My Fated Girl
n, ini bukan jaman siti nur
nya yang berdiri. Ayahnya tiba-tiba mengatur perjodohan dengan anak rekan b
a kamu itu sekarang sudah 24 tahun
25 tahun? Aku tahu alasan ayah menikahkan aku u
n istrinya yang keras kepala. Dan tebakan putrinya jug
lelaki yang tidak aku kenal. Maka siap-siap ayah akan kehilang
u ya
ernyit, meragukan
g dipikirkan ayah selama ini
kemudian dalam satu ta
a? Ayah tidak jadi melanjutkan perjodohan konyol ini?" Tany
uk
lak perjodohan ini. Kamu bisa pergi d
dengan jawaban tidak terduga ayahnya. R
tanya Rana memb
yakin kamu tetap memilih melanjutkan perjodohan ini, karena aya
erima mendengar tuduhan ayah
sal menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Hal itu pun tidak luput dari p
koper berukuran cukup besar, yang dibawanya d
yang ay
an kamu se
Jangan coba-coba cari aku! Kecuali kalau
idup tanpa semua ini?"
is
knya perlahan. Baru beberapa langkah R
an
nya yang kini berdiri "Ken
uk
ayah berikan. Ayah sita seluruh fasilitas itu" papar Pramono menyodor
terlepas. Lemas. Apa?! Sel
ru Rana t
ni kamu yang be
tas selempangnya mengambil kunci dan dompetnya. Membukanya, mengambil kartu kehidupann
erujar "Kamu masih yakin dengan
. Rana
g pergi meninggalkan ruang tamu menuju keluar tanp
menatap kepergian sang putri, menggelengkan
jang, mengambil sebuah figura foto disana. Wajah istrinya ya
i kamu, sayang. Keras kepala.
🍀
unakan untuk bersenang-senang. Rana mendengus, seharusnya ia sedikit menyisihkan uang hasil kerjanya untuk ditabung, tidak untuk dipakai semuanya. Ah, sudahlah nasi telah menjadi bubur. Ta
an pada Anna, tetapi sahabatnya itu sudah menikah sekarang. Jadi tidak mungkin ia mengerecoki sahabatnya dimalam hari. Dan Wanda, perempuan itu sedang pulang kampung. Dua teman kuliah yang ia hubungi juga satu tidak mengangkatnya, satunya sedan
gambil mobil dan segala macam isi di dompetnya. Dan membiarkan dirinya lontang lantung tidak jelas seperti
enyum dengan ide brilian yang barusan masuk dalam otak cantiknya.
wayangnya, penunggu dompet ia relakan untuk naik taxi malam ini. Karena jika berjalan, jarak
kondisi kantor dalam kondisi sepi. Se
tidak ada orang. Namun salah, bersamaan Rana mengec
malam-malam begi
ugup, niat hati ingin diam-dia
ncari alasan yang masuk akal
tor dan itu barang penting. Besok kantor kan libur,
tersenyum kemudian pamit, namun langkahnya kemba
di pos, dan neng nya ambil saja
ah pak, justru barang saya yang tert
an begitu lancar dan berakhir diizinkan masuk ke dalam kantor.
it Rana yang d
i kantornya bukan seperti rooftop terbengkalai dan menyeramkan. Justru kebalikanya, yang terurus dengan sangat baik, dan biasa digunakan u
ada orang, tetapi kini terasa lama. Tidak ambil pusing, sembari menunggu ia mengawasi sit
eketika melihat siapa yang ada di depannya saat in
Rana pelan yang ma
ralih pada barang yang berada di samping Rana, kopernya. Genggaman di handle kopernya semakin mengencang, bahkan
ngapain
🍀
B