/0/13501/coverorgin.jpg?v=1a1199ebd16f44b6ec106fc74bf349fc&imageMogr2/format/webp)
Dinding-dinding kaca di lantai teratas Gedung Sanjaya Corp memantulkan siluet kota Jakarta yang berdenyut di bawahnya. Namun, bagi Aksara Sanjaya, pemandangan itu terasa hampa. Di usianya yang ke-31, sebagai CEO dari perusahaan yang ia bangun dari nol, Aksara seharusnya merasa di puncak dunia. Namun, kekosongan di hatinya jauh lebih besar dari pencapaian profesionalnya.
Tujuh tahun yang lalu, ia menikahi Nareswari, wanita yang ia cintai dengan sepenuh hati. Mereka memulai bahtera rumah tangga dengan janji-janji manis, impian tentang keluarga, dan tawa yang mengisi setiap sudut rumah mereka. Namun, janji-janji itu kini bagai debu yang berterbangan, dan tawa itu telah lama mati.
Pernikahan mereka kini hanya sebuah kesepakatan yang tak terucap, sebuah rutinitas yang membosankan. Mereka tinggal di bawah atap yang sama, berbagi meja makan yang sama, tapi jiwa mereka terpisah ribuan mil. Komunikasi di antara mereka hanya sebatas urusan logistik-siapa yang akan menghadiri acara sosial, tagihan mana yang harus dibayar, dan kapan mereka akan pulang. Kata "cinta" dan "sayang" telah lama lenyap dari percakapan mereka, digantikan oleh kesunyian yang mencekam.
Alasan di balik keretakan ini adalah sesuatu yang Aksara tidak pernah bisa terima: Nareswari tidak mau memiliki anak. Bukan karena masalah medis, melainkan karena ia tidak ingin tubuhnya yang sempurna rusak oleh proses kehamilan dan melahirkan. "Tubuhku adalah asetku, Aksara. Aku tidak mau ada stretch mark atau perut kendur. Lagipula, anak hanya akan mengganggu kebebasan kita," adalah kalimat yang sering Nareswari lontarkan, yang menusuk hati Aksara setiap kali mendengarnya.
Bagi Aksara, impian memiliki keluarga kecil yang bahagia adalah segalanya. Ia membayangkan berlari-lari di halaman bersama anak-anaknya, melihat mereka tumbuh, dan merasakan cinta tanpa syarat yang hanya bisa diberikan oleh seorang anak. Namun, impian itu kini hanyalah ilusi. Ia menyadari, percuma saja ia membangun kerajaan bisnis jika ia pulang ke rumah yang kosong.
Kecemasan tentang rumah tangganya sering kali menggerogoti fokusnya di kantor. Aksara sering kali melamun, menatap kosong ke luar jendela, sementara tumpukan berkas di mejanya terus bertambah. Ia melupakan rapat penting, melewatkan panggilan telepon dari klien, dan hampir membuat kesalahan fatal dalam negosiasi besar.
Di tengah semua kekacauan itu, ada satu orang yang selalu menjadi penopang dan penyelamatnya: Rumi Kamila, sekretaris pribadinya. Rumi, dengan ketenangannya yang luar biasa dan otaknya yang brilian, selalu bisa membaca situasi. Saat Aksara melamun, Rumi akan dengan sigap mengingatkannya tentang jadwalnya. Saat Aksara lupa mengirim email penting, Rumi akan mengambil alih dan menyelesaikannya dengan sempurna.
/0/27207/coverorgin.jpg?v=c29c8bd79771714f581150dac71633a4&imageMogr2/format/webp)
/0/18338/coverorgin.jpg?v=fd3714856cbd0c5db11cdea2f4de72e9&imageMogr2/format/webp)
/0/17433/coverorgin.jpg?v=e3f4aa9d96359f32ce44a09c18f28150&imageMogr2/format/webp)
/0/18655/coverorgin.jpg?v=d3302ecc99c0c438c2826a26e4a1a7f4&imageMogr2/format/webp)
/0/13306/coverorgin.jpg?v=6a542bafea1f5fc9c7cbc4596869716b&imageMogr2/format/webp)
/0/9083/coverorgin.jpg?v=9ab98b3d578acba3f8fe7a889be6d6a0&imageMogr2/format/webp)
/0/29163/coverorgin.jpg?v=c354ec2c6aed2db5390990818807a52d&imageMogr2/format/webp)
/0/27200/coverorgin.jpg?v=b250a528e180dbffa54c6e5df87dedc1&imageMogr2/format/webp)
/0/27225/coverorgin.jpg?v=afa14fbaade9b3a9d0c65a8433138a3b&imageMogr2/format/webp)
/0/27132/coverorgin.jpg?v=8a62a4074b9bfa878363e400e61cfb66&imageMogr2/format/webp)
/0/26710/coverorgin.jpg?v=b1cd94986537d9e613cddf067ac78116&imageMogr2/format/webp)
/0/29189/coverorgin.jpg?v=0833a9cb8133e62e2ac8bb4be13fef96&imageMogr2/format/webp)
/0/16078/coverorgin.jpg?v=c3990aa00c0bc5f2524051abfe2f061d&imageMogr2/format/webp)
/0/16886/coverorgin.jpg?v=c9265175ed17d54078e183f1c3216577&imageMogr2/format/webp)
/0/15510/coverorgin.jpg?v=dc3cc79b18515863a006a3df9c4993fa&imageMogr2/format/webp)
/0/18350/coverorgin.jpg?v=2d2967f9a95dc6e8d8accc80dac0dc3e&imageMogr2/format/webp)
/0/2925/coverorgin.jpg?v=4f6c2089a306db7c05d48183b939e157&imageMogr2/format/webp)
/0/2636/coverorgin.jpg?v=6af8154aa17e7843e124180b40741a9a&imageMogr2/format/webp)