Terjerat Cinta Dosen
apa ines melangkah masuk rumah. Masih berseragam p
i. Amelia kembali browsing mencari Universitas yang mengadakan beasiswa. Ia menemukan Universitas
ah menuju ka
uar kamar. tanganya meng
ka pintu masuk ke kamar Amelia dan lang
Amelia menatap leka
di corat- coretkan?"
Amelia tersenyum menden
nafas lega. Mereka du
gumuman kelulusan k
kenapa?" t
ing berapa?"
lima dari seluruh siswa–"
angking satu !"
ggam tangan
aja udah bagus ko!" Ines
a s
ujian belum?" A
g, ujiannya minggu d
dapet rangking satu ya!" pesen
kan tak sepintar kakak !"
ntar. Cantik lagi !" Puji Ameli
" kata Amelia sendu. Ines m
i ka
ng tua kita?
ri beasiswa!" ucap
nanti siapa yang akan ngajak aku b
bantal ke muka Ines. Mereka kemudian perang bantal di sertai teriak
watan. Nanti kalau ada yang nangis tak jewer
Ibu negara sudah marah. Ines menyeb
*
luarga makan malam bersama. Amelia memb
ota besar. Trisno Ayahnya Ame
na?" tany
sendoknya di atas piring. Ia senang dan bahagia anaknya ingin kuliah. Tapi juga se
in mendapatkan beasiswa. Ayah akan selalu mendoakanmu, agar jadi orang sukses,"
lia sangat bersyukur jadi anak Ayah," ucap Amel
nak. Moga kamu lolos dan berhasi
ng terpenting!" Amelia menatap A
ok Ayah antar
ai ke terminal aj ya,
risno heran. Ap
aku juga bareng Mita.
a karena anaknya
i menghangatkan. Amelia be
lum ke dapur ia sempetkan belajar dulu. Tapi baru buka beberapa lembar buku, Am
" kata Amelia sembari menyen
kata
reng dan tumis sawi putih. Ketika sedang memeca
gkat jam berapa A
tuj
runtung dibanding dirinya. Kakak pertama seorang bidan. Sedangkan kakak kedua punya Usaha galon dan gas. Hanya dirinya yang petani merangkap tukang ojek. Sebenarnya ia malas untuk be
. Rumah mewah bercat putih itu juga di jaga satpam. M
tpam ramah. Karena ia tahu Trisno
angkah kakinya menuju teras. Ia duduk di teras depan menu
dur aja!" Trisno menelan ludahnya. Ia tau
beasiswa. Aku pingin pinjem uang satu juta aja bu
in aja. Ngapain kamu kuliah segala. Perempuan itu juga
t muter usaha lagi !
gelus dadanya mendengar sua
tuk sekolah tinggi. Cukup makan aja udah alh
an dari kakaknya ia lang
kakan pintu
cap satpam tak tega melihat ia
ninggalkan rumah mewah itu. Trisno kemudian menjalankan motor maticnya ke rumah kakak kandungnya
. to
ka pintu. Ia tersenyum s
sno baru kelih
Trisno menghela nafas pelan. Bude Wati
egang banget?" Wati hera
kan beasiswa. Tapi aku ingin memberinya uang saku. Buat bekal dia saat di kota. Karena ujiannya d
asiswa. Bentar aku ambil uangnya dulu. Dan nggak usah pinjem ya
h!" gumam T
samb