icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

I Hear(t) You

Bab 4 Jingga Beradu Nila

Jumlah Kata:1042    |    Dirilis Pada: 08/12/2022

laju bersama waktu. Angkasa terus saja menggilas, mengubah dari kata kini menjadi tadi, dari hari ini menjadi kemarin. Senja seperti

menunduk ragu ketika harus berpisah dengan kekasih tercinta. Tiba masa mengucap selamat tinggal, tetapi engg

u untuk Sidney. Pria tampan itu bahkan sudah memikirkan cara kematian paling aman untuk ... jantungku. Semu

Dia hanya tersenyum ketika aku menanyakan hal itu tadi siang. Bagiku, dia seper

usasaan kami. Ya, aku dan Sidney. Masalahku bisa langsung

ada masalah?" Alm

tangan Alma. Kami duduk di teras kon

kejar mimpi kita untuk bisa jadi sarjana, ya. Setidakn

n depan semoga Kakak bisa kerja sambil kul

Dewangga tidak akan melanggar janji. Dia akan merawatmu. Aku hanya bisa m

gi, apa kamu aka

nggalin Alma. Alma sudah nggak punya siapa-siapa lagi selain Kak

mana. Kakak akan sela

nggu janji untuk segera dipetik. Sukmaku akan bergelayut manja pada ranting dan dahan pohon besar yang menjadi tumpu bagi segenap harap. Ruhku akan menopang kelopak hijau yang

erutama bagi Alma. Satu orang mati, jelas jauh lebih baik daripada

rena tak kuasa menahan kantuk. Aku masih terus memandangin

perjumpaan terakhir kami. Aku sedikit merasa bersalah karena harus meninggalkan dia sendirian

nih. Kakak nggak biasanya, deh, kayak gini."

mpe, kesukaan kamu." Aku membalikkan badan Alma dan mendorongnya hingga ke teras kontra

n Alma. Selamat tinggal, ad

embilan. Di dalam mobil, kuserahkan KTP yang baru jadi beberapa b

n baik," tegas Om Dewangga. "Utang

. Dia bukan orang jahat. Aku tahu itu. Dia melakukan semua ini demi Sidney. Begitu besar kasih Om Dewa

Karena itulah, aku jadi lebih ikhlas menyerahkan jan

nnya. Yang jelas, biaya hidup dan semua biaya pendidikan Alma akan saya tanggung sampai dia lulus pasca sarjana sebagai ucapan terima kasih kami.

Om," jawabku singkat s

sama kamu, Gumi. Saya benar-benar

m tenang saja." Aku melem

halus yang tertambat di mesin pemintal. Hari yang cuku

itu mobil memasuki tempat parkir rumah s

a segera melakukan transplantasi. Tentu saja, dokter tampan itu tid

an aku menyeberang sembarangan dan terjatuh tepat di roda depan. Kebetulan Om D

ama, jantung yang tetap terjaga dengan baik akan segera dipindahkan ke r

?" bisik Om Dewangga,

siap

mera ponsel telah dinyalakan. Dari kejauhan, truk dengan p

a aku menjatuhkan tubuh. Perhitungan tepat! Dada b

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka