Istri Pertama Suamiku
swa terpandai. Begini saja sudah dibenci, apalagi rangking satu. Aku tidak bisa membayangkan perlak
ari mereka, membuat takjub banyak orang, mungkin itu yang terbaik. Mereka t
ng terjadi. Sebaik apa pun perlakuanku, akan dianggap tak berguna, tak dikenang. Kalau ka
iaya sekolah baru nantinya. Aku adalah anak yang sulit bergau
n ketapang. Ugh, aku jadi mengingat kisah wanita yang bunuh diri tergantung di dahan pohon mangga
engan selimut motif batik Solo itu aku memejamkan mata. Kebiasaanku sebelum tertidur adalah mengkhayal. Imajinasi apa
. Entah itu menjadi gadis cantik yang mempunyai kekuatan sihir. Mengalahkan dunia memberantas kejahatan yang dibuat kaum kegelapan. Lalu, dil
an, termasuk perlakuan Ria tadi siang. Sungguh, hatiku terasa berdenyut ketika mengingat it
aneh. Aku membuka mata karena takut melihat hantu atau jin, atau apa pun itu! Aku tak suka berhubungan
tok,
elimut. Sesekali mengintip karena agak penasaran. Aku mulai berpikir apa yang akan terjadi jika netra ini melihat sosok menyera
mungkin dia ke kamar sendirian. Ah, pikiranku mulai ke mana-mana. Jangan-jangan ha
uar kamar dan tidur bersama Alin. Namun, bergerak sedikit saja aku t
n sesuatu, pelan, tapi m
erasa ada tangan yang mengelus pelan pundakku. Karena merasa risi,
ng siapa a
eg
ndong yang ingin mencintaiku? Atau genderuwo berotak mesum yang suk
dia lancang menyentuh bibirku. Aku menjauh dan mengatur napas saking paniknya. Hawa s
kl
nya cahaya lampu
tidak tenang," katanya sema
k saling mengenal. "Perlu sekali menerima hadi
laknat seperti ini. Maunya apa? Hanya m
u telah menyinggung perasaannya? Aku bergeming cukup lama, hanya terdengar suar
sah karena keringat. Memperbaiki seprei dan selimut yang sudah lepas dari tempatnya. Lalu aku bangkit dan mematikan lampu. Ya, aku t
kh
enindih tubuhku. Wajahnya yang hancur tak lagi berbentuk. Suaranya
ama, Alin. Tanganku berusaha meraih Qura
, tak sanggup, aku me
rusaha melawan lagi. Cengkeraman makhluk itu membuat lenganku sakit. Tak bis
isa berbicara. Napas saja masih tersengal-sengal. Sungguh kebodo
duli! Siapa kamu, apa maumu,
amu," katanya memelas. Aku me
tak merasa ketakutan. Justru lucu dan geli melihatnya, ternyata begini hantu lokal.
iya. Sosok itu. Hei, ternyata kau pembuat masalah, aku jadi diejek teman-teman karena
Wajar, aku masih 14 tahun dan b
lut menahan tawa, dia lucu sekali. Aku menyebalkan? Me
Bola mata putih yang membuatku cukup terkejut, tapi tidak pingsan tentunya. Anggap saj
aja yang kegeeran," kataku sangat tenang.
tangannya. Leherku dicekik dan aku kalah dar
enuruti semua
*