icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kala Senja Berakhir

Bab 8 Di ruang OSIS

Jumlah Kata:1460    |    Dirilis Pada: 06/08/2022

seorang pemuda tampan yang menjadi pujaan hati merenggut bibirnya untuk pertama kali. Bukan pemuda urakan seperti Erwin, walaupun ia populer di sekolah. Banyak siswa per

s X. Namun, karena terlalu padat tugas dari sekolah, ditambah

Ia memukul dada Erwin berulang kali, tapi nyatanya usahanya tidak membuahkan h

Kini gadis itu menatap tajam pria yang ada di hadapannya, kepalanya mendongak ke atas, nafasnya tak teratu

ulikan perasaan Gita. Tapi sungguh, bukan itu kalimat yang diharapkan kel

P

s. Namun, ciuman itu lebih membekas di hati Gita dan ia belum menyadari jika in

Erwin dengan pandangan yang sukar diartikan. Tampak di ujung sana, Erwin masih berdiri mematung. Ada perasaan aneh menjalar

kan tempat itu, seola

amu," kata Rendy begitu

kursi kantin dengan kasar. Erwin dud

. Aku tidak berniat menciumnya tadi, sebenarnya

m-diam ia memperhatikan juga gadis yang baru saja diciumnya. Walaupun sifatnya jutek dan

bih lagi di tempat umum. Terbayang di benaknya bagaimana harga diri gadis itu telah ia injak-injak. Karena setahu Erwin

kata Erwin yang tiba-tiba

oy?" tanya Rend

dy yang masih menyeruput es kelapa muda yang baru saja

u nyet!" teriak Rendy berusaha me

bayangan di dalam ruang OSIS, seorang gadis dengan kepala yang menunduk di atas meja dengan kedua tangan yang dijadikan alas. Bahunya b

gagang pintu, ia merasa r

sejenak. Lalu menarik nafas dalam-dalam, semoga

ang yang sudah berdiri di belakang dengan perasaan bersalah. Erwin hanya diam membeku, ya, hanya diam tanpa berbuat apapun. Dikumpu

pat di depan meja tempat ia menumpahkan air mata, ada sebuah cermin besar. Ia melihat pantulan pemuda itu dari sana tanpa menoleh ke

emanggil namanya, sekarang ia tidak berani beradu pandang

ya serak, berusaha terlihat tegar

"Gita

." Dikatakannya kalim

aku mau mint

bilang pe

yang luasnya 5X5 meter itu. Dialihkan pandangan ke luar jendela, seolah

dah mengakui kesalahanku.

Gita, kemudian gadis itu memanggiln

Erwin. "Bukankah Kau tadi m

alu Gita keluar ruangan tanpa menoleh ke arah

uk dirinya sambil memasang wajah konyol.

J

kakinya terasa nyeri akibat hentakan hak sepatu. I

tamparan atau pukulan darinya setiap hari." Sengaja Rendy mengeraskan suara,

olku lecet. Dasar M

p saya semua!" Teriakannya cukup keras, ia tidak

engajar. Beliau guru mata pelajaran fisika, dan sedikit galak. Namun, semenjak kehamilannya ia jadi melunak walau dengan

nyumpahin ibu punya anak 5

ela dirinya. Namun tetap saja alasan itu tidak dapat diterima, rambu

ke sekeliling seper

ke kelasmu. Kamu juga, Erwin. Ibu tahu, Kamu ada di dalam kan?" Erwin keluar da

i rambutmu, kenapa mala

alu galak, Bu. Nanti cantiknya luntur," kata Rendy menahan sakit rambu

ni namanya KDS. Keke

akan kangen momen seperti ini," balas Bu Wiji sambil terus menarik tanpa merenggangka

ng menarik rambut saya." Tangannya mengelus-elus daerah sebelah telin

.." Tangannya meraba perut yang menggelembung seb

tawarnya kepada Bu Wiji. Tanpa ia sadari, ia juga latah memegang perut guru cantik itu. Bukannya marah

l-akalan kamu saja biar b

erengah-engah. Ternyata meladeni anak ini

an ibu pada suami ibu pas masih sekola

gantengannya masih ga

menyadari jika ia ikut mengantar ke ruang guru. Kalau tidak begitu, pasti ibu hamil itu melarangnya. Me

enatap papan tulis dan mendengar penjelasan guru. Bagaimana tidak, pagi-pagi ia sudah berseteru dengan sang ayah. Lalu ditambah persoalan dengan Gita. Maka, ketika Rendy

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka