Pembalasan Anak Laki-lakiku
n Anak La
rt
ambil menyodorkan beberapa uang berlembaran merah. Aku refleks mengambil
adalah uang yang dikirimkan oleh Mas Rahman padaku. Namun aku s
tapi waktu aku ke kota kemarin aku mengambilnya dua juta, dan i
tau sifat asli tante Maya gimana," terangku lagi. Aku hanya khawatir dengan anak-anakku,
mau minta ijin, buat ke kota nyari kerja,"
e
sudah cukup aku kehilangan suami. Aku t
dengan kembali menjahit. Ibu yakin, langganan Ibu masih
erja hingga adik-adik bisa sekolah sampai sarjana, Ali mohon Bu," mohon Ali. Ak
lanjutkan sekolah lagi. Ya Buk ya? Ali mohon," pintanya lagi sambil memeluk lutik. Selalu kasih kabar," aku akhirnya
h kabar ke Ibu. Juga akan jaga diri baik-baik,
*******
Tok
mereka akan pulang jam 13.00 siang. Aku sengaja memang mengunci pintu depan dan pintu samping rumah, karena beberapa hari ini penagih tungga
tivitasku. Aku bangun dari dudukku, dan segera m
at!" teriak suara yang sa
e
dada berkali-kali, memikirkan jawaban apa yang akan kasih ka
ia main kerumah Pak Haji. Dirumahnya Pak Haji memang sengaja dibuka sekolah Paud bagi anak-anak kurang mampu. Jadi Ant
an kembali berteriak keras s
p Maya. Aku yang berada dibalik pintu bisa mend
kl
ma. Aku kembali bertemu dengan mereka, y
aku pada mereka yang
Sayang. Masuk," maki Mas Rahman padaku. Dia malah mem
mah?" aku berusaha menghalang mereka ag
alanginya mereka untuk masuk. Tentu saja tenagaku kalah jauh dari Mas Rahman ya
ejekku saat melihat Maya menjul
Maya pada Mas Rahman, persis seperti
an sambil menunjuk-nunjuk kearahku. Aku hanya b
hausan, sepertinya tidak sampai setahun Mas
pa yang dingin," ucapnya menyuruhku m
tersenyum melihat kearah mereka. Aku tidak bole
jadi pembangkang sekarang?" teriak
yang membantahnya dan juga berteriak padanya membuat Mas Rahman melotot tidak percaya. Mungkin dia kira selama ini aku selalu diam karena aku takut
ng tuaku. Bukan rumah mu. Sekarang pergi kalian dar
memegang tanganku yang menunjukkan jalan keluar untuk mer
esakitan, tanganku yang satunya be
ibelakang Mas Rahman. Mereka berdua tertawa puas melihatku kesak
u
agian sensitifnya, hingga dia terjun
arena sekarang tubuh Mas Rahman malah menimpa tubuhny
kitan sambil memegang area sensitifnya. Maya bangun dan menggeser tubuh Mas Rahman, lalu
u dengan kuat. Aku kembali meringis kesakitan akibat ulahnya itu. Berkali-kali aku in
pelajaran," ejek Mas Rahman yang duduk di sofa
ena dia sudah gagal mendidik anak-anaknya, h
bermoral yang sudah menjadi suamimu," ejekku te
gi," teriak Mas Rahman yang
menjadi hilang karena harus banting tulang menghidupi kal
tapi nyatanya malah menderita dalam kemiskinan," la
a," ucap Mas Rahman dengan
ng aj
u
a mengeluarkan darah. Melihat hal itu, Maya melepaskan cengkraman tangannya pada rambutku dan melompat kearah Ali. Karena sera
a bisa dengan cepat mengendalikan diri. Ditariknya tanga
u
wajah yang memerah, Mas Rahman dengan cepat
apa dengan Tante Maya. Kamu harus mas
lum mati!" teriak Ali marah sambil berlari kebelakang. Dia kembali dengan memb
mulut tidak percaya melihat kene
ugup saat melihat Ali membawa pisa
arkan diri, mungkin akibat d
ap Ali sambil memainkan
ak durhaka?" tany
kan Ayah saya," teriak Ali berapi-api. Ali bahkan menangis ketika mengucapk
ka yang jahat. Jangan kita
terlaluan, Bu," jawab
pa yang akan jagain Ibu dan adik-adik?" bujukku pada Ali. Menden
an, Tuan?" tanya Ali pada Mas Rahman yang ma
ena aku yakin, Mas Rahman pasti tidak akan menyangka jika Ali bisa berbuat seperti ini. Karena se
ku yang paham maksudnya segera masuk kedalam kama
Rahman yang masih duduk dilantai. Mendengar itu Mas Ra
edalam rekening Ibu," ucap Ali yang mampu
entu saja dia marah, karena uang tagihan rumah saja
n suka rela. Atau Anda memang mau mati konyol disini?" ancam Ali
a Ayah transfer," uc
dah mati," uc
i
ternyata itu notifikasi dari ATM banking. Transfer sebesar li
teriak Ali pada Mas Rahman yang sedamg m
bangun," ucap Mas Ra
gi lagi kebelakang dan dengan cepat kem
r
hhrr
itan, dia terkejut karena Ali meny
ya Mas Rahman pada Maya yang terl
anku juga rasanya remuk," rengek Maya s
!" ter
langsung keluar dari rumah dan menaiki mobilnya pergi dari rumah dengan tatapan marah. Maya belum tahu perihal uang yang ditrans
jis mereka pasti tertinggal dilantai," u
a Ibu, kamu seperti bukan kamu yang Ibu kenal. Tap