icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KASIH 'Ketika Ludah Jadi Petaka'

Bab 3 Scene 3

Jumlah Kata:1028    |    Dirilis Pada: 29/09/2022

ari tidurannya di depan layar televisi. D

yang dibawa Rindu, kakaknya Kasih yang baru pula

Ma?" tanya Rindu sambil

ari Rindu. Dia biarkan anak pertamany

ni, sudah

Atau berasnya yang jelek?" tanya Rindu yang masih me

a baik-baik saja. Berasnya juga bagus kok, kan kamu sendiri yang beli. Masa

endang, deh. Tapi maaf, aku bisanya beli yang paket murah Ma. Buat beli yang

Mama bisa makan nasi

Rindu yang tak melihat

. eh, itu dia datang!" Sri menunjuk ke arah Kas

kalau akan ada bahaya tertuju pada Kasih. Tetapi setelah dia melih

teriak Kasih pada Sri dan Rind

depan pintu rumah. Keduanya lantas menyingkir

anak?" tan

! Tadi dia bilang kan, kebelet. Ber

itu. Tapi maksud

da sedikit 'miss' pas hitung-hitungan

uk kamar. Terima kasih

a,

arah meja makan untuk menaruh satu bungkus nasi yang lain buat Kasih. Sementara satu bungk

membuang hajatnya. Namun baru selangkah dia berjalan keluar dari dalam

baru bisa menarik napas lega. Tetapi dia merasa teramat lelah

a di meja. Buat kamu?" ucap Sri y

es, nih!" Kasih masi

Sakit perut be

Udah empat kali

apa tadi?"

instan pakai telor sama sete

apa n

luh cabai

a itu kali. Apa ma

menjawab sudah tak sakit. Tetapi dia

dengan Rindu yang juga mau k

ng, mau keluar!" teriak Ka

dalam kamar mandi

!" Rindu kesal karena telinganya se

ru jam enam malam lewat beberapa menit. Azan pun baru saja usai.

i. Namun jika bisa melihat dengan mata batin,

rasal dari salah satu kamar

kurus tinggi dan saat dia berbicara, terlihat

a itu

mata kasar. Tetapi jika mata batin yang melihat, maka akan

rterbangan mengelilingi k

. Bukan sembarang mangkuk, karena mangk

lahan muncul genangan air liur. Sapu tangan itu yang d

g. Tetapi saat ini ludah itu kembali

am ke arah sapu tangan. Sementara kedua te

uduk b

erak ke kanan dan ke kiri secara seirama.

t, tetapi tidak dengan mulutnya yang mengeluarkan dendang lantun

s angkara murka. Mendadak Jiko men

rna sinarnya merah seperti api. Dia

ta selaput asap merah kehitaman. Kedua tangan yang tadinya menempel d

nya yang tadinya bersila, kini telah terbuka da

suma, dia yang menghinaku dengan ludahnya. Berikan keadilan buatku, balaskan dendam dan sakit hatiku. Buat dia gila,

t telunjuk kirinya sampai pecah dan berdarah. T

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka