Save Me from Fade Away
k-baik, gue nggak akan pernah mau berteman sama lo." Kevin menatap Arial dengan penuh. "Tapi gue mau
edikit berontak. Melihat kegilaan yang Kevin lakukan, membuatnya jadi t
mengingat tentang persahabatan ini, dan saat dekat, kita mengenang jarak yang pernah terbentang, tentang bagaimana cara kita untuk saling mem
diberikan untuknya. "O-oke." Ia tergugup sambil menguraikan pelukan Kevin dan Angga yang hampir membuatnya ke
tu, Ferguso. Sedang luka-l
*
isasian sekolah, bunyi bel pulang hanya menjadi pertanda kalau ada tugas lain yang harus ditunaikan.
ng, lo-" Ucapan Kevin
ial menepuk bahu Kevin dan langsu
mam samar bersama tatapannya
tin ikan cupang. Susah," gumam Kevin lantas mel
dapat menduga bahwa ada sesuatu yang tertempel di loker miliknya. Ia tetap melangkah, berusaha un
erhenti di jarak beberapa meter dari loker miliknya. Lalu tatapannya tersorot tajam pa
duduk di bangku kelas sembilan itu menoleh ke ara
annya yang seakan sudah siap untuk menghabisi Arial detik itu juga. Namun
berhasil Arial ciptakan
menjadi penonton dadakan mu
menahannya. "Ada urusan yang belum kita selesaikan
tanpa rasa takut sedikitpun. "Lo aja, kali
ayangkan tinjunya. Namun dengan cepa
apkan amarahnya. Ia kembali melayangkan tinjunya yang lagi-lagi
as Arial dengan nada datar dan menusuknya. Mem
an serangan tinjunya yang dengan tepat mengenai pangkal hidung Arial. Adegan baku hantam pun dimulai deng
ya. Di mana Chika yang selalu menjadi sasaran perundungan
gan cepat menjalar ke kepalanya, membuatnya seketika lengah dan berakhi
t turun tangan untuk memukuli Arial habis-habisan. Sorakan penuh provokasi kian mengalun gaduh di sepanjang ko
a ia menarik Bara untuk memisahkannya dengan Arial. "Kalian berenam
langkah Bu Yana yang siap me
teman-temannya bergilir. "Kalian lagi, kalian lagi," ujarnya m
Sedangkan anak laki-laki itu mem
h Arial. Menunjukkan rasa bosannya dengan puluhan kasus perkelahian yang Arial la
ilakan jika ingin mengeluarkan saya dari sekolah ini," final Arial segera pergi dari ha
Setidaknya ia ingin selalu ada untu
in gue!" gertak
a yang terus melanjutkan l
npa segan Aria
a dengan nadanya ya
kutin gue!"
pernah berhenti buat selalu ad
, menghampiri Angga dan mendor
mendorong Arial dan dicengkeramnya erat-erat kerah kemeja Arial. Di tatapnya kedua mata yang meman
pakan segala omong kosong lo itu!" ucap Arial d
a membalasnya dengan kali
at kedua matanya menangkap arti tulus yang sesungguhnya dari sepasang iris mili
duli," tanda
Angga untuk ke sekian kal