icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ayo Cerai!

Bab 8 Demam

Jumlah Kata:1103    |    Dirilis Pada: 11/11/2022

lu!" titah Yuta de

andi. Perempuan itu beberapa menit kemudian keluar

Nanti saya ke sini lagi," pamit Yuta yang bah

k apa? Setelah memikirkan kalimat bodohn

nnya ngomong gitu tadi." Yuta mencoba memak

na senada, Yuta melangkah kembali menuju kamar Ara yang berada di sebelah kamarnya. Begitu masuk, hal pertama

berbasa-basi sambil masuk ke kamar Ara d

lirih dengan bibir masi

yang bersin. "Aish!" geram perempuan itu sa

t perempuan itu. Tapi, ia beru

mengambil sebuah jaket tebal berwarna hitam. Pria itu memil

lembut sambil mengusap-usap

m Ara jujur sambil merapat

n membangunkan Bi Sumi---pembantu baru mereka guna m

arang. Tak butuh waktu lama, Bi Sumi sudah masuk ke kamar Ara dengan

t dulu!" perintah Yuta memb

n itu memilih kembali berbaring. Yuta perlahan meremas kain yang tadi sudah

m Yuta kaget begitu mera

tapi perempuan itu masih terlihat menggigil kedinginan. Menemukan sebuah

tanya Yuta tidak terden

padanya dan memeluk Ara erat. Ara yang setengah sadar, begitu merasakan keh

egitu Ara tidak menolak pelukannya. Perempuan itu ter

irnya Yuta melakukan ini dengan tujuan membuat per

k saya kerja soalnya," gumam Ara masih se

arga Hanzie memang didominasi dengan kalimat 'Arabella si gila kerja', tapi Yuta

*

akit sekali. Bahkan untuk bangkit duduk saja, ke

elihat cahaya matahari yang masuk dari jendela kamar yang gordennya t

an sikat gigi. Karena kembali merasakan dingin setelah melepas jaketnya, Ara memilih mengambil sebuah s

egitu keluar kamar dan menemukan pria itu teng

a, hari liburnya di jum'at dan minggu,"

tengah sibuk memasak. Ara berdiri guna hendak membantu,

aan biar cepet sembuh, biar bisa masuk kerja lagi." Yuta menitah

" tanya Yuta menatap

hong. Yuta tahu itu tapi t

a dia malah merasa mual melihat makanan di mejanya. Padahal lauknya enak

" perintah Yuta yang dibala

aja." Ara berdiri dan ber

alah makanan kesukaan Ara semua. Tanpa sadar Yuta menggeram. Tidak menghargai

menyelesaikan sarapannya nanti, akan

*

panjang lebar yang telah direncanakannya malah tertelan begitu menemukan

saat menemukan bahu perempuan itu berget

pria itu segera mendekat dan menepuk bahu Ara pelan. Dia tidak

nangis? Kenapa?" t

ah Yuta dengan mata membulat. Mengalihkan pandangan d

ngis di depan Yuta begini?

nada paling lembut yang pernah Ara deng

uma pusing." Ara

tah Yuta sambil mendorong

akan sebuah pijatan di kepalanya, pe

kok saya baik." Yuta menyahut pede

adi. Wajah Yuta memang selalu kelihata

menggigit lidah guna menahan senyum. Lalu, ketika perasaan nyaman meli

Yuta telah merawatnya. Tapi, Ara tidak menem

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka