Pembalasan Anak Laki-lakiku
n Anak La
rt
v
umpah, demi Ibu. Aku tidak akan pernah memaafkan Ayah seumur hidupku, dia bagaikan layangan yang sudah putus bagi kami. Tidak ada lagi tempat berlindung dan mengadu, kami yang sudah menggantungkan harapan dan hidup ka
bu, aku malah mendengar tangisan di dapur. Aku berjalan perlahan, ingin melihat siapa yang menangis pagi-pagi begini. Hatiku bagai terkoyak saat melihat Ibu sedang menahan tangisnya, dia bahkan menyumpal mulutnya dengan kain
sama kita," tanya Salma khawatir saat kami sudah sampai di terminal. Hari ini kami akan menja
sekolah. Aku dan Salma berencana akan pergi kerumah Ayah dan wanita iblis itu untuk mengajak Ayah pulang. Mungkin aku
an benda pipih yang berwarna hitam. Hanya Salma yang tahu
ti baju sekolahnya dengan baju biasa. Seraya menunjukkan toilet terminal, juga m
dan mengecek saldo terlebih dahulu. Bibirku mengulas senyum puas, ternyata Ayah menepati janjiny
ggedor pintu kaca. Lalu aku pun keluar karen
nariknya menuju ke mobil yang akan kami tumpangi. Ini pertama kalinya Salma berpergian jauh, dia sangat senang se
k oleh Ayah untuk m
idur di mobil. Mungkin juga pengaruh obat anti mual yang di minumnya tadi, karena dia mabuk perjalanan. Aku sama
ak menginginkan k
*********
teriakan kernet yang membangunkan pen
eliling, kami sudah berada di terminal kota. Salma juga masih tertidur pulas, bagusl
gil barulah Salma membuka matanya, dan tampak kusut sekali. Mungkin, dia kelelahan
tanya Salma sambil mengu
," anakku pada Salma yang masih termen
tau tukang becak orang agar sampai kerumah wanita itu. Aku memilih, menaiki becak yang berada di situ. Dengan
a-pura seolah Ibu yang meminta alamat Ayah. Juga dengan uang transferan sebesar lima juta itu, aku dan Salma menelpon Ayah. Aku bilang jika Ayah tidak mengirimkan uang pada ka
?" tanyaku pada Abang b
ih betul ini rumahnya," ja
ongkos pada Abang becak lalu turun dan berdiri meng
Ya walaupun rumah Ibu sangat nyaman dan layak untuk dihuni, tetap saja kalah dengan
tanya Salma yang membuatku ters
tuk masuk, takut ditolak oleh Ayah. Yang aku takutkan bukan perasaanku, tapi Salma. Dia
akan memberi sedikit pelajaran yang tidak bi
si yang menjulang tinggi, b
uk, aku tau saat ini dia belum siap. Berkali-kali dia me
kr
a tidak dikunci. Ini akan menjadi h
un foto anak wanita tersebut. Katanya dia memiliki anak seusiaku, tap
h dapur. Sepertinya wanita itu mengira jika kami adalah seseorang ya
lagi pada Salma yang w
anji hatinya. Dia tidak pernah melawan apa yang otaknya perintahkan, dia Salma, wanita yang lembut dan cantik, tapi ju
ah berdiri di depan kami sambil berteria
ambil rotan yang tergantung di dinding ruan
ku tak kalah lantang dari suaranya. Matanya terbelalak menden
punya kalian? Aku gak mungkin nyuri p
. Miskin moral," ejek dari tadi dia hany
ke polisi," ancam wanita itu lagi. Mendengar kata polisi, membuat
jangan lupa kembalika
ngang beberapa saat, lalu
ya Mas Rahman?" ta
ap, Salma juga meng
telah merebut kebahagiaanku," ujarnya dengan nada suara yang terlihat marah sambil menunju
nyaku lagi penasaran d
Ibumu yang murahan itu," h
a yang juga marah mendengar Ibu dihina langs
tekkan ilmu yang diajarkan oleh Suhu. Aku hanya memperhatikan, tidak b
wanita itu berkali di bagian mulutnya. Namun tenaga Salma kalah deng
marah. Dia kembali mengambil rotan yang tadi terlepas dari t
n menabrak tubuh ramping wanita itu, h
emudian dia berjalan menuju kearah kami. Salma merampas kaca mat
sambil memasukkan sambal kedalam mulut wanita
asan. Aku hanya tersenyum melihat
ing dengan rasa pedas yang kamu r
engambil minuman, tapi dengan sigap aku menarik tangannya.
lanan*am," pekiknya m
daku. Aku hanya mengangguk dan w
rhatikan karena berusaha memegang wanita itu. Dia te
ian, Salma datang dan menyuruh
siap," ujar Salma santai. Biarlah
ganganku lepas. Mungkin dia akan la
ampai ketempat tukang ojek pangkalan. Kemudian kami langsung menyuruh tukang ojek untuk mengantar
rbeda. Karena ojek disini tidak mau bonceng tiga. Aku men
enyum puas deng
saran dengan botol
l," kekeh
ya. Dia menaburkan serbuk gatal pada tempat tidur, dan semua pakaia