Kala Senja Berakhir
u pria sedang membubarkan anak didik yang masih bandel. Pasalnya sudah lima menit yang
di sekitar taman, bahkan ada yang jatuh terperosok ke dalam selokan. Apapun akan
na siklus bulanan yang kerap kali menyiksa kaum hawa. Ia terpaksa harus merelakan beberapa jam pelaja
belakang?" tanya Reika sembari m
akan,
ma kasi
ri, lompat, bahkan terbang akan dilakukan andaikan saja ia bisa. Cuma satu tujuannya
dak mungkin dipanjat walau memakai bantuan meja dan kursi sekalipun. Namun, justru karena adanya
elas XI IPA, termasuk anak yang pintar, tapi bandel. Keduanya bisa dibilang murid yang populer di mata kaum hawa di sekolah. Tubuh Erwin sedikit tampak atletis karena beberapa bulan terakhir ini rajin nge-gy
tatnya, mulus, p
ereka tertawa cukup keras, hingga
oooong ada yang
lan melintas. Gita, teman sekelas Reika beserta siswa perempuan berusaha untuk menenangkannya, sementara P
membuat penghuni di dalam bil
ada di dalam,
mengepul di udara disusul dua anak badung dengan ekspresi ketakutan. Sebenarnya tidak merasa takut, tapi leb
egitu keras diterima. Selanjutnya Erwin dan Rendy diminta mengikutinya ke ruang BK. Setiap siswa SMA G
enarnya terjadi?" tanya Pak Pram
mencoba membela diri, tidak mungkin juga jika bilang nonton film
enuturan Erwin tiba-tiba menyela dari luar. Sebenarnya ia ada rapat anggota OSIS, tapi karena ada insiden di kamar mandi terpaksa ik
hanya merokok dan.... " Rendy ragu dan
?!" potong Gita mas
am gak. Dasar
dijaga ya," kata
hukumannya, mereka disuruh menulis besar-besar di kertas manila yang isinya ' SAYA TIDAK AKAN MENGINTIP LAGI '. Untuk kemudian dik
ilah mereka di kelas XI IPS, kelas dimana Reika dan Gita bersemayam. Kebetulan tidak ada guru, jadi kelas itu ada jam
ng energi berdebat dengan cowok berandalan itu. Malah dirinya berharap agar mereka segera
nmu yang satu itu," sapa Rendy diiringi lambaian tangan. Diliriknya Gita yang sudah terpancing
uai harapan, Gita lah yang angkat bicara duluan. Rendy makin genc
ik sepulang sekolah, oke ? Hanya kita be
usahanya dihalangi teman sekelasnya. Merasa usahanya tak membuahkan hasil, dia mencopot sebelah
B
kegirangan lalu membawa kabur sepatu mi
ya menggema. Ia meronta dari kerumunan teman sek
belakang menatap lekat ke arah Rendy yang sudah jauh dari kelas dengan pandangan penuh kebencian. Tangannya mengepal dan memukul
memerintahkan salah seorang murid satunya lagi. Tak sabar menunggu bel pulang sekolah berbunyi, dia berniat men