Istri Pertama Suamiku
ya bahagia aku tak tahu sampai detik ini. Takdir seakan mengulur waktu agar ak
g seluruh peran dalam hidup dan menjalankan. Mereka semua hanya
reka yang aku terima. Kau boleh saja mengatakan aku bodoh dan lemah. Itu me
menghapus air mata dan se
g. Entah mau mencuci atau apa di sana aku nggak peduli. Jangan jadi anak malas!" perintah
tiba menyeletuk kasar sambil menjauhkan aku dari Ayah. Lelaki bertubuh kekar itu mendekati Mama
an!" bentak Ayah, Mama mulai terisak. Aku mendongak melihat air mata itu mengalir. Ayah menendang meja di depannya lalu pergi entah ke mana. Aku memeluk tub
Tuhan? Atau sebu
tempatku mengadu, tempatku berkeluh kesah? Di saat semua orang acuh tak acuh, datang ketika butuh, da
aku b
*
r, ada anak set
pertanda bahwa ia sedang gugup. Jalannya semakin dipercepat, wajah-wajah iba itu ha
ja masuk sekolah," kata remaja perempuan berpipi tirus itu sambil berlaga sombong. Ia melirik Ara
tu aja, mending jadi peternak sapi sana!" ujar
g," kata Ria sambil menyodorkan pel dan ember ke Ara. Ri
ku-bukunya terjatuh berceceran. Ara diam melihat ketiga remaja itu berlalu, ia
begitu." Sosok bertubuh tinggi berada di samping
ah Kakak balas perbuatan dia," lanjutnya membungkuk dan mengambil buku-buku tadi. Ara ikut member
nggak bisa melaw
apapun alasannya perundungan itu salah. Pembully dan korban bully bakal dapat efek te
!" Kakak kelas itu menyerahkan buku yang tadi ia bereskan. Dalam hatinya ia meng
*
mengucapkan salam, setelah sebelumnya bertan
u mempersilakan. Aku melepas sepatu dan masuk
nap
bisa membantu," jawabku gugup. Ibu Tyas hanya mengangguk pelan lalu kembali me
i, tips belajar efektif dan efisien, tips jitu mengaran
, bukan ini yang aku maksud. Ibu
ata siswa di sini keluhannya sama. Itu-itu aja," lanjutnya. Oh, aku semaki
-kaca. Ia mengangkat kepalanya dengan ekspresi datar. Wajah menor dan jilbab yang tak beraturan
h hidup 40 tahun? Paling masalah cinta-cintaan. Dasar remaja zaman sekarang!" katanya kembali menyudutkan. Setidaknya dengar
Apa begitu etika guru BK sebenarnya? Masalahku tak bisa dipukul rata. Aku tidak mengerti tentang cinta apalagi
u'alaikum ...," kataku sambil berusaha meredam emosi. Ia hanya melirikku sedetik, lalu l
botol minuman. Menghela napas panjang, mengucap asma Allah, dan kembali bangkit. Aku meliha
nggol bahuku. Ia melirikku
ama anak pembawa sial tad
isa membicarakanku. Tidak ada perlawanan selagi kesabaranku masi
ku ketabahan," ucapku di suatu malam, ketika han
hit ini. Rindu masa-masa kecil yang bahagia. Ketika tangisku hanya karena merengek ingin perm
*
engek gadis tujuh tahun yang
bu dulu, Ayah ngga
ang! Mau beli
n kapasnya sa
tak berkeliaran di jalan raya. Sang Ibu yang tertawa riang melihat buah hatinya bahagia, ce
menggendong dan menenangkan. Gadis itu terus saja menangis karena
iknya hilang," bujuk sang Ibu sambil meniup luka Ara. Gadi
Besok, ya Ayah belikan lagi?" Ara menggeleng, ia meminta tu
kasihan sama Ayah," ucap gadis itu sambil menyingkirkan rambut ikal yang menghalangi mata bulatnya
jatuh. Ayah gak apa-apa kok, Sayang. Besok ki
gak mau permennya terbuang sia-sia. Pasti Ayah capek kerja, 'kan? Maaf, Ayah. Ara salah," jelas gadis itu kembal
n. Ia tak menyangka anaknya bersikap seperti ini. Men
Udah, gak usah dipikirkan. Permen kapas itu manis,'kan?" tanya s
s, 'kan? Jadi, anggap aja Ara
semutnya pasti senang dapat makana dari anak pinter kayak Ara," t
i Ara? Tadinya Ara mau habiskan permen dari Ayah tapi jatuh. B
kan Ara permen lagi," kata Ara s
yang. Ay
*