Ayo Cerai!
wanya ke ruangannya. Padahal tadi kata pria si
Masak makan siang di s
ak sadar Yuta tengah sibuk mengunci
r juga saya ini!" gemas Ara sambil menggaruk ke
itu dapati malah wajah mengerikan Yuta dengan senyum smirk-nya. Perl
tanya Ara tanpa s
di makan nasi, saya malah pengen makan kamu sekarang." Yuta menja
ya?!" tanya Ara
lah menabrak tembok ruangan. Pria itu mengungkung tubuh Ara dengan ke
pada. Mencoba melindungi dirinya sendiri
anzie. Saya jamin kamu bakal ke
tahuan pertanda bahaya. Dengan sekuat tenaga, didorongnya d
an!" teriak Ara sambil terus mencoba mend
l mungkin kalau diajak sama si Lintang kamu kayaknya mau," gumam
terpotong saat sebuah benda
p
ngannya dengan amarah menyala di netra cokelat terangnya. Lalu,
h .
a keras berikutnya ber
membuka kunci dan keluar. Yuta meringis sambi
n ini. Padahal apa kurangnya seorang Yuta? Dia tampan dan pasti
dahal Yuta cuma menciumnya da
kal saya bikin kamu bertekuk lutut sama saya
lak, ditonjok oleh tangan mu
*
a minim akhlak! Titisan Set*n!" maki Ara tida
. Sekaligus terpana juga sebenarnya karena meski tengah kelihatan marah
a? Ada masalah dengan siapa?" t
Lupa kalau di ruangan
kok. Saya kira tadi sendiri di sini, jadi k
cengengesan. Lintang menggeleng-gel
mangnya lagi ada masalah sam
ena tidak mau diajak bercinta dengan suaminya sendiri? Kan
a siapa-siapa kok."
Kelihatan sekali boho
akan di mana? Kok nggak saya lihat di kanti
enjawab kikuk. Dalam hati malah ingin berteriak 'nggak laper lagi saya
geli. "Ngapain aja kali
MI NGGAK NGAPA-NGAPAIN KOK!" jawab
n memecahkan tawa. Ara menutup pipinya yan
rkacamata itu dengan suara menggoda. Seolah tahu
ggak pernah ngapa-ngapain tadi,
, saya p
*
pacar entah kesekiannya di ruang tengah sambil menonton TV. Menggemelatukkan gigi sebal, perempuan itu s
gh
tepat mengenai
saya pulang dulu!" teriak Ara masih belum puas m
g dengan siapa. Mobil Yuta beserta pria itu sudah hilang entah kemana. Beruntung saja Lintang mau mengantar
ma Lintang. Males nunggu, seharusnya kamu yang nunggu saya!" jawab
eh emang ngobrol sih. Tapi 'kan ngobro
. Makannya belajar dari kesalahan, kalau sudah di ruang kerja itu jangan si
tnya memilih mengalah saja. Matanya sakit juga karena kelamaan melihat kemesraan
ah, mau
cegah Yuta membuat
reng lagi di dapur bentar
ini, mau mandi dulu terus makan." Ara mena
ah Yuta tegas membuat Ara mau tak mau
jawab Ara
i Yuta sambil tetap
kat bahu acuh. Sudah biasa dan sangat b
mbil mendumel tanpa henti. Tapi, begitu menemukan ide u
alasanku, Ma