Pria Dingin Itu Suamiku
nenek. Rumah ini didapat wanita tua itu dari peninggalan trakhir putranya.
Asupan semangat dari wanita berusia
kah sama om-om!" Wajah gadi
hi rekannya, tapi putranya. Awas kam
au benar memilih calon suami, nenek te
n putranya nenek." Kerutan di wajah wanita ini sudah tidak terhitung jumlahnya, tap
adia masih tampak
elukiskan serjuta sayang pada cucu satu-satunya, "dan ingat pesan nenek, jangan salah masuk ke gedung perusahaan, pokoknya kamu har
engambil foto? Ada banyak foto d
mungkin nenek salah ambil, sudah ada tagnya kok ba
tidak yakin," celetuk gadis yang harus me
i rekannya papa kamu dan ceritakan semuanya kalau papa kamu menin
padukan dengan sepatu kets serta tas ransel. "Iya sudah, Nadia pergi, tap
sini, nenek janji!" Kecupan
a melangkah gontai bersama rasa tidak percaya diri. "Bagaimana kal
a kebetulan itu taxi milik tetangganya. Di hadapannya terdapat gedung tinggi besa
i mondar-mandir di depan lokasi gedung hingga mencuri
ndang ragu ke arah si pria.
T
satpam harus membantu memarkirkan mobil tersebut, seda
s ini teringat pada pesan trakhir ayahnya. "Saya
a pria ini kembali menghampiri. "Jadi nona ini mau bertemu Pak Wira?
rah satpam. "Jadi benar, in
tegas satpam, ta
foto yang dibawanya, kemudian diperliha
berapa tahun yang lalu," tebaknya karena penampilan Wira sangat berbeda dengan sekarang, "siapa pr
u. Papa bilang papa dan Pak Wira adalah rekan bisnis, jadi papa s
ng cerita mengingat jika sekarang Wira sedang naik daun dan banyak pengu
kti apa-apa, memangnya apa yang harus saya tunj
an saya bawa untuk ditunjukan pada Pak Wira jika beliau memang mengenal pri
saja." Nadia memberik
un hingga gadis itu duduk di sofa yang empuk yang tidak kalah e
menjamin akan cepat karena Pak Wira sedang
ta penuh kekhawatiran, "Kira-kira Nadi
mbung
lkan jejak komentar