I Hear(t) You
laju bersama waktu. Angkasa terus saja menggilas, mengubah dari kata kini menjadi tadi, dari hari ini menjadi kemarin. Senja seperti
menunduk ragu ketika harus berpisah dengan kekasih tercinta. Tiba masa mengucap selamat tinggal, tetapi engg
u untuk Sidney. Pria tampan itu bahkan sudah memikirkan cara kematian paling aman untuk ... jantungku. Semu
Dia hanya tersenyum ketika aku menanyakan hal itu tadi siang. Bagiku, dia seper
usasaan kami. Ya, aku dan Sidney. Masalahku bisa langsung
ada masalah?" Alm
tangan Alma. Kami duduk di teras kon
kejar mimpi kita untuk bisa jadi sarjana, ya. Setidakn
n depan semoga Kakak bisa kerja sambil kul
Dewangga tidak akan melanggar janji. Dia akan merawatmu. Aku hanya bisa m
gi, apa kamu aka
nggalin Alma. Alma sudah nggak punya siapa-siapa lagi selain Kak
mana. Kakak akan sela
nggu janji untuk segera dipetik. Sukmaku akan bergelayut manja pada ranting dan dahan pohon besar yang menjadi tumpu bagi segenap harap. Ruhku akan menopang kelopak hijau yang
erutama bagi Alma. Satu orang mati, jelas jauh lebih baik daripada
rena tak kuasa menahan kantuk. Aku masih terus memandangin
perjumpaan terakhir kami. Aku sedikit merasa bersalah karena harus meninggalkan dia sendirian
nih. Kakak nggak biasanya, deh, kayak gini."
mpe, kesukaan kamu." Aku membalikkan badan Alma dan mendorongnya hingga ke teras kontra
n Alma. Selamat tinggal, ad
embilan. Di dalam mobil, kuserahkan KTP yang baru jadi beberapa b
n baik," tegas Om Dewangga. "Utang
. Dia bukan orang jahat. Aku tahu itu. Dia melakukan semua ini demi Sidney. Begitu besar kasih Om Dewa
Karena itulah, aku jadi lebih ikhlas menyerahkan jan
nnya. Yang jelas, biaya hidup dan semua biaya pendidikan Alma akan saya tanggung sampai dia lulus pasca sarjana sebagai ucapan terima kasih kami.
Om," jawabku singkat s
sama kamu, Gumi. Saya benar-benar
m tenang saja." Aku melem
halus yang tertambat di mesin pemintal. Hari yang cuku
itu mobil memasuki tempat parkir rumah s
a segera melakukan transplantasi. Tentu saja, dokter tampan itu tid
an aku menyeberang sembarangan dan terjatuh tepat di roda depan. Kebetulan Om D
ama, jantung yang tetap terjaga dengan baik akan segera dipindahkan ke r
?" bisik Om Dewangga,
siap
mera ponsel telah dinyalakan. Dari kejauhan, truk dengan p
a aku menjatuhkan tubuh. Perhitungan tepat! Dada b
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis