I Hear(t) You
mpilan lelaki dengan wajah indo di hadapanku itu. Jelas, dia bukan orang sembarangan. Dandanan rapi, leng
ontan, aku memanggil dia om. Lelaki setamp
ya Dewangga." Lelaki bertubuh ti
a dia adalah orang asing, aku malu dengan keadaan kontrakan yang sempit dan pengap. Apalagi
at lain saja, yuk. S
Aku juga malas kalau sampai ada omongan miring dari para tetangga kare
Aku masih
rlu kasih lihat KTP saya? Ini soal utang-utang aya
tahu soal ut
ampak menggelayut manja, sangat sedap dipandang mata. Benar-benar kontras dengan kulitnya yang pu
i depan gang, ya. Saya bawa Mercy hitam,"
erus menjauh. Batinku tak henti bertanya. Bagaimana dia bis
asih kaus oblong, tetapi tidak bolong-bolong seperti yang tadi kukenakan. Na
oleh Om Dewangga tadi. Apalagi, kaca belakang mobil sengaja dibiarkan terb
tah Om Dewangga
tu belakang di sisi kanan. Jantung mulai berdebar tid
n buruk yang tiba-tiba datang tanpa diundang. Wa
ya Om Dewangga lembut ketik
sambil menunduk. Dia ibarat mutiara,
ti itu. Biasa saja." Om
k bertanya. Aku hafal semua teman dekat Ayah. Jelas,
sudah sampai di tempat sa
emeluk diam dan merengkuh bungkam. Sesekali Om Dewangga memainkan ponsel di genggaman dan aku hanya men
rbincang dengan lebih nyaman. Sudah beranjak siang, jadi pengunjung juga tidak seramai tadi pagi. Om Dewan
i pendonor jantung di Rumah Sakit Detak Kita. Betul begitu?" Om De
k, Om bisa tahu?"
an kepada siapa pun, termasuk Alma. Apa dia ini titisan dewa seperti namanya? Atau jangan-jangan ... dia ini mala
. Dia itu dokter spesialis yang me
a dalam keadaan koma. Dia adalah anak semata wayang dari Om Dewangga. Sejak kecil, dia mema
lahan, dia pasti akan langsung dilarikan ke rumah sakit dan menginap selama beberapa hari di sana. Ruma
arus ditelan setiap hari. Bayangkan saja, belasan butir dalam satu kali minum. Padahal, dari
bersamaan pula, dia terus menggerus serta merusak ginjalnya sendiri. Cepat atau lambat
idak tahu harus berkata
at atau lambat, dia juga pasti akan mati. Hanya tinggal menghitung hari. Kalau tidak mati karena penyakit jantung, ya ginja
a koma dan harus segera mendapatkan donor jantung. Kalau tidak, mungkin
Terra sudah melakukan tes dan jantungmu memang cocok untu
n serangkaian uji kecocokan, baik itu dari golongan darah, antibodi maupun ukuran jantun
asih tidak mengerti arah
onorkan jantung, bukan?"
serius," jawa
segera lakukan transplantasi," s
g kalau sudah meninggal, kan? Atau ... O