Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah Membawa Petaka

Gairah Membawa Petaka

Virgoo

5.0
Komentar
1.3K
Penayangan
5
Bab

Mengandung konten 21+ Harap bijak menentukan bacaan... Jangan lupa mampir juga cerita pertama "Mertua Hiperseks" Zakia Ananta Arman, gadis remaja yang masih sangat polos dan tidak pernah mengenal apa itu jatuh cinta sebelumnya. Dia terpesona dengan ketampanan pemuda tampan yang merupakan putra dari kyai pengasuh pesantren dikingkungannya. Malam itu gadis yang cakap dipanggil Kia itu secara sengaja masuk ke dalam kamar pria yang sering di panggil Gus Beren oleh para santri. Kia memasukkan obat perangsang dan alkohol secara bersamaan pada teh yang disajikan oleh Santri dan akan di minum oleh Gus Beren. Alhasil, malam itu tanpa sadar Gus Beren menyetubuhi Kia yang bersembunyi dibalik tirai gorden kamarnya, saat Gus Beren tengah membersihkan badan di kamar mandi setelah acara pengangkatan pengasuh baru di adakan di pesantren yang di miliki abahnya. Hubungan satu malam itu berakhir duka bagi Kia. Ia tidak pernah menyangka bahwa dari hubungan itu ia akan mengandung anak dari Gus Beren, tapi sayangnya Gus Beren tidak mau bertanggung jawab atas anak itu. Karena bagaimana pun anak itu tetap akan bernasab pada ibunya, sebab ia hadir sebelum terjadinya Ijab Qobul pernikahan. Apalagi Kia baru mengetahui, jika Gus Beren sudah memilik istri yang di nikahi secara siri, karena saat ini istri Gus Beren masih melanjutkan pendidikannya di Mesir. Kia teringat akan perbuatan papanya Arman beberapa waktu yang lalu, ia membawa Cantika yang merupakan wanita selingkuhannya ke rumah dan melakukan perbuatan mesum di depan mamanya Arini. Mungkinkah yang terjadi saat ini merupakan balasan atas perbuatan Arman, yang telah menyakiti Arini. Bukan hanya itu, Arman juga sering melampiaskan amarah pada mamanya dan juga kakaknya Zoni saat mereka memberontak kelakuan Arman untuk bermain panas dengan Cantika. Kata-kata Kia terngiang begitu dalam pada ingatan Arman, yang menyiratkan kebencian dari seorang putri yang sangat ia sayangi. Arman tak pernah begitu menyesal atas perlakuannya dan perkataannya yang sering menyakiti Arini dan Zoni, tapi untuk Kia, dia benar-benar menyesal karena telah membuat putri kesayangannya itu kecewa dan berkata kasar padanya. Teringat pada masa lalu kelam tentang Rania yang harus mati akibat ulah Ayah Arman, ia takut hal itu terulang kembali pada Kia. Akankah Kia bisa mendapatkan keadilan serta tanggung jawab dari Gus Beren untuk anak yang dikandung? Sedang usianya saat ini masih belum cukup umur untuk melangsungkan pernikahan karena ia baru 9 SMP. Ataukah ia akan menjalani sisa-sisa hidup dengan karma yang telah papanya perbuat selama ini? Siapakah Rania, yang menyisakan luka begitu dalam bagi Arman?

Bab 1 Awal Perselingkuhan

"Apa yang kamu lakukan, Mas? Tega sekali kamu melakukan hal sekeji itu dengan wanita kotor ini, siapa dia? Kenapa kamu bawa dia kesini?"

Arini menangis histeris dengan penuh amarah, saat melihat suaminya melakukan hubungan terlarang di rumahnya sendiri. Yaitu di kamar yang penuh kenangan, akan cinta yang ia jalani selama ini bersama Arman. Pria yang dulu memintanya untuk menjadi istri kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi, apa yang Arman lakukan hari ini benar-benar membuat Arini sakit hati, pria yang begitu ia cinta berkhianat didepan matanya sendiri.

"Ah, nikmat sekali kejantananmu, Mas. Makin hari semakin membuatku ingin dimasukinya setiap saat, Argghhh....lebih cepat lagi, Mas." Cecar wanita yang saat ini Arman tunggangi. Arman semakin mempercepat gesekan penisnya pada vagina Cantika. Dengan penuh nafsu birahi keduanya.

Tak ada respon apapun dari Arman dan wanita yang ia tiduri saat ini. Yang ada hanyalah, mereka semakin menikmati permainan panas yang dipadu begitu dalam diantara keduanya. Arini tidak bisa berbuat apapun, karena Arman memiliki tempramen yang keras. Sekali saja ia melawan, maka Arman tidak akan segan untuk menyiksanya tanpa ampun.

Hari itu Arini harus menyaksikan perselingkuhan suaminya sendiri tepat didepan mata. Arini tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa pria yang selama ini begitu ia cintai akan berkhianat dan membawa wanita lain ke rumahnya.

"Sayang, kamu begitu sempurna. Dapat memuaskanku tanpa henti, tak seperti wanita yang berdiri diambang pintu itu." Ucap Arman pada wanita yang ia tunggangi sedari tadi, ia mengecup lembut bibir kemayu wanita yang telah ia bawa ke rumahnya.

Wanita itu tersenyum puas dengan ucapan Arman, ia merasa bangga karena telah berhasil memuaskan nafsu birahi laki-laki yang telah mejadi kekasih gelapnya selama ini. Ya, wanita itu sudah memiliki suami bahkan anak, sama halnya dengan Arman. Hanya saja, suami dari wanita itu tak pernah ada di rumah, karena bertugas di luar kota sebagai seorang tentara militer angkatan darat. Sehingga dia memilih untuk selingkuh dengan Arman, pria yang satu tahun lalu tidak sengaja ia kenal disebuah club malam, saat dia menghilangkan rasa jenuh dan bosan karena sudah dua tahun lamanya, sang suami tidak kunjung pulang.

"Harusnya kamu kunci dulu pintunya, Mas. Kalau begini, istrimu kan jadi tau kalau kita sedang ena-ena. Aku jadi malu tau!"

"Sudahlah, biarkan saja dia tau. Dia tidak akan berani macam-macam padamu, Sayang. Kamu tenang saja, dia tak akan berani memberontak. Lihat saja kalau dia sampai berani melakukan hal buruk pada wanita yang ku cintai. Kan ku pastikan hidupnya akan menderita."

Cantika semakin mengeratkan pelukannya pada Arman, karena pria itu lebih memilih dirinya dari pada istri sahnya Arini. Meskipun hubungan yang mereka jalin hanya sebatas teman tidur, dan bersenang-senang saja. Tapi keduanya saling menikmati hubungan terlarang yang mereka jalin selama ini.

"Mas, ku mohon suruh wanita ini pergi dari sini sekarang juga. Dan jangan pernah kamu bawa dia kesini lagi, aku tak sudi melihat wanita pelacur ini disini. Dan hentikan semua perbuatan kejimu ini, Mas." Bentak Arini yang sudah tidak tahan melihat perbuatan kedua manusia yang tanpa dosa itu berbuat mesum dihadapannya.

Arman dan Cantika menoleh kearah Arini secara bersamaan. Tersirat rasa marah atas bentakan yang keluar dari mulut Arini tadi. Arman segera turun dari atas tubuh Cantika dan memakai kemeja dan juga celana yang berserakan dilantai, akibat pergolakan yang terjadi. Mereka berdua secara sembarang melempar pakaian mereka masing-masing keberbagai arah, hingga berserakan dimana-mana.

Begitu pula dengan Cantika, ia mengambil selimut dan menutupi tubuhnya yang tengah telanjang bulat dengan selimut yang terkapar diatas kasur. Tempat dia bermain panas tadi dengan Arman.

Meski dengan keadaan baju yang dipakai secara asal, Arman menghampiri Arini yang masih berdiri memantung diambang pintu. Ia tetap menangis mengingat kejadian yang baru saja ia saksikan. Persetubuhan suaminya sendiri dengan wanita yang sama sekali tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Arini sangat terpukul dan sakit hati atas apa yang telah diperbuat keduanya.

"Heh, berani sekali kamu membentakku, hah! Mau melawan aku, iya? Seharusnya kamu berkaca, kamu itu sudah tidak menarik lagi. Sudah tidak bisa membuat birahiku bangkit sama sekali. Sadar diri, kamu tidak lebih dari seonggok sampah saat ini dimataku, Arini." Hardik Arman pada Arini. Arman juga menarik rambut Arini kebelakang, hingga ia pun mengerang kesakitan.

"Arrghhhhhhhhh... Lepaskan aku, Mas. Tega kamu menghianatiku, yang selama ini selalu mengurus dan merawat kamu juga anak-anakmu. Dimana hati nurani kamu, Mas. Sadarlah, Mas. Jangan berbuat seperti ini, kamu memiliki anak perempuan yang nantinya juga akan bersuami, apakah kamu tega melihat anakmu diperlakukan seperti ini juga oleh suaminya?" Cecar Arini yang masih tetap mencoba melepaskan genggaman Arman pada rambutnya.

Hal itu tidak membuat Arman terpengaruh. Yang jelas Arman tidak pernah berfikir jika perbuatannya akan berpengaruh apapun pada putrinya Kia, putri bungsunya dan satu-satunya anak perempuan yang ia miliki. Anak perempuan yang selalu ia manjakan, selalu disanyangi, dan tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar darinya.

"Dengar, Arini. Jangan bawa-bawa nama Kia untuk bisa lepas dari kemarahanku padamu. Sudah sering kali aku mengatakan dan membuat pelajaran padamu, tapi kamu malah berani melawanku hari ini." Pekik Arman yang semakin kencang menarik rambut Arini, hingga ia terus meronta. "Dan satu lagi, jangan pernah berkata kotor tentang Cantika. Dia itu wanita pujaanku, wanita yang bisa memberikan apa yang aku mau. Tidak seperti kamu, yang sudah tidak layak pakai ini."

Tanpa belas kasihan Arman mendorong tubuh Arini. Sekali dorongan Arini langsung jatuh tersungkur kelantai dengan begitu keras, Cantika tersenyum penuh kemenangan. Karena pria yang ia kencani selama ini lebih membela dirinya dari pada istrinya sendiri. Ia tidak merasa menyesal sama sekali telah melayani Arman, yang ada hanyalah dia juga sama-sama menyukai pelayanan dari Arman.

Jauh dari suami bukanlah hal yang menyedihkan bagi Cantika. Karena yang ia butuhkan dari suaminya hanyalah uang, urusan ranjang ada Arman yang senantiasa membuatnya terpuaskan setiap saat. Dua sejoli ini memang sangat serasai, sama-sama tidak pernah bersyukur dengan pasangannya masing-masing.

Setiap hari Arman dan Cantika selalu menuntaskan hasrat mereka masing-masing. Hanya saja hari ini, Cantika meminta Arman untuk melakukannya di rumah yang ia tempati bersama keluarganya. Dengan alasan sebagai pembuktian jika Arman lebih menyukai Cantika dari pada istrinya. Biasanya mereka akan melakukan perbuatan mesum mereka di rumah Cantika, rumah yang dibangunkan oleh suaminya dan dibangun dengan kerja keras suaminya selama melakukan tugas diluar kota. Sayangnya, sang suami tidak pernah tau jika Cantika berselingkuh dibelakangnya. Cantika memiliki seorang anak perempuan yang usianya mungkin sama dengan Kia. Putri bungsu Arman dan Arini. Dia adalah Humaira, putri semata wayang Cantika. Namun anak perempuan Cantika itu tidak berani untuk mengadukan perbuatan ibunya pada sang Ayah. Cantika secara keras menekan Humaira untuk tutup mulut, dengan mengancan tidak akan memberikan uang saku serta membiayai sekolahnya hingga tuntas.

Di usia anak Cantika yang sudah menginjak remaja, dia memilih untuk tinggal di pesantren. Dari pada terus-menerus melihat kelakuan ibunya yang setiap hari berbuat zina dengan Arman. Cantika merasa senang, karena Humaira lebih memilih tinggal dipesantren dari pada dengannya. Dengan begitu, dia bebas membawa Arman kapapun ia mau, tanpa merasa khawatir suaminya akan tau tentang perselingkuhannya dengan Arman.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Virgoo

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku