Pria Dingin Itu Suamiku
adis ini merinding hingga mengubur tubuhnya dengan selimut. "Siapa yang akan saya nikahi, Pak Wira atau anaknya? Tadi pria itu tidak membicarak
i kamar yang bersebelahan dengan mi
a yang sebelumnya memunggungi pin
sang nenek yang juga didapatkan dari aset trakhir Abra
isik tidak menjamin umur panjang karena kematian bisa datang kapan saja, itulah yang setiap hari Saraswati cem
tidur karena memikirkannya
di samping cuc
dak mungkin memberikan jodoh abal-ab
iajak berbicara serius," protes Nadia yang sudah tidak heran dengan
serius agar tidak cepat
salnya justru ternyata Pak Wi
a tanpa peduli pada pesan trakhir papa kamu karena pria itu t
yang segera meluncur, "nek, Nadia janji tidak akan tinggalkan nenek
nenek tinggal di sana? Tidak ada yang
ak akan menikahi pria tidak punya hati! Pok
kut, tapi tidak janji ya
malam ini Saraswati puas menggoda
*
parkir di halaman rumah Saraswati. Wanita tua ini segera meny
keh, "Rupanya Nadia sudah menga
u saya gadis yan
an sekali lagi, "tapi ... di mana putranya?" Gadis ini memasang mata elang mencari-cari keberadaan calon suaminya,
duk di ruang tamu termasuk Abimana. "Sebentar ya, saya panggilak
Saraswati saat mendapati Nadia sedang d
i Nadia, Pak Wira? Nadia tidak mau
Abimana, dia sudah menunggu kamu di ruang tamu!" ri
ia beratittude rendah nanti bagaimana kalau dia tidak memperla
as seiring tengadah ke arahnya. "Jangan berpikir yang tidak-tidak, sekarang lebih
bernama Abimana telah tiba dan menunggunya. Nadia berdiri de
pi nenek yakin akan berbeda cerita saat k
an-jangan Abimana ganteng sekali. Hihi ...." Nadia su
Abimana." Senyuman excitednya. Dengan memasang wajah seperti
ar, saat itu Abimana melihat sosok gadis cantik semampai pilihan ayahnya. Sejenak, se
. anak gadis grogi jika akan bertem
, wajar saja, jangankan Nadia,
erkata penuh wib
mana. Wanita ini mengenalkan Nadia secara formal pada kedua
aya," sahut hangat nan ramah Wira, se
adia. Jadi, nenek harap Nak Abimana bisa menerima Nadia dengan
takannya pada wanita tua di hadapan serta pada Wira
mbung