My Fated Girl
ngga menutupi seluruh tubuhnya, dingin. Ia tidak tahu mengapa cuaca menjadi dingin pagi ini. Ia
tup pintu apartmentnya, menenteng sebuah kresek. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Sudah menjadi keseharian Aiden memang di waktu li
a, menyapa Pak Maman- satpam di apartmen
e pak, kuc
t. Lelaki itu biasa mulai melakukan kegiatan lari paginya saat matahari belum menampakkan sinarnya, sehingga ia bisa menghirup udara sebelum tercampur dengan asap k
*
empati, seketika matanya terbelalak menyadari dimana ia sekarang. Ia ingat bahwa ini
iangan" pekiknya ya
staga! Hanya karena dirinya datang bulan dan tidak memiliki kewajiban, ia malah bangun
a kenakan dan langsung berlari keluar kamar menuju ke kamar
, A
a ke area dapur. Namun ia teringat bahwa sebelumnya sudah menulis catatan berisi rasa terimakasihnya kepada Aiden yang mengiz
nt selain dirinya. Sepi. Ada kemungkinan bahwa lelaki itu masih bergulung diatas kasurnya, mengingat ini merupakan hari libur
eng yang semalam dirinya sembunyikan dari Aiden. Ia m
tu meletakkan sepiring nasi goreng sisanya d
s atau benar-benar Aiden buang? Tetapi memangnya lelaki itu mengetahuinya menyembunyikan nasi gor
segera keluar dari apartment Aiden. Masih dengan perasa
iu
perut lemah! Masih jam segini s
iu
uasa hari ini" p
masalahkan nasi goreng yang ingin ia makan sih? Padahal dengan A
inggalkan pelatara
lah selesai gym. Memang hari ini ia lebih cepat setengah jam dari pad
ya ke gelas. Sembari meneguk air mineralnya, sesekali Aid
a beralih menuju kama
en berkutat di dapur, ia kembali melihat pintu kamar tamu yang masih tertutup. Setelah menyiapkan sarapan, Aiden melangkah menuju livin
rimakasih melalui secarik kertas ini. Terimakasih sudah mengizinkan saya untuk menginap semalam, karena keb
tan
an
evisi, matanya beralih pada piring di hadapannya, ia menghela nafas
🍀
atuh. Yang pasti ia terus berjalan, berencana ke mansion Anna. Rana bisa saja kembali menghubungi Anna, sayang kebodohannya yang sepertinya memang mendarah daging. M
tinya sudah sekitar tiga ratus meter dirinya berjalan, entah berapa
gil seseorang di
n di trotoar jalan raya dengan meng
iapa yang memanggilnya. Dan senyumnya merekah saat melihat
sar sepuluh tahun berjalan m
a saat membalas
enyamakan tingginya dengan Bagas. Gadis itu
nan kayak gini? Janga
an Rana benar. Rana menghela
apa,
ari demam, uang dari kakak sudah k
ik mendengar pengakuan Bag
kont
it" ucap Rana cepat, tetapi di t
Untuk masalah Putri, kakak enggak usah khawatir. Putri i
da urusan. Dan jangan bilang begitu Bagas
akak bawa koper
ini- ini rencananya kakak mau menginap di rumah temen kakak
sering bantu kita, kita eng
dulu meninggalkan Bagas yang keras kepala "Yas
panggi
tanpa menoleh d
ada beberapa langkah di depannya. "Tunggu aku kak, kita b
ya, biar Bag
🍀
B