Pras adalah seorang pria yang menyia-nyiakan cinta tulus sang istri hanya demi wanita masa lalunya yang adalah cinta pertama baginya. Ia pun menikah dengan alasannya adalah karena keduanya memiliki nama panggilan yang sama, yaitu sama-sama dipanggil dengan nama May. Mayang yang adalah cinta pertamanya dan Humayra yang adalah Ibu dari anaknya. Berkat Mayang, Humayra terusir dari istananya sendiri. Namun ternyata kedok Mayang terbongkar sudah setelah beberapa waktu kemudian. Dia hanyalah wanita ular. Pras pun menyesal, namun apa mau dikata karena Humayra ternyata menolak untuk kembali kepada Pras yang telah mengusirnya demi Mayang. Merasa egonya tertantang, Pras pun memaksakan dirinya pada Humayra yang justru membuat mereka kian menjauh. Humayra pun menghilang tanpa jejak. Meninggalkan Pras yang jatuh depresi sendirian. Takdir membawanya bertemu dengan seorang Psikolog yang akhirnya Pras nikahi hanya karena pelarian. Sikap Dokter Aulina yang welas asih hampir serupa dengan sifat Humayra dulunya. Tahun berlalu hingga akhirnya Humayra kembali menampakkan dirinya. Akankah Pras berusaha mendapatkan kembali hati Humayra yang masih ia cintai atau tetap bertahan disisi Aulina yang kini tengah mengandung anaknya?
Pras berdiri berkacak pinggang dengan memancarkan aura penuh kemarahan yang memuncak. Bahkan wanita yang sedang berada diatas teras rumah pastinya mampu merasakan aura ketidaksukaan dari Pras yang merupakan suaminya ini. Pras melihat jika istrinya, Mayra hanya berdiri terpaku tanpa sanggup barang bergeser sesenti pun karena terpana dengan kehadiran suaminya yang tiba-tiba muncul dan memergoki kelakuan Mayra. Kelakuan yang sama yang Mayra lakukan untuk kedua kalinya, dan ini adalah hal yang cukup fatal!
Membawa pulang lelaki lain ke rumah mereka.
"Bagus yaa... kamu malah memasukkan seorang pria saat suamimu ini sibuk berjibaku mengurus usaha dan menjaga orang tua yang sedang terkapar di rumah sakit," teriak Pras keras saat ia mendapati istri pertamanya lagi-lagi pulang dengan seorang lelaki kaya yang perlente.
Dalam kacamata Pras, entah sejak kapan Mayra ini malah mengenal pria-pria kelas atas. Mulai dari si Juan, pemilik sebuah showroom mobil dimana Pras membelikan sebuah mobil keluaran terbaru untuk istri keduanya. Yaa Pras memang sudah memiliki istri kedua.
Lalu si Mister bule yang sudah membelanjakan anak dan istri pertama Pras begitu banyak barang branded yang tak mampu dibelikan oleh Pras meski dengan penghasilannya selama satu tahun penuh.
Dan sekarang seorang lelaki semacam Oppa Korea yang wajahnya paling tampan diantara yang lainnya malah langsung dengan beraninya mendatangi rumah mereka. Apa yang sudah Mayra dan pria asing ini lakukan sebenarnya. Tapi seingat Pras, kunci rumah ini ialah yang memegangnya. Istri pertama Pras, yaitu Mayra, tidak lagi diperkenankan memegang kunci rumah semenjak Pras memiliki istri kedua.
"Mas, dia adalah temanku yang mengantarku pulang." timpal Mayra menjawab ucapan Pras.
"Janganlah kau berkelit lagi. Aku sudah muak dengan tingkahmu yang dikelilingi oleh banyak pria. Sudah aku katakan aku tak suka jika kau kembali pulang dengan seorang lelaki. Dan ini sudah yang kedua kalinya kau lakukan. Persetan dengan ucapanmu yang mengatakan jika pria itu adalah teman yang sudah berbaik hati mengantarkanmu pulang ke rumah," tunjuk Pras pada pria yang nampak santai-santai saja.
"Tapi aku memang tidak menjalin hubungan dengan pria manapun, Mas. Kami hanya sebatas rekan kerja lama dan teman saja sekarang, tidak lebih. Mas, tidakkah kau ingat jika beliau ini adalah Bossku dulu saat aku masih bekerja di kantor sewaktu belum melahirkan putra kita, Dirga?" kilah Mayra membuat Pras menoleh lagi ke arah pria asing tadi.
Pras pun berusaha mengingat-ingat, dan memang benar kalau pria ini adalah Bossnya Mayra dulu. Mereka memang pernah beberapa kali bertemu dulunya. Tapi Pras nampak tak peduli. Tak mungkin seorang Boss mau-maunya mengantarkan mantan karyawannya pulang begitu saja jika memang tidak ada yang istimewa diantara mereka, pikir Pras.
"Aku tak percaya lagi padamu, Mayra. Ingat jika ini adalah kedua kalinya kau melanggar apa yang sudah aku peringatkan padamu sebelumnya," dengan menggelegar Pras berkata sementara kakinya sendiri masih berpijak didepan gerbang rumahnya.
"Tolonglah, Mas. Jangan salah paham dulu. Dia ini Pak Anggara. Dia atasanku dulu di kantor, tak mungkin juga kau tak mengingatnya. Bukankah sudah beberapa kali kalian bertemu dulunya? Dan beliau ini hanya mengantarku pulang saja," Mayra tetap membela dirinya yang sebenarnya tetaplah dalam posisi yang salah.
Bagaimanapun seorang wanita baik-baik yang masih sah menjadi istri seseorang tak mungkin mau diantarkan oleh pria asing begitu saja jika bukan karena mendesak. Dan ini bukanlah tipikal seorang Mayra sama sekali.
"Lalu apa maksudmu dengan pergi berduaan saja dengannya, hah?!" bentak Pras lagi membuat Mayra terperanjat kaget.
Seumur-umur Pras memang tak pernah membentak Mayra. Ini adalah untuk yang pertama kalinya terjadi hingga Mayra berjingkat kaget begitu. Entah mengapa akhir-akhir ini Pras sering sekali emosi melihat wajah istri pertamanya yang selalu sendu. Padahal sebelumnya Mayra selalu menyambut Pras dengan ceria. Tubuhnya juga sudah kurus kering tak lagi menarik seperti istri kedua Pras yang memiliki body goal layaknya gitar Spanyol.
Pras pun mengakui jika kemurungan istri pertamanya itu memang terjadi sejak Pras mengabarinya jika ia telah menikahi kembali mantan kekasihnya yang baru ditemui kembali setelah sekian tahun lamanya mereka terpisah. Bagi Pras, tak ada salahnya jika dirinya yang memang seorang pria yang sudah mapan memiliki istri lebih dari satu. Lagipula Pras memang sangat mencintai istri keduanya, Mayang, cinta pertamanya dulu. Bahkan cintanya pada Mayang melebihi cintanya pada Mayra.
Dan sebagai istri sholehah yang mengenakan jilbab, seharusnya Mayra pun bisa menerima Pras yang berpoligami sesuai syariat, bukan? Pikir Pras egois.
"Ma-Maafkan aku, ini memang salahku tapi aku gak ada niatan apapun, Mas, sungguh ... Aku hanya diantarkan pulang saja," ucap Mayra lagi yang memang menyadari kesalahannya tapi tetap saja berkilah.
"Sebentar, mohon untuk berpikir dengan lebih jernih, Pak. Ini murni saya yang hanya mengantar istri Bapak pulang. Tolong selesaikan dengan baik-bak. Itu saja, dan saya mohon pamit." ucap si pria perlente itu tiba-tiba dengan nada datar dan dingin.
Ia seolah tak terima jika dikatakan sebagai lelaki yang mengantarkan pulang istri orang lain. Padahal kenyataannya memang begitu, kan ... Ada niatan tertentu didalam hatinya yang tidak satu orangpun yang tahu selain dirinya sendiri dan Tuhan.
"Jangan dibolehin pergi dulu, Pras!!" cegah istri kedua Pras, Mayang, tiba-tiba.
Sekilas Pras pun melihat tatapan tak suka dilakukan Mayra kepada Mayang. Tapi memang adalah suatu hal yang wajar seorang istri pertama tidak menyukai kehadiran istri kedua yang tiba-tiba begini. Tapi Pras tetap berharap jika semuanya akan baik-baik saja. Pras tetap ingin kedua istriku hidup rukun kedepannya.
"Apa maksudmu, May?" tanya Pras pada istri keduanya.
Pras akui dalam hatinya jika dulu ia menikahi Mayra karena teringat dengan panggilan yang sama dengan Mayang. Sama-sama memiliki panggilan May. Satu Mayang, cinta pertamanya. Satu lagi Mayra, ibu dari anaknya, Dirga.
"Emmhh ... jangan percaya kalau si Mas ganteng ini adalah bosnya si Mayra. Sebenarnya dia emmhh ... emmhh ... adalah selingkuhannya! Yaa mereka berselingkuh, Pras!" tunjuk Mayang pada Mayra dan si pria itu bergantian.
"Jangan ngawur kamu, lampir!" tukas Mayra yang merasa tak terima pada ucapan Mayang.
Ia sampai melangkahkan kakinya turun dari teras dan hendak mendekati Pras demi membela pria itu.
"Lihatlah, Pras!" ucap Mayang sambil menyodorkan ponsel mahalnya ke arah Pras.
Entah apa yang dilihat Pras dari ponsel Mayang yang nampaknya baru itu hingga ia menampakkan raut terkejut yang begitu kentara. Yang jelas Mayang kini tersenyum devil dengan rasa percaya diri seolah menang besar dari sebuah perlombaan. Sementara mata Pras membola melihat apa yang ditunjukkan tadi oleh Mayang. Langkah kaki Mayra yang hendak mendekati Pras pun terhenti mana kala perintah dari suaminya mengudara ...
"Berhenti di situ, Humayra!" bentak Pras dengan mata merah dan menatap lekat Mayra lalu melihat ke arah si pria asing tadi juga.
Mayra nampak terhenyak saat mendengar suaminya memanggil namanya dengan lengkap. Dimana itu artinya jika Pras tidak sedang dalam mode main-main, alias sangat serius. Mayra yang menghentikan langkahnya hanya mampu diam terpaku, padahal jarak diantara mereka tak lebih dari 2 meter saja. Namun entah mengapa rasanya bagi Mayra, kini suaminya sudah tak sanggup untuk digapainya lagi. Pras kini sudah terlampau begitu jauh dari jangkauan Mayra.
"Apa kau benar-benar bermain api di belakangku bersamanya?" tanya Pras lagi memastikan pada Mayra sembari telunjuknya mengarah pada si pria asing.
Sontak Mayra pun hanya menggelengkan kepalanya saja karena suaranya seolah sudah tercekat begitu saja di tenggorokan.
"Kau masih berkelit dengan bukti yang sudah terpampang nyata begini?" bentak Pras lagi pada Mayra.
"Bukti apa, Mas?" cicit Mayra dengan suara lirih.
"Bukti jika kau semalam bersama pria yang berdiri angkuh disana itu, tuh ..." ucap Mayang yang memang memanasi.
"Mayang, tolong jangan ikut campur, bukannya kau pun..." ucapan Mayra terpotong kembali oleh Mayang yang menutupi sendiri kebusukannya didepan Pras.
"Ahh jangan ngeles, kamu!" ucap Mayang melunak.
"Lihatlah video ini!" sambung Mayang pada Mayra sambil menyodorkan ponsel yang sedari tadi dipegang erat oleh Pras.
Mata Mayra pun ikut membola saat melihat potongan video yang menampilkan adegan dimana dirinya seolah sedang berpelukan mesra dengan si pria tadi yang mengantarkannya pulang, yaitu Tuan Anggara. Padahal kejadian sebenarnya tidaklah demikian. Ini adalah kejadian dimana semalam Mayra hampir saja oleng karena tertubruk seorang waiter restoran. Tapi dari cuplikan tadi seolah Mayra dan Anggara memang berpelukan dengan sengaja.
"Kau berpelukan dengannya ... Belum lagi foto-foto lainnya ..." ucap si lampir lagi.
Dia memperlihatkan beberapa foto yang diambil ketika Mayra bersama dengan Dirga dan Anggara saat di kolam renang. Mayra pun sangat tahu dengan foto tersebut karena Rion, personal assistant Anggara pun mengirimkan juga kepadanya. Tapi dari foto yang Mayang tampilkan tak ada Dirga disana. Semakin menunjukkan jika Mayra memang ada hubungan khusus dengan Anggara.
"I-Ini tak seperti yang dibayangkan, Mas. Ini hanya cuplikan video yang dipotong. Kejadian lengkapnya tidak seperti itu. Lalu ... lalu foto-foto ini hanya editan semata Mas. Disini itu ada Dirga pula, Mas diantara kami. Kenapa di foto si lampir malah tak nampak ada Dirga. Aku punya foto-foto aslinya. Sebentar, Mas ..." ucap Mayra sambil mengacak isi tasnya mencari-cari ponsel dengan tangan yang sudah bergetar hebat.
"Hentikan, Mayra. Sudah cukup. Aku tak butuh pembelaan diri darimu. Aku sudah tak percaya lagi padamu. Humayra Salsabila, aku talak kamu detik ini juga!" gelegar Pras mengucapkan kata pemutusan ikatan pernikahan diantara dirinya dan Mayra.
Bola mata Mayra berkaca seketika. Menatap tak percaya pada suaminya yang begitu ia cintai. Pras adalah cinta pertama bagi Mayra. Enam tahun pernikahan mereka berakhir begitu saja hanya karena sebuah foto editan. Padahal Mayra sudah berniat mempertahankan pernikahannya meskipun Pras telah menikah lagi dengan wanita lain.
"Setipis inikah kepercayaanmu kepadaku, Mas?" tanya Mayra lirih dengan tatapan terluka.