Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
LINGERI PEMBAWA PETAKA

LINGERI PEMBAWA PETAKA

Erwin Syah Fathar

5.0
Komentar
287
Penayangan
5
Bab

Novel ini mengkisahkan seorang wanita menyukai pakaian lingeri atau baju sexy menjelang tidur. Dari usia gadis kerap melakukan itu hingga menikah dan memiliki anak. Namun tidak menyangka dengan apa yang terjadi, saat suami hubungan dengan Suami jarak jauh karena pekerjaan. Jin yang selama ini menyukainya menunjukkan sosoknya. Awal mula melalui mimpi. Mimpi bertemu dengan lawan jenis yang berwajah tampan, hingga bercinta secara dahsyat. Tenaga yang berbeda ketika berhubungan badan membuat wanita itu menjadi sakit. Semakin lama akhirnya sosok itu menampakkan wujud aslinya yang seram dan jelek. Simak dan baca novelnya.

Bab 1 AWAL BERMIMPI LAWAN JENIS

"Waktunya tidur nih, ganti baju, ah."

Namaku Rika, aku Ibu muda yang memiliki satu orang anak, Suamiku sedang bekerja di luar kota. Ya, berhubungan jarak jauh untuk sementara ini.

Kebiasaan aku saat menjelang tidur adalah memakai pakaian sexy atau lingeri, walaupun Suamiku sedang tidak ada, kecintaanku dengan lingeri dan sejenisnya sudah melekat serta menjadi keharusan karena itu membuatku nyaman sekali.

Menempati rumah di kawasan elit yang masih bernuansa alami, tidak jauh dari rumahku terbentang area perkebunan yang luas dan di tumbuhi banyak pepohonan besar.

Tlutt ... Tlutt ... Tlutt ... Tlutt ....

Aku mengambil ponsel dan menjawab panggilan telepon dari Suami.

"Assalammualaikum, Mah. Dede dah bobo, belum," tanya Suamiku dengan nada bicara lemah lembut, sepertinya Suamiku sedang rindu terdengarku.

"Sudah Pah, lagi apa, Pah. Mamah kangen nih," Sahutku yang menyatakan kerinduan yang sangat dalam.

"Sama Mah. Papah juga kangen, ya udah. Video call yuk, Mah," pinta SuamiKu.

Dan jelas saja aku mengiakan kemudian video call hingga bermesraan dengan Suami walaupun hanya lewat handphone hingga klimaks.

"Met bobo, Mamah."

"Iya, Pah, jaga kesehatan ya, Pah."

Panggilan video call aku sudahi dan bergegas merebahkan diri.

Keheningan malam kian menyelimuti dan dalam nyenyaknya tidurku, bermimpi seseorang yang aku tidak tahu siapa itu.

"Aku bermimpi siapa ya, tadi malam. Ganteng gagah dan menghamipiriku dengan penuh kelembutan, ah! Jadi penasaran, siapakah dia."

Gumamku dipagi hari. Semenjak itu pikiranku selalu bertanya-tanya dan ingin kembali merasakan mimpi itu.

Dia datang menghampiriku dan berkenalan, kata-katanya yang sangat lembut, setelah berjabat tangan dia mengajakku untuk duduk dan berbincang bercanda ria. Itu yang sangat membuatku kagum. Apalagi dengan penampilannya yang keren. Aiiih.

****

Hari ini aku malas sekali beraktifitas, huahh. Ngantuk! Tapi aku memaksakan untuk membereskan rumah dan mengurus anak.

Melakukan kegiatan seperti biasa dan tidak lupa juga membalas pesan dari Suami.

****

Malam hari tiba, aku menuju lemari dan mengambil pakaian wajib untuk tidur, favoriteku baju sexy.

"Ah, tidur deh, anak juga sudah tidur dan Suami juga telah memberi kabar."

Ungkapku dan menaruh ponsel di atas meja dekat tempat tidur. Aku mematikan lampunya.

Tiba-tiba mimpi itu datang lagi, Lelaki yang sama seperti semalam. Wah! Aku sangat menyenanginya.

"Rika, mendekatlah," ucap Lelaki tampan itu padaku

"Aku yang tengah terkagum manut dan mengikutinya."

Dia membelaiku rambutku, Aaah, aku semakin nyaman dibuatnya, perlahan wajahnya yang tampan mendekati bibirku dan ... Aku terdiam dan pasrah. Sungguh aku tidak bisa mengelaknya. Dia terus mencumbuiku hingga kami bercinta dan aku telah lupa diri, kenikmatan yang luar biasa. Perlakuan lembut dan gaya bercintanya semakin aku dibawa terbang melayang.

"Ah, kuat sekali Laki ini," gumamku yang sudah lelah namun ia masih saja memainkan aksinya.

Aku dibuatnya sangat dan sangat lemas. Namun tetap mengikuti geraknya, berbagai cara yang ia ingin aku turuti. Hingga berkali-kali.

Akhirnya ia menyudahi dan telah selesai.

Pagi harinya setelah aku bangun, aku merasakan sakit badan yang luar biasa, lemas tidak berdaya dan rasanya sangat malas sekali.Walaupun aku menyenanginya pagi itu.

"Lah, kok, ada lebam! Di bagian pahaku," aku kaget melihat bagian paha kananku ada lebam sedikit biru. Padahal sebelumnya tidak ada.

Aku melanjutkan tidur kembali karena rasanya tidak bisa membawa diri ini untuk tetap beraktifitas.

"Mah, bangun, Dede mau makan," anak membangunkanku.

"Hemmm, Mamah, ngantuk De. Bentar lagi, ya, kamu makan cemilan saja dulu, ada di kulkas De," lirihku dengan mata terpenjam yang masih mengantuk.

Tidur itu kembali aku lanjutkan. Hingga siang hari dan melewati waktu salat zhuhur. Aku memaksakan bangun dan membuat makanan untuk anakku dan aku.

Tapi setelah itu aku melanjutkan tidur kembali, Ibadah rasanya malas sekali, begitu juga pesan dari Suami yang belum sempat aku balas.

Sore hari aku baru merasa sudah lebih baik dan bangun untuk membalas pesan Suami serta memandikan anak dan akupun juga demikian.

"Kamu kemana aja, Mah, kok baru balas," tanya Suami pada pesan yang aku telat membalasnya.

"Tidur, Pah, kayaknya cape banget Mamah, lemas," balasku.

"Mamah ga enak badan, ya, coba ke dokter Mah," tanya lagi Suami.

"Cuma kecapean aja, Pah, makanya Mamah istirahat," ucapku pada pesan.

"Ya, udah Mama, istirahat lagi," Suami mengakhiri pesannya.

Aku tidak menceritakan mimpi itu, karena takut komentar pedas Suami dan menuduh yang tidak-tidak. Coba mengingat kembali mimpi yang semalam aku alami.

"Apa sih, sebenarnya semalam itu?" bertanya dalam hati antara percaya dan tidak. Dengan melihat sekujur tubuhku yang aku rasakan ada bekas-bekas. Seperti benar-benar nyata, terasa sekali pada organ vitalku. Mengeluhkan sakit dan tidak nyaman. Terpaksa aku berusaha mengobatinya dengan obat pereda nyeri.

"Semoga bisa mengurangi rasa sakit ini," ucapku.

****

Setelah makan malam bersama anakku, kemudian aku mengajaknya bermain, tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 9 malam dan aku mengajak anakku tidur.

"De, sudah malam, yuk bobo."

Aku dan anakku beranjak bangun dan tidak lupa aku juga telah membereskan semua mainannya, kami bersama-sama menuju kamar. Tujuan pertama aku yaitu lemari berganti pakaian baju sexy.

Dan, aku mengusap-usap anakku terlebih dahulu agar lekas tertidur.

Aku pun menyusul berusaha memaeamkan mata. Baru saja beberapa jam aku pulas. Datang seorang berwajah menyeramkan.

"Aaaaaghhh!" Spontan aku kaget dan terbangun.

Nafasku terengah-engah karena takut.

"Mimpi apa, ya! Siapa itu, seram sekali."

Aku tidak lagi di datangi Lelaki tampan itu kini dalam mimpiku seorang Lelaki berwajah seram dan ingin mendekatinya sembari tangan Lelaki itu membentangkan ingin memelukku. Kepalanya bertanduk dan giginya bertaring.Kejadian itu membuatku tidak bisa tidur kembali karena terbayang wajah menyeramkan yang tadi mimpi. Mengambil ponsel sembari bermain menghilangkan rasa takut. Ingin telepon Suami takut mengganggu istirahtnya, mau telepon sahabatku juga tidak memungkinkan. Aku ingin bercerita pada siapa? Ah, aku bermain ponsel tidak jelas. Mataku melirik kiri kanan dan atap langit.

****

(Baju sexynya yang selalu tersingkap dan terbuka ke mana-mana tidak pernah dipedulikan Rika. Karena merasa di dalam kamar tidak ada orang yang melihatnya)

****

Aku memaksakan lagi untuk merapatkan kedua mataku, semakin lama dan akhirnya kini, bisa tertidur.

Sekitar pukul dua dini hari, Lelaki menyeramkan itu datang lagi dan kini mendekapku sekuat tenaga, Aku berteriak sekencangnya namun rasanya susah sekali suara ini. Lelaki itu terus menjamahku dan mencumbuiku serta menyetubuhiku dengan ganas, kasar.

Aku menangis dan menjerit hanya bisa pasrah dengan mata terpejam karena takut melihat wajah Lelaki itu.

Bersambung ...

Akan lebih seru kelanjutannya dan lebih menegangkan.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku