icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Save Me from Fade Away

Bab 4 SMFFA 03

Jumlah Kata:1070    |    Dirilis Pada: 10/09/2022

mbu

mbu

mbu

ndangannya ke sekelilingnya yang terasa sepi. Semilir angin sejuk menerpanya. Ia menegakkan posisi tubuhnya yang mero

stirahat berbunyi dan ia memilih untuk menghabiskan

k. Kr

rial. Sementara laki-laki itu masih terlihat sedang bermalas-malasan menyandark

an menyodorkan makanannya begitu

a menyambanginya, sedang yang lain menjauhinya dengan memberi cap sebagai anak anti so

masih ingat dengan jelas kebaikan yang Angga dan Kevin lakukan padanya dua tahun lalu. Tepat saat dirinya mengalami perundunga

cukup sulit untuk didekati. Pada

tuk melanjutkan mimpi buruknya tadi. Ah, sial. Mim

mbujuk, sedangkan Angga masih setia menyodorkan tang

palagi kita tetangga satu komplek. Iya, nggak, Vin?" Angga memi

dong!" s

yokap gue yang mas

ng tertuju pada Wulan. Ya, di mana wanita itu sudah jara

Ya, kan, Ngga?" Kevin meminta persetujuan dar

angguk den

apannya dengan ragu. Jujur saja, sejak dulu ... ah, lebih tepatnya sejak insiden itu, ia menganggap bahw

il,

makanannya. "Nggak usah takut, Al. Kita beneran mau t

hadapannya, hingga satu kata itu meluncur begitu saja. Tangannya pun yan

ih?" tanya Kev

raya menganggukkan ke

yang terbit bersamaan

best friend!" Kevi

ebenarnya ia pun yakin kalau mereka memang ingin bersahabat dengan tulus dengannya. Namun bukan tanpa alasan ia me

emperlihatkan tanda tanya di

Dan ini niat kita yang paling tulus dari sebelum-sebelumnya." Ke

gga yang sejurus kemudian beranjak dari tempatnya, berusaha mengejar langkah A

menaiki puluhan anak tangga dengan cepat, dan tampak

nuju sudut bangunan sekolah yang masih dalam perencanaan pembangunan kelas baru. Dan tanpa diduga dengan amat l

andangan Arial turun, menatap tangan Kevin yang masih mencekal lengan

ndaskan kata-katanya, berharap dua

au berteman sama lo, bocah anti sosial," tekan

di wajahnya. Namun sayang, sekelebat bayangan yang seketika mengingatkannya pada peristiwa dua tahun lalu,

nnya. "Pukul aja, nih, pukul." Bahkan bocah itu me

ya. Gue tau lo kesal."

anya bekerja keras untuk menetralkan bahan bakar yang nyaris tersulut. Ia berbalik, menatap

a kalian berdua, cuma karena lo berdua selalu ada b

evin terdiam sambil berusaha keras untuk

ngga yang sama sekali tidak

n ucapannya yang terlalu

cewa, bukan lo." Kevin

h dimengerti untuk mengutarakan perasaannya. "Gue takut suatu saat nanti gue selal

melempar tatap. Kemudia

sejauh itu, Al." Angga berucap

!" ketus Kevin meluapkan kekesalannya. Kata-katan

ngkan kepalanya. "Nggak. Gue nggak akan

ucapannya yang selalu terlontar tanpa pikir panjan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka