Hatiku menginginkanmu, tapi Hidupku, untuk Membunuhmu
terjebak masuk kedalam arus yang semakin bes
edu dan tersungkur di
, tidak kuduga aku menangis sampai tertidur di balkon,
yang bergetar, perutku k
a tampak mengerikan, tak ada pergerakan ataupun suar
ti ini, selalu ada kaka
mempengaruhi diriku. Saat dia tidak di s
kata. 'Aku sungguh tak ber
tadi katakan. "Keinginan terbesar?" Aku tidak
ah ini, seharusnya bisa di tinggali oleh satu kelu
erusak karpet bulu berwarna putih yang terpasang di lantai
. Pikiranku kembali melayang, jika aku yang tengah berada di
i untuk menjadi kuat, dan meneba
rah, berusaha mencari keberadaan d
aku tersandung dan terjatuh berkali kali hanya unt
asi dan mengingat tatanan apartmen ini saat aku pertama kali mema
elihat kesekitar dimana letak saklar listrik. D
ki keadaan sekitar masih gelap gulita,
etika terang, ku tekan saklar lainnya yang terlihat oleh mataku, kini semua ruangan pun telah terang, aku melangk
a untuk mengisi perutku
usunan botol botol anggur di tembok yang m
keranjang dan roti juga
a makan tersebut dan me
a hanya mengenakan miniset dan celana dalam pun mencari
ikit kecil, dan hanya berisikan sebuah lemari baju sig
engan pantry, mungkin ini k
aknya ruang belajar, dimana banyak susunan buku-buku di lemari kayu, jug
kamar yang terlihat cocok dengan ku. Ku buka lemari putih di
ini, ku buka pintu itu, isi ruangan benar-benar menakjubkan, hiasan
kan ruangan itu di kamar, hanya ada nakas-nakas, meja hias so
a, dan aku tanpa sengaja melihat sebuah tombol yang menarik perhatianku, ku te
bisa, karena lemari tersebut hany
i keluar dari ruangan yang jelas,
kamar yang tadi tempat aku mengenakan piyama. Ku Kunci p
hingga jantungku berdegub sangat tidak karuan, pandangan kej
u, bayang-bayang kejadian hari ini akan
, menghadapinya dengan berani, seperti yang kakak ku lakukan saat ini, d
ku, aku tidak boleh membuatnya sema
wanita itu inginkan dariku? Tebusan? Tidak mungkin, aku tidak memiliki siapapu
ku harus segera kelu
an tombol buka Kunci berkali-kali, dan status pintu tersebut juga telah terbuka, seharusnya han
meringsut di lantai, meratapi diri
*
ihan ku, aku tertidur di la
t mata mengantuk dan lelahku, samar-samar dapat terlihat
watkan hal itu dulu. Dan melanjutkan mengistirahatkan tubuhku
*
mbuat ia jauh dari kata baik-baik saja" ucap Dokter spesialis yang di h