Pembalasan Anak Laki-lakiku
n Anak La
rt
h yang digadaikan. Tapi di bulan kelima, Mas Rahman sudah tidak ada lagi kabar. Aku pun sangat cemas, karena
yar, dan uang simpananku sudah menipis. Berkali-kali aku menghubungi tapi tetap tidak bisa. Akhirny
belah yang sudah aku anggap saudara, tapi s
, ketika sampai disana kulihat rumahnya sepi, tapi pint
ari dalam. Dan yang membukanya adalah Adi temannya Mas Rahman. Dia terkej
bak." Aku pun masuk dan
angsung padanya. Karena biasanya jika Mas Adi
ya istri Adi yang
ut wajah istrinya langsung berubah ketika Adi bilan
ak, aku ambilka
t-repot Mbak, ak
tuk membuatkan aku minuman. Syukur Anto hari ini tidak rewel, tap
menanyakan ketitik permasalahan, aku tidak bisa lama-lama pergi
ya Adi lagi, dia terlihat gundah dan gugup, ap
ri untuk menanyakan keje
lu," ujar istrinya Adi yang
mbut. Istrinya juga ikut duduk be
semua itu modalnya Rahman, aku yang mundur," Jelas Adi lebih tenang dari sebelumnya, tapi ras
tidak pulang atau setidaknya mem
antungkan bicaranya, ini membuatk
a apa?" ta
ke arah istrinya. Aku melihat istrinya mengangguk t
kaku, bahkan untuk menutup mulutku saja tidak mampu. Anto seakan tau apa yang dibicarakan oleh Adi, dia pun menangis, tapi aku tidak sanggu
enepuk pipiku kuat. Berharap semua ini hanyalah mimp
padaku. Apa kurangku, kenapa sampai ada perempuan lain dalam pernikahan ini. Aku menangis tak bersuara, hanya bisa me
ia tidak mau mendengarkan. Bahkan dia mengusirku pula
akan menemui mereka, aku ingin melihat waj
Maya, namanya tidak asing, tapi apakah ini adalah kejutan yang dibuat M
ng sabar
begini. Aku harus tetap waras demi anak-anakku, untuk saat ini akulah
a itu, dengan tangan bergetar kuterima kertas putih itu. Air mataku terus saja menetes tanpa henti, y
i kios depan," ucap Adi yang melih
gambil Anto, terimakasih sebelumnya." Pamitku pada Adi yang men
an ojek lagi. Sepanjang perjalanan aku menangis tanpa suara, Anto sudah lelap dalam pelukan. Kuliha
ntuk menemui Mas Rahman aku melamun dan menangis sendiri. Bahkan aku tidak sadar jika sudah sampai lagi ke kotaku. Aku turun dari bus
pada anak-anakku jika mereka menanyak
nak-anak hamba.' Aku kembali menan
u, dan itu adalah Jumi, anak tetangga sebelah rumah. Aku pun mengangguk, dan dengan segera naik ke atas mo
semenjak tau jika Mas Rahman menikah lagi, Uwak memilih tinggal bersama kami. Uwak adalah adik Ibu yang tinggal tidak jauh dari rumahku, dia sebatang kara,
nya mengangguk dan berlalu pulang kerumahnya. Lama aku terdiam di depan pagar rumah
du. Air mataku sudah tidak dapat lagi kubendung, yang kupikirkan sekarang adalah bagaimana caranya aku menghidupi mereka. Sedangkan selama
n pelukan dan mengedarkan pandangan kesegala penjuru. Namun nih
Lukman, dia anakku yang ketiga. Dia memang anak yang paling tidak sabar
jakku pada mereka, meski ada raut sedih dan kecewa dari wa
ng memberikan sejuta kenangan, kenangan keluarga kami yang kupi
pada Salma, karena dari ta
r Bu, Nenek
Ibu kalian akan mandi dulu setelah itu baru kita akan
dangan kesegala penjuru kamar, disinilah tempat kami memadu kasih, disinilah aku dan Mas Rahman saling mencintai. Kenapa Mas, kenapa kamu sungguh tega padaku. Batinku menjerit pedih, dia sekarang telah pergi dengan wanita lain.