Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kecantikan yang Sia-Sia

Kecantikan yang Sia-Sia

hikmah

5.0
Komentar
32
Penayangan
4
Bab

Seorang suami yang menginginkan seorang anak dari istrinya, tapi sang istri menolak dengan alasan yang tak masuk akal. Alasan apakah itu? simak kisahnya disini.

Bab 1 Malam yang membosankan

Namaku Sarah Frederika Van Houten.Usiaku dua puluh tujuh tahun, aku seorang foto model yang Terkenal seantero kota tempat tinggal ku.

Aku lahir dari seorang ibu yang berasal dari Jawa Timur, dan ayah yang berkebangsaan Belanda.

Saat ini aku sudah menikah dengan laki-laki yang sangat aku cintai. Bernama Bagaskoro,

Dia bekerja disebuah perusahaan asing yang Sangat bonafide. Dengan gaji yang terbilang Mencukupi untuk semua kebutuhan rumah Tangga kami .

Rumah tangga kami sangat lah bahagia, Apapun yang aku minta selalu di kabulkan oleh suamiku.Aku sangat beruntung mempunyai suami seperti mas Bagas.

Tapi ada satu yang membuatku sangat kesal.

Mas Bagas tidak bosan-bosan menuntut ku untuk segera hamil.Dia sangat ingin Mempunyai seorang anak. Padahal akupun sudah sering menjawab dengan jawaban yang sama.

Yaitu aku tidak akan mau hamil ataupun Mengandung. Sampai kapanpun! .Karena aku tidak mau tubuhku rusak karena kehamilan tersebut.

"Ayolah Sarah," mas hanya ingin punya anak satu saja pun cukup untuk melengkapi kebahagiaan rumah tangga kita," bujuk mas Bagas saat kami berbincang di tempat tidur.

Kata-kata bujukan seperti itu sudah sering sekali ku dengar. Dan jawabanku pun tetap sama.

"Tidak mas aku tidak mau mengandung. Aku takut tubuhku rusak. Payudaraku kendor, dan tubuhku tidak indah dipandang. Belum lagi nanti takut badanku juga jadi gembrot.Intinya sampai kapanpun aku tidak mau punya anak!! titik." tukas ku.

"Lalu apa tujuan kita menikah. Kalau kamu tidak mau mengandung? dan tidak mau punya anak ." tanya mas Bagas.

Kalau sudah di hadapkan dengan pertanyaan seperti itu ujung-ujung nya. Kami akan berdebat. Itu membuatku malas.

"Sudah lah mas! kita sudah sering membicarakan hal ini, dan kamu sudah tahu apa jawabanku. Sekarang aku mau tidur karena besok aku ada pemotretan pagi-pagi sekali. Good night!"ucapku.

Tak lupa sebelum tidur. Seperti biasa aku mendaratkan kecupan hangat ke pipi suamiku.

Pagi-pagi sekali aku bersiap-siap untuk pergi ke lokasi pemotretan. Tapi tak lupa aku mempersiapkan sarapan dulu untuk mas Bagas. Sebelum dia berangkat ke kantor.

"Pagi-pagi sekali kamu sudah rapi sekali,emang mau kemana?" tanya mas Bagas.

"Kan semalam aku sudah bilang. Kalau hari ini aku ada pemotretan untuk majalah."jawabku.

"Ooh,,ya sudah! sekarang temani mas sarapan dulu ya sebelum mas berangkat ke kantor," ajak mas Bagas.

"Tidak mas! aku tidak sarapan pagi dan juga tidak makan malam. Juga tidak makan nasi.

Aku cuma bisa makan buah-buahan untuk menjaga tubuhku agar tetap ideal dan bugar." jawabku sambil terus memotong buah apel dan melahapnya.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini terus Sarah? setiap hari kamu hanya menonton mas makan. Mas ingin seperti suami-suami orang lain, yang ditemani makan oleh istrinya," gumamnya.

Akupun hanya terdiam.

Akhirnya mas Bagas menghembuskan nafas nya dengan kasar. Dan menghentikan sarapannya.Lalu

berdiri dari kursi makan dan pergi tanpa berpamitan lagi.

Aku hanya melihat kepergian nya. sambil bertanya-tanya dalam hati.

Apa kah aku salah? Jika aku hanya ingin menjaga tubuhku sendiri agar tetep bagus,tetap ideal, dan juga menjaga wajahku tetap cantik dan glowing.

Lagi pula aku menjaga kecantikan wajahku dan kebugaran tubuhku untuk mas Bagas juga. Agar dia bisa bangga pada rekan-rekan bisnis nya karena mempunyai istri secantik aku.

Aku merasa diriku benar, dan mas Bagas lah yang salah.

Seorang anak itu tidak penting bagiku, yang terpenting kami saling mencintai dan saling menyayangi, aku benci dengan kehamilan.

"Kenapa kamu baru pulang jam segini? kamu tahu ini jam berapa? ingat kamu ini seorang istri! udah seharusnya nya kamu pulang lebih awal sebelum mas pulang," tanya Bagas karena melihat istrinya jam 8 malam baru pulang. Sedangkan dia sendiri dari sebelum magrib sudah ada di rumah.

"Jadi suami jangan banyak nuntut kenapa sih mas! aku selesai pemotretan hanya pergi dugem sebentar sama teman-temanku aja kok gak kemana-kemana! hal kecil gitu aja kok di bikin ribet," jawab Sarah dengan entengnya.

"Apa!! kamu bilang ini hal kecil dan sepele? aku bicara dengan seorang wanita yang sudah bersuami. Dan kamu bilang ini hal sepele!!" hardiknya pada istrinya tersebut.

"Sudahlah mas,, gak usah lebay begitu. Aku mau pulang jam berapa itu urusan aku. Sudah ah,, aku mau tidur aku ngantuk," ujar Sarah tanpa merasa bersalah sedikitpun dan malah cepat-cepat masuk ke kamar nya.

Kini tinggal Bagas yang masih memendam amarah di ruang tamu sambil mengepal kan telapak tangan nya karena kesal.

Bagas berjalan kearah dapur,untuk mengambil air minum di lemari es. Sekedar untuk mendinginkan pikirannya yang sedang panas.

Namun tak di sangka dia melihat Lisa seorang asisten rumah tangga mereka. Sedang memasak mie instan.

Lisa begitu sederhana dengan pakaian tidur berupa daster lusuh plus tanpa make up sedikitpun.

pikiran Bagas langsung membandingkan nya dengan Sarah istri nya. Karena dalam keadaan tidurpun dia tetap memakai make up yang tebal. Dan pakaian tidur yang sexi, alasan nya itu semua dia lakukan untuk aku suaminya.

Tapi nyatanya setiap aku meminta hak ku dia selalu menolak alasan nya takut make up nya rusak. Jika pun di kasih aku tidak boleh menyentuh wajah nya.

"Aaaaaaaahg," Bagas menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil mengusap wajahnya sendiri.

Tapi semua itu terdengar oleh Lisa, yang langsung reflex menoleh ke belakang.

"Selamat malam tuan," sapa Lisa.

"Malam juga, sedang apa kamu malam-malam begini?"tanya Bagas.

"Saya iseng tuan, jadi ingin memasak mie instan. Apakah tuan mau sekalian saya buatkan?"sahut nya.

"Tidak usah terima kasih! saya mau langsung tidur saja,"jawab Bagas sambil berlalu pergi.

Dari kejauhan Lisa hanya menatap penuh makna. Dia sangat tahu gimana kondisi rumah tangga majikannya itu, dan dia merasa kasihan dengan tuannya tersebut.

Dilain tempat Bagas sudah masuk di dalam kamarnya. Lalu melihat Sarah istrinya yang begitu cantik sexi memakai gaun tipis transparan di atas lutut meski sedang terpejam, tapi kecantikannya tetap terpancar, ingin rasanya dia berada di atas tubuh istrinya yang sedang terlelap, namun dia urungkan padahal

Hasrat kelelakiannya seketika meronta-ronta, ingin meminta haknya.

Tapi segera hasrat tersebut di tahannya, karena Bagas sangat tahu apa jawaban dari istrinya jika dia ingin meminta hak nya.

Bagas lalu dengan terpaksa berbaring disamping Istrinya tersebut dan terpaksa juga mencoba memejamkan matanya. walau pun sulit, jam sudah menunjukan pukul 1 malam.

Tapi netra Bagas masih tetap tak mau terpejam.

Hasratnya malam ini benar-benar mengganggu dan menyiksanya. Ingin sekali dia mencari pelampiasan di luaran sana tapi dia urungkan niat kotornya tersebut karena.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh hikmah

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku