icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Save Me from Fade Away

Bab 10 SMFFA 09

Jumlah Kata:1059    |    Dirilis Pada: 10/09/2022

celana training selutut. Sementara itu langkahnya terus mengayun seirama dengan denting musik

langit ufuk timur bersamaan dengan me

ri mengelilingi blok komplek yang terbilang luas. Sampai rasanya tubuh sudah basah kuyup oleh kerin

a di sekitar taman. Rasa dingin dari permukaan besi bangku menyerap ke permukaan kulitnya. Ia men

ng yang selalu Wulan katakan. Tidak ada makian yang selalu tertu

sekelebat bayangan mengerikan yang datang han

dukkan tubuhnya. Namun ia justru terpaku saat seorang

," suara cewek itu terdengar

ya, bibir tipisnya, mata bulatnya, juga hidung mancung nan mungilnya. Iya, harus Arial akui bahwa senyuman cewek di depannya ini

egera membuat cowok itu langsung memberi jarak, seolah

ngat senang bisa bertemu dengan sosok Arial. Sosok yang sebenarnya menjadi idola se

neral dan sebungkus roti utuh pada Arial. "Gue belii

kunjung meneri

kok." Nadine kembali b

mang belum menyentuh makanan dan memilih tidur seusai menelan pil penenang. Ditambah lagi pagi ini

tas lekas melahapnya, menikmati butiran halus abo

Arial tahu cara

gkus roti lagi pada Arial. Yang sebenar

ng. "Buat lo a

. Dari kemarin belum maka

dak berharap kalau Nadine akan melanjutkan curahan hatinya pagi-pa

a. "Nggak bokap, nggak nyokap, sama aja. Parahnya, kalo nyokap lagi nggak ada di rumah, bokap gue pulang sambil bawa selingkuhannya ke rum

as member

h melanjutkan curahan hatinya. Meski terlihat Arial enggan mendengarkannya

ial pun berkom

gue bisa langsu

is

memilih menatap pepohonan di depannya. Seakan

emang ada benarnya, tapi siapapun yang mendengar u

n tubuhnya ke sandaran bangku taman. Melir

sepanjang pipinya dan jatuh bebas menetes di kaus tipis. Kulitnya begit

n sukses membuat sepasang tatapan itu tertuju pada Arial. Dan ia membalas tatapan mata yan

ada PR," ucap Arial kembali me

lam dalam tanda tanya yang seketika terasa menumpuk di keningnya. Hingga kemudian ia tersadar dengan maksud pert

idak menyahut pertanyaannya sepatah kata pun. "Ngerjain tugas?" lanjut Nadine kemudian dan entah ba

hanks, buat menu sarapannya," lanjutnya seraya membalikkan tubuh sejenak tanpa menghentikan langkahnya. T

a menatap Arial dan membiarkan laki-laki itu pergi. Kemudi

*

r impulsnya cukup mengantarkan kepekaan dengan baik. Sepasang kakinya terayun menuju halaman belakang sekaligus menghampiri Mas

emedulikan Bi Tini dan Mas Yusuf dengan sekujur tubuh penuh peluh. Tatapan Mas Yusuf perlahan beralih dari secan

di dapur. Membersihkan porselen dengan telaten. Namun beberapa menit kemudian pe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka