Air muka Ningsih tambah sendu. Ia semakin merasa bersalah. Ningsih kemudian memeluk anak sulungnya.

"Ibu, merestuimu nak!" Air mata Amelia lolos begitu saja membasahi pipinya. Amelia kemudian mengusap air matanya.

"Bu, aku kekamar dulu." Ningsih menganguk.

Amelia beranjak menuju ke kamarnya. Ia mulai browsing dari laptopnya mencari beasiswa di Universitas. Ada beberapa Universitas mengadakan beasiswa, salah satunya Universitas Dharma Bakti. Universitas swasta bonafid di Semarang. yang Membuka beasiswa untuk semua jurusan. Amelia tertarik. Ia mengisi form mengajukan diri sebagai calon mahasiswa secara online.

'Semoga diterima, Amin.' doa Amelia dalam hati. Ia melirik jam di dinding menunjukan pukul satu siang. Merasa dirinya belum sholat ia keluar kamar, menuju kamar mandi. Melepas jilbabnya dan wudhu.

"Kamu mau sholat nak," tanya Trisno sambil meletakan cangkul di pojokan ruangan dapur.

"Iya Ayah." Melihat baju Ayahnya penuh dengan lumpur. Amelia merasa kasihan. Ia membuat teh hangat untuk Ayahnya. lalu menyajikan di meja.

"Ayah, tehnya udah di meja. Amel sholat dulu."

"Iya nak. Terima kasih."

Amelia mengangguk. Ia kemudian melangkah ke kamar menunaikan sholat dhuhur. Amelia menghamparkan sajadah. Menghadap kiblat, kemudian melafalkan surat pendek. Empat rokaat ia tunaikan dengan khusuk. Selesai sholat ia berdoa untuk orang tuanya. Juga untuk dirinya sendiri. Semoga ada beasiswa penuh untuk dirinya. Ada ketenangan setelah melakukan kewajiban. Ia melepas mukenanya dan menaruh di captok. Kembali duduk di depan laptopnya. Mencari informasi tentang Universitas membuka beasiswa penuh untuk calon siswa yang kurang mampu. Ada beberapa Universitas yang membuka beasiswa. Di antaranya Universitas Jakarta, Yogyakarta juga Surabaya. Amelia mengisi form dari semua Universitas itu.

Bersambung.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh umianindya

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku