Save Me from Fade Away
s punggungnya. Lantas sepasang mata tajam dengan manik legam itu turun menatap pada beberapa lembar uang ratusan ribu yang ada di genggamanny
erapa orang yang sedang berdiri dan tampak melakukan
ali terayun, menghampiri beberapa orang yang masing-masing menggenggam bungku
pat di hadapan orang itu. Tanpa sadar tanga
orang itu dengan pelan lalu mengangkat bungku
mengering lalu dengan susah
il itu ke dalam saku kemeja putih yang dia kenakan. "Kali ini nggak ada yang gra
nyaan dari seorang berpakaian seragam
dah,
ti. Seketika ia tersadar, semua yang dilakukannya adalah kesalahan fatal. Meski di sisi lain ia amat menginginkan
ni nggak ben
pala. Meski mtanya menatap tangan y
njauh dari orang itu. Tak lama kemudian gemuruh langkah terdengar ramai-ramai mengejarnya. Hanya s
kangnya. Bahkan sampai tak kuasa menghindar hingga menabrak beberapa pejalan kaki saat melewati trotoar ya
nya terkepung. Tepat di hadapannya ada tembok tinggi menghadang dengan dilindungi kawat berd
Orang tadi tanpa segan mende
ahinya. Ia sudah terpojok denga
u terulur mencengkram erat kerah kemeja putih yang
sakan urat-urat nadinya melemah dengan jantung yang justru berpacu semakin cepat. Matanya menatap pasrah orang itu, seakan menyiratkan jika ingin membunuhnya sebai
ngkur ke tanah tanpa sadarkan diri. Sedangkan dirinya merasakan semuanya berhenti. Detak jantungnya, sisa napa
*
kan. Tanpa kasih sayang dan hanya bayangan. Tanpa sepatah kata meski untuk bersapa.
Bima Pr