KASIH 'Ketika Ludah Jadi Petaka'
ari tidurannya di depan layar televisi. D
yang dibawa Rindu, kakaknya Kasih yang baru pula
Ma?" tanya Rindu sambil
ari Rindu. Dia biarkan anak pertamany
ni, sudah
Atau berasnya yang jelek?" tanya Rindu yang masih me
a baik-baik saja. Berasnya juga bagus kok, kan kamu sendiri yang beli. Masa
endang, deh. Tapi maaf, aku bisanya beli yang paket murah Ma. Buat beli yang
Mama bisa makan nasi
Rindu yang tak melihat
. eh, itu dia datang!" Sri menunjuk ke arah Kas
kalau akan ada bahaya tertuju pada Kasih. Tetapi setelah dia melih
teriak Kasih pada Sri dan Rind
depan pintu rumah. Keduanya lantas menyingkir
anak?" tan
! Tadi dia bilang kan, kebelet. Ber
itu. Tapi maksud
da sedikit 'miss' pas hitung-hitungan
uk kamar. Terima kasih
a,
arah meja makan untuk menaruh satu bungkus nasi yang lain buat Kasih. Sementara satu bungk
membuang hajatnya. Namun baru selangkah dia berjalan keluar dari dalam
baru bisa menarik napas lega. Tetapi dia merasa teramat lelah
a di meja. Buat kamu?" ucap Sri y
es, nih!" Kasih masi
Sakit perut be
Udah empat kali
apa tadi?"
instan pakai telor sama sete
apa n
luh cabai
a itu kali. Apa ma
menjawab sudah tak sakit. Tetapi dia
dengan Rindu yang juga mau k
ng, mau keluar!" teriak Ka
dalam kamar mandi
!" Rindu kesal karena telinganya se
ru jam enam malam lewat beberapa menit. Azan pun baru saja usai.
i. Namun jika bisa melihat dengan mata batin,
rasal dari salah satu kamar
kurus tinggi dan saat dia berbicara, terlihat
a itu
mata kasar. Tetapi jika mata batin yang melihat, maka akan
rterbangan mengelilingi k
. Bukan sembarang mangkuk, karena mangk
lahan muncul genangan air liur. Sapu tangan itu yang d
g. Tetapi saat ini ludah itu kembali
am ke arah sapu tangan. Sementara kedua te
uduk b
erak ke kanan dan ke kiri secara seirama.
t, tetapi tidak dengan mulutnya yang mengeluarkan dendang lantun
s angkara murka. Mendadak Jiko men
rna sinarnya merah seperti api. Dia
ta selaput asap merah kehitaman. Kedua tangan yang tadinya menempel d
nya yang tadinya bersila, kini telah terbuka da
suma, dia yang menghinaku dengan ludahnya. Berikan keadilan buatku, balaskan dendam dan sakit hatiku. Buat dia gila,
t telunjuk kirinya sampai pecah dan berdarah. T