icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Save Me from Fade Away

Bab 6 SMFFA 05

Jumlah Kata:1028    |    Dirilis Pada: 10/09/2022

g-orang yang melintasinya. Beberapa kali seruan klakson angkutan umum yang melintas tertuju kepadanya, Arial abaikan. Kini pikiranny

an bebannya ke pelataran bumi. Perlahan rintikan itu membumi, menimbulkan percikan sejuk yang kontan membuat beberapa pejalan ka

ian mereka tertawa dengan sebuah lelucon yang dilontarkan oleh salah satu di antaranya. Meski terdengar jelas di telin

Baron. Kenapa kalo lampu kelas ny

uat orang-orang di seki

mpal yang lain tak kala seru unt

a. Memegangi perut sam

untuk menutup mulut, Arial segera beranjak menuju bus yang sejak tadi dinantinya. Diik

rupanya masih asyik untuk melanjutkan leluconnya meski tidak segaduh tadi. Ia berdiri di antara si

ng

di antara desakan yang semakin sesak saat bus mulai melaju. Lalu memilih untu

us yang terdengar lebih halus dari kendaraan pada umumnya. Senyap. Suara di antara

hentak. Tak terkecuali dengan Arial yang hampir menubruk tubuh seorang cewek berpakaian ketat di sampingnya, dengan ce

n kembali tubuhnya lantas menga

umnya yang sulit diartikan. Matanya melirik ke arah l

b berujar penuh seringai. "Gue

Terlihat tak berminat untuk mengobrol dengan cewek it

n bersama beberapa penumpang yang lantas berhambur pergi. Menyusuri trotoar jalan sebelu

mah lo daera

gan suara tapak kaki yang dengan segera menghampirinya.

tak peduli dengan cewek itu yang melangkah

enal

. Ia terus melangkahkan kakinya dengan menga

k kembali menahan langkah Arial yang suda

cewek bernama Agatha yang masih setia me

ng mengalir dari lubang hidung Arial yang tanpa cowok itu sadari. Bahk

lur menyeka darah yang keluar dari lubang hidu

bermaksud," ucap Ar

ini." Agatha mengeluarkan sapu tang

." Arial beranjak d

sebuah rasa dari resah yang perlahan mereda hanya karena perlaku

Agatha setengah berseru, membuat

responnya. Rasanya tidak etis jika ia terlalu mengabaikan Agatha,

sudah tahu nama cowok yang kini masih ada di hadapann

ucapan Agatha. "Gue pikir itu

juga, ya," pikirnya

tawa kecil kelua

raut datar Arial dengan seksama. Sesaat membuat kedu

atar lantas berlalu begitu saja. Meninggalkan A

a sepasang mata." Senyumnya mengembang tersirat sebuah a

*

terparkir tepat di depan halaman garasi samping rumah. Dan baginya, ini adalah satu pe

? Menghela sebentar, lantas kembali melanjutkan langkahnya. Berjalan

ng tak terlihat sama sekali. Bi Tini yang biasanya selal

B

njut berderap menuju kamar. Namun seketika tubuhnya harus membeku saat pintu dibuka

M

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka