icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

I Hear(t) You

Bab 9 Anak Angkat

Jumlah Kata:1044    |    Dirilis Pada: 09/12/2022

terang benderang. Dadaku t

entar, Mama panggilkan dokter." Mama bur

ngat dingin terasa membanjiri seluruh wajah. Celakanya, tubuh terasa kaku. Dagin

ruangan. Mataku masih tetap membelalak, menahan nyeri yang teramat sangat

a dia ke ru

kin sekali. Suara tangisan Mam

r-benar kaku meski mata terus membelalak. Bahkan

etapi kemungkinan Dokter Terra, mengusap kedua mataku dengan telapak tangannya. Ah, syukurlah. Tangan itu

u beberapa alat sepertinya mereka tempelkan di bagian dada. Uj

selamatanku pada orang-orang ini. Apa aku akan mati setelah melakukan transplantasi? Dari yang aku baca dulu

ntu pernapasan. Aku bisa merasakannya. Benda yang kini mengurung hidungku ini mengeluarkan semacam gas, terasa sejuk

ampai lengah." Dokter Terra menjela

baru. Namun, kalau tidak segera ditangani, bisa berbahay bagi pasien. Begitu yang aku dengar dari penjelas

pai terlambat waktunya. Harus sesuai dengan yang sudah saya tentukan," ucap

. Aku bisa mendengar langkah berderap yang keluar beriringan. Tak lama setelahnya, suar

Sidney selalu memb

begini? Sialan! Pasti ulah

jiwaku. Sidney yang selalu tegar dan keras hati, sekarang berubah jadi lembek seperti ke

ma pasti turuti asalkan kamu sehat, Sayang. Kamu anak kami satu

t-ikutan melow. Sudah cukup aku menghadapi jantung

t nyata. Kalau itu nyata, jelas tidak mungkin. Aku masih di sini, di rumah sakit. Ap

rtidur saja. Siapa tahu, nanti aku bi

rsenyum lebar begitu aku membuka ma

Susah sekali bibir ini digerakkan

mu dipindahkan ke sini. Kamu

ak bertemu dengan sosok gadis itu lagi. Padahal, empat jam adalah waktu yang lumayan panjang. K

atau minum?" Mama b

apa, Ma?" ta

Kamu mau yang mana?" M

r saja

erlalu kesakitan. Untung saja masih diinfus. Kalau tidak, pasti aku akan disibukkan

psi anak SMP. Biar kamu ada temannya, gitu,"

aku kunyah dan telan buah anggur

P buat jadi teman aku? Alasan

knya selisih satu tahun dari akulah, Ma! Kedua, telat banget, baru sekarang ado

i Papa. Sayangnya, duduk saja aku tak mampu

ma kakaknya saja, Sayang. Beberapa hari yang lalu, kakak dia kecelakaan dan meninggal dunia. Makanya, Papa

" celetukku ketus. "Bisa saja, itu anak

ku dengan jari telunjuknya. Dia lantas menjelaskan kalau kecelakaan itu t

ri sanalah, Papa jadi tahu kalau gadis yang kecelakaan itu hanya punya seorang adik yang masih SMP. Tidak

gakan. Semua terkesan direncana. Ini sep

rra kalau kamu masih nggak

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka