Pria Dingin Itu Suamiku
ran Amira yang tanpa terduga, dielusnya
mu, itu maksudnya?" Rasa pena
gkuh karena takut ketahuan
pemikirannya, "Kalau wanita itu sogok kamu karena takut ketahuan, itu artin
ng kenal sama sekali, tapi saya kenal s
an kedua telapak tangan. "Oh my god, Nadia ... kenapa
an urusan saya
a mengalir. Wkwk." Amira sudah lebih re
atau mungkin pacarmya juga berdosa karena bis
kita," terka Amira seiring mesem-mesem karena men
Abimana dan dosen ganteng di sini. "
gah, pasti pria itu juga gagah!" kagum Ami
na walau dia tampak sempurna, tapi sebenarnya tidak!" omelannya ka
ia, kamu mengenalnya kan. Tolong diterima." Sebuah paper bag berukuran cukup besar disodorkan ke arah Nadia oleh si pria bernama
tampanan Kafka. "Iya, saya mengenalnya tadi pagi, tapi maaf, saya tidak bis
ng, kalian sudah saling mengena
ti dengan sahabat saya Amira. Jadi ... pacar bapak itu orang asing bagi saya
akan memaksa kalau kamu tidak mau menerima pemberian dari Tania, tapi ... setidaknya hargai uasaha Tania, dia mem
bahasan sang dosen, hingga rasa penesaran
i Nadia, segera benda dalam paper bag dikeluarkan. "Bagaimana,
enyerang. Dulu ... Nadia punya banyak boneka beruang pemberian papa, tap
uk perlahan. "Ada apa, kenapa tampak sedih?" pe
g itu ... karena Nadia jadi sedih ...." Air matanya t
hu jika boneka beruang akan membuat kamu menangis." Segera, boneka itu kembali ke dalam paper bag, kemud
gat terlihat jelas jika Kafka adalah pecinta kebersihan. "
ekanya pada Tania. Ngomong-ngomong, kamu baik-ba
gga Kafka tidak tega membiarkan si gadis berjalan seorang
ama anak itu, apa dia baru saja putus cinta, matanya sampai sembab?" Pria ini ingin menertawakan
imana menghampiri kedua orang ya
bimana!" langkah pria ini terhenti seketika seiring salah
s, apa hari ini kuliahnya men
, dia tertawa di atas penderitaan saya,
bimana, kali ini denga
ika dirinya dibuntuti. Maka, kala Abimana melirik tempat si pria, dirinya kebingungan kare
adia terangkat.
ya tetap dingin. "Baguslah, karena saya tidak mau bergaul dengan perempuan kotor!" Kalimat itu s
gi?" ketus Nadia dengan
imana yang tampak sangat keberatan, kemudian memega
saja, lagipula saya tidak berha
ik dengan prestasi membanggakan, saya tidak mau karena satu perintah papa tidak dituruti akhirn
cil, kamu sudah tua walau
epalanya, "usia saya sejajar dengan pacar k
mbung