icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
I Hear(t) You

I Hear(t) You

icon

Bab 1 Kamu Gumi

Jumlah Kata:1080    |    Dirilis Pada: 08/12/2022

setelah bergelut sendiri di tengah hingar bingar malam ibukota, aku membuktikan kebe

ng sudah lelap di balik selimut tebal, tidak lebih dari pukul delapan malam.

ngan suami yang terus saja menumpuk utang demi menggapai impian. Mimpi jadi pengusaha kaya raya yang sepertinya hanya se

karena terus-menerus didatangi para penagih utang. Sama persis de

dak mungkin kalau terus mengharap pemberian dari orang lain. Menggelar tikar di terminal dekat kontrakan, a

m hari? Aku menggelar tikar kecil selepas magrib dan selalu pulang di atas pukul

hingga siang hari setelah Alma berangkat sekolah, aku masih bisa

i besar dengan pakaian serba hitam, l

ana, Om? Tolong, jan

a itu. Termos, tikar, dan barang dagangan berserakan di atas tanah. Pria i

ng terus datang menagih ke kontrakan. Mereka seolah menjadikan ak

," ratapku dengan

ia lagi menunggu di sana. Para renternir yang selama ini datang

Jadi, digenapin aja di delapan ratus juta. Kami beri waktu tiga hari. Kamu harus bisa bayar lunas. Kalau tida

enunduk. Dari mana aku bisa mendapatkan uang seban

. Terserah!" teriak salah satu pria di sana sa

ri!" teriak pria lain yang kemudian melayangk

ngsung memukuliku. Mereka memukul tan

i terluka!" teriak

mereka meninggalkan tubuhku yang babak belu

lah satu pria terdengar sedang berbicara dengan seseorang via telepon s

a aman, tidak kami puku

mbahas itu? Kucoba untuk bergerak, tetapi tid

ara pria, mulai

pat membayangkan hal yang lebih menyeramkan diband

berusaha untuk duduk. Celaka! Dari mana aku bisa dapat uang sebanyak itu untuk

ir itu. Aku memunguti barang-barang yang berserakan, baru kembali ke kontrakan. Untungnya, dini

n agar Alma tidak sampai terbangun. Kupandangi wajah polos Alma yang baru

nderitaan ini. Kamu jangan, Alma.

amat letih. Dalam kondisi seperti ini, tidur menjadi salah satu pelarian yang paling mudah serta palin

an single yang terhampar di kontrakan sempit berukuran tiga kali tiga meter. Kamar

pa?" Alma menatap kha

awuran antar kelompok punk di dekat terminal dan aku jadi terkena dampaknya. Sudah risi

di depan gang. Ngantuk banget soalnya." Aku berusaha

ah ngijinin aku untuk ngebantu." Alma memegang daguku

inal. Terminal bukan kawasan aman untuk gadis kecil

sana. Nanti telat, lho." Kudorong pelan tubuh Alma agar

arapan di istirahat pertama, sekitar pukul setengah

tiga jam tadi pagi. Ditambah lagi, badan rasan

rmi

ahkan diri. Lelaki berusia sekitar empat puluhan tahun dengan se

Gumi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka