Aku bukan wanita penggoda
r?" tanya anak berusia enam tahun itu heran samb
bunyikan rasa senangnya mengingat kata-ka
dari bermain mengerutka
Rumah
kan Ayah? Kalau hanya Yaya
an menutup kopernya, lalu berdiri. "Tapi sebe
nggu anak itu membersihkan dirinya sendiri hingga beberapa menit berlalu
baju ko
am cepat, lalu meraih pakaian yang sudah di persi
nindya dan berjalan mendekati koper. "
lah?" Adam menatap p
memilih pakaiannya, lalu berbalik untuk menatap sang ayah. "Pokoknya n
jalan kembali ke kamar dengan memb
ap Anindya setelah
at kaca di dalam kamar mandi. "Kemarin, Yaya harus pakai
apa mas
Anindya dan kembali menatap kaca. "Sepertinya
deh," untuk terakhir kali, Anindya tersey
banget di
urusan
na tiba-tiba mengingat perkataan itu selalu di k
engkan kepala, lalu berjalan masuk ke
teriaknya dari dalam kamar a
dan bersiap-siap, ki
ban, lalu kaki kecilnya melangkah m
riksa saku celana yang berada di bagian belakang
kaget. "Astaga, ini punyanya Mbak Dira! Yay
an panti?" Ucap Adam begitu keluar dari kamar mandi,
yanya polos setelah menyembuny
. Kita ngga tahu
a ngga bisa belajar sama Mas Yeja lagi
engurungkan niat. Ayah tiga orang anak itu berjalan mendekati
ulang? Juga apa Yaya ngga rindu main sama Bunda, M
ahat, suka marahi Yaya." Anindya masih ingat terakhir Anindira membuatnya di
bicara git
aya selain Mas Andra," Gadis berusia enam tahun itu menatap Adam denga
air mata, ia tidak bisa melihat
ong di tapi ranjang. Ia menatap putrinya yang kini sud
kita ke sini setiap satu kali
nangis menatap A
ya
melebarkan senyum dan mengh
ngis lagi." Anindya terus terseyum. "Kalau gitu Y
*
erutama pada Erin. Kini ia sedang mencari Yezra yang tadi se
ti kenapa anak lelaki itu pergi padahal i
tanya Anindya pada anak lel
ej
an kami sering duduk di bawah pohon besar,"
ra? Dia
i pemilik nama keluar dari salah satu ruang
ng melangkah dengan cepat tanp
begitu berhasil menyamakan langkah de
galkan Anindya yang sudah lelah, tapi ia tidak ak
ntai. Ia meringis karna merasa perih, lalu mengalihkan pa
zra malah mengulurkan tangan dan di
Kata Yezra dengan datar,
lari lebih dulu
pa balik lagi? Ada yang ketinggalan ya
a pusing harus jawab yang mana dulu,"
bih pent
atu tangannya di kening, berpikir dengan cara
melihat Anindya terseyum tanpa
udah den
an pandangan, ia paling tidak suka dengan ad
tanya Yezra setelah m
it sedih. "Ayah sudah janji kal
hong ucap Yezra dalam hati dengan mencoba teru
cepat. "Tapi kok
engalihkan pandangan pada lutut Anindya
t Yaya pasti sudah menangis," sa
bisa." Yezra mengulurkan buku belajar miliknya di m
a masih mau be
buat Anindya mendengus, lalu m
an belajar bareng. Tapi kalau bukunya ada di Y
tahu suatu saat nanti Mas Ye
imana bisa di nilai?" Anindya melemparkan s
.. Yeja hari ini
h? Yaya kan bisa minta ayah u
a sudah berbohong pada anak itu. "Lupa,
ya akan lari ke rumah
ang di gerai, lalu pandangannya turun pada seluruh tubuh anak itu hing
dang temannya, lalu menarik kain itu ta
saputanga
eja ma
utangan i
ngga mau kas
p sapu tangan, lalu mengalihkan pada Y