Kain Basahan Basah di Kamar Mandi
n Basah di
7: Mai
t Waktu Indonesia Barat, rasa ngantuk sudah menghampiri netranya. Dia merebahkan
u masih asyik bercen
n cerita samaku. Agar ibu memberikan pelajaran padanya," ucap B
n tidak menjawab apa ya
hat sejenak, mataku sudah tidak bisa lagi di ajak kompromi untuk ber
ngatakan ini kepada ibu mertuaku
pat berputar. Rasanya baru saja mulai bercengkrama, ternyata sudah hampir tiga jam lebih
emilan ke dapur. Aku fokus mencuci gelas bekas teh hangat sementara i
gelas ini. Biar saja aku y
s dan piring kecil. Aku lupa me
ek-capek, Nesya! Aku
u hanya mengulas senyum seolah mengerti dan p
piring yang sedikit itu. Aku dan ibu mertuaku langsung
naiknya, Nesya! Ng
!" jawab
angga seperti ini. Namun, aku diam saja tanpa bercerit
lakukan satu hari ini berkah dan tidak sia
ya aku mendapat menantu seperti kamu, Nesya! Aku tidak memb
an senang. Tidak berapa lama, ibu mertuak
suk ke dalam kamar dan langsung
*
n aku dua rakaat. Rusly tidak pernah menuntunku menghadap kiblat, sedang
menyiapkan sarapan pagi. Walaupun kondisi badanku lagi hamil. Aku
di dapur. Maafkan saya, Non. Saya
apa, eh tern
ulek bawang merah un
aja, Non!"
ang lai
ebih baik aku yang melakukannya. Aku orangnya sangat sungkan.
dapur membantu memasak. Padahal sarap
Non Nesya yang menyediakan semuanya. Saya minta maaf, kepada nona juga ibu," ucap Bi Ijah sambil me
, Bi. Pokoknya sarapan pagi
mandangku melotot, seolah bola matanya mau keluar dari sarangnya.
capek habis bersihin gudang buat kamar tidur pembantu baru n
bersihkan kamar belakang. Aku ti
akut. Walaupun Bi Ijah sudah tahu, aku tidak bakalan pernah marah kep
a nggak boleh marah kepada orang yang lebih tua.
pak jelas berseri. Walaupun sebagian sudah ada yang
kita sarapan
kku. Aku tidak peduli kepada t
n mengerutkan kening. Dia merasa aku abaikan, siapa suruh bermain api di dalam
i. Kamu kira mengandung itu enak apa? Silahkan makan!" bela Bu Wardah k
a ibu kandungnya sendiri. Peras
ima. Lihat saja! Sebentar lagi ibu pasti marah besar kepadamu Nesya,
idak suka perlakuan ibunya kepada dirinya. Dia
ewat kamar Mbak Nesya dan Mas Rusly ada suara telepon. Aku nggak berani
buta ada yang me
pergi naik ke lantai dua untuk mengambi
Biarkan saja aku yang mengambilnya. Kal
elangkah gontai m
a sebenarnya membiarkan ibu m
i-seri. 'Apalagi yang mereka rencanakan? Apakah in
laupun selera makan berkurang
ok nasi goreng ke piringnya. Telur dadarnya diambil tiga potong. Kelihatannya, Lala s
engan senyum tipis. Baru kali ini Bi Ijah memuji makanan yang a
a berhenti mengunyah nasi gore
amil ya?!" tanya B
dibilang enak. Enak dari segi apanya?!" amuk Lala sembari melempar piringnya ke l
mbuang makanan serta piring itu di hadapanku, Lala! Kamu kira sudah hebat sekali atau s
nyak di luar sana untuk menikmati hidangan seperti ini sangat susah. Kamu datang dengan mudah dan see
k. Aku mendorong tubuhnya dengan paksa untuk men
ala itu laksana seekor binatang. Dia
erdua? Kenapa saling mendukung? Bukankah Rusly selingkuh dengan Ririn? Pikirku na
arus memaka
sudah tidak peduli lagi sama aku. Ngapai
sudah tercecer di lantai ini!" amukku dan mema
. Maksud aku tidak ada sama
l
ngkok. Aku merintih kesakitan. Ternyata d
ucapku
tidak tahan lagi menopang tubuhku.
gar suara memek
tu. Mulut Rusly menganga dan bulat sep
kan kepada menantuk
pat langkah kakiny
riak Bu Wardah sambil m
Nesya bangun! Jangan biarkan aku
ta melotot. Dia tidak terima menantu kesayangannya
mbung
e