Aku bukan wanita penggoda
Anindya akan di katakan keterlaluan seba
an seperti itu dari semua keluarga besarnya d
Anindira lalu terseyum. "Apa lagi di hari H nanti. Sesibuk a
cara, ibu dari si kembar tidak ingin ke du
ari keluarga besar. Diam-diam Dina menghela nafas lega karna a
bil menatap Anindya, Anindira dan Sayudha bergan
inginkan Dira saja," uca
i." ungkap Anindira setelah diam cukup lama, membuat beberapa orang menatapnya penuh protes term
g keputusan Anindira mengurungkan niatnya. Tiba-tiba sa
nangannya, tapi manusia tidak ada yang tahu kehendak tuhan se
ingin menemani sang mama, semuanya di wa
k. "Akan tatapi sebelum ke sini kami mengunjungi Mama, Papa bilang setuju dengan semua keputus
aka mengatakan itu, Anindya yang sudah mera
tepat. Anindya sesekali mengedarkan pandangan un
dha dan ia mencoba untuk terseyum. Pria itu ta
rtunangan ini akan di adakan setelah
t Adam yang diam dari tadi. "Tapi meski begitu kita juga harus bicarak
*
adakan pertunangan dua minggu set
selain karna Mama dari pihak pria belum
keras dalam pernikahan ini adalah keluargan
ersama keluarga inti dari pria itu yang berada di ruang kelua
um sadar, nak?" Tanya Dina sambi
enang saja Mama da
aka tidak suka. "Jika belum sadar, maka
tapan seperti itu, kemudian men
in membuat siapa pun khawatir, tapi nyatanya apa yang
bicara pada Sayudha yang menghel
uat Tan... Bunda dan y
tap saja
ya kalau istrinya mulai keras kepala sepeti ini. "Lalu tentang acara y
setelah di beri penjelasa
n tidak datang hari ini," ucap Adam mewakili istrinya, Ani
begitu mengenal ke empat orang ya
calon dari kakaknya dan mungkin saja membutuhkan
s?" tanya Anandra membuyarkan lamunan A
ersama Anandira yang ada di salah satu dindi
lihat satu pun foto anak kecil.
ak-anak terutama Diya," sahut Dina samb
un
bnya di sini," Dina tertawa kecil, mem
dengan adik iparnya itu melirik sa
ambil terseyum lebar itu siapa Tan? A
gingat foto itu di ambil ketika mereka kembali ke rumah. "Ada
yah ak
elirik Anindya kemudian ibu tiga orang anak itu tertawa kecil. "Eh, Bun
shaka melemparkan senyum pada kedua pasang
jadi," ucap Anandra penuh percay
deh som
ertimbangkan kalau baik Mbak, Bunda ata
dangan pada Anindya. "Bagaimana mau cerita, orangn
a orang tuanya tahu kalau selama ini mere
indira meringis dan menunduk, lalu tidak bicara lagi. "Maaf ya nak Yudha, Erin dan Sha
menatap anggota keluarga dari calon putri pertam
yahnya tidak suka. "Mereka itu adalah calon keluarganya M