icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kala Senja Berakhir

Bab 7 Ciuman di lorong sekolah

Jumlah Kata:1186    |    Dirilis Pada: 06/08/2022

anaknya, "Kenapa te

Pa," jawab Rendy asal. Sebuah tonyora

a Pak Andre setelah sebelumnya mengetuk daun pintu. Terlihat

Bapak siapa dan ada keperlua

angan saya kemari mau memenuhi panggila

tulan orang tua Erwin juga sudah menunggu

ahkan dud

y. Sementara Erwin duduk bersebelahan dengan ayahnya di kursi sebelah etalase. Sesaat mata dua siswa i

di sini?" tanya Pak Andre begitu men

berdua melakukan pe

erdua tertangkap tangan mengintip salah seorang siswi di kamar mandi. Tetapi mereka mengelak t

l, itu saja. Kebetulan, ada siswa perempuan yang berada di kamar mandi sebelah. Dia mengira kam

u, win?" tanya Ya

liki ayah seperti guru berkaca mata itu. Ia ingin sekali berbicara dan berbagi cerita dengannya. Sudah sangat lama dua pria berbeda generasi bicara empat mata. Ayah erwin bekerja sebagai markunis kapal pesiar, membuat mereka

ereka berdua adalah bintang kelas, sejak kelas X selalu mendapat rangking sa

sedangkan ia sendiri tidak bisa mempertahankan rumah

dak tahu apa yang ayah rasakan. Kamu tidak sepantasnya bicara

sah dan menenggelamkan kepala di dada bidang gurunya. Dia be

yang bicara dengan ayahmu." Tanga

bisa mengendalikan emosi," kata Pak Yad

tinggi. Tapi masalahnya, amarah anak itu sering meledak-ledak. Dia suka menolong orang lain, dan tidak suka jika ada yang tertindas. Dalam situasi inilah amarahnya memuncak, sa

karena memang jarang di rumah. Kebetulan minggu ini kapal saya merapat di Tanjung Perak, jadi mum

kup disini saja. Hanya ini yang ingin saya bicarakan. Moh

mi permisi dulu.

jawab Pak Pram dan tak lu

ak," ajak Pak Pram setelah mengant

. Tangan kanan membersihkan sisa lelehan bening di kedua pipinya. Langka

ini dia menyaksiakan sahabatnya menangis. Dia menepuk

dia tahu kalau Rendy mengamatinya sedari tadi. Dia

ian lebih bersikap dewasa dalam menyikapi persoalan. Untuk Erwin,

ami permisi." Lalu mereka berdu

warna biru. Beberapa gumpalan mirip kapas putih melayang di angkasa dengan bentuk seringkali berubah karena hembusan angin. Ya, angin jugalah yang mendorong mereka berjalan menuj

enar juga, Erwin baru menyadarinya sekarang. Diamati wajahnya dengan seksama, tangannya menyibak ram

ngan kiri dijulurkan di samping kanan kepala Rendy untuk mencegahnya kabur. Sementara jari tangannya sekali lagi menyibak ra

a." Gita tiba-tiba muncul dari balik lorong hingga membuat mereka

cewek satu ini adu mulut, Rendy lebih memilih menarik tangan Erwin menjauh. Antara malu dan marah, ia lalu meninggalk

in berhenti dan diam sejenak, kemudian melihat tangannya digapit mesra oleh Rendy. Ditepisnya tangan itu dengan p

jukkan pada Erwin jika dirinya merasa menang. Jantung berdegup kencang, kedua netranya menatap lekat anak I

gadis yang tingginya hampir sejajar

melotot melihat pemandangan menakjubkan di depan mata. Ia tak m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka