Sang Dewa Perang
t peti mati yang diselimuti bendera kebangsaan telah berada di atas ta
gota militer yang akan bertugas melakukan tembakan salvo seb
selesai dengan persiapan mengebumikan janazah. Namun tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara helikopt
pemakaman. Ternyata mereka salah karena helikopter itu justru mendarat di sebuah bukit yang tida
pada pria berpangkat Jenderal yang juga merupaka
seragam mereka, rupanya mereka adalah perwira m
a helikopter tadi berhenti. Bukan helikopter militer melainka
mengalihkan perhatian darinya dan kembali menatap helikopter yang
Cakra,' batin
dari arah yang berlawanan dengan tempat pemakaman militer, seseorang baru saja
mat datang!!" sambut mereka dengan sua
ara baling-baling helikopter yang menderu menimbul
er itu pun kembali take on meninggalkan tempat itu, membuat orang-orang di area pemakaman militer itu kembali
adalah anggota militer yang ingin ikut menyaksikan pemakaman, kenapa tidak bergabung saja? Kenapa harus mendarat di bukit yang masih jauh
itu. Atau jangan-jangan itu adalah pasukan musuh yang mengintai
n mengacau pemakaman Letnan Kolonel Septian," bisik
titik hitam yang dia tahu itu adalah soso
ptian dan mengutus anggota kita mengecek k
ya men
lanjutkan pemakaman ini kembali," k
i ... bagaim
ri aba-aba pada protokoler acara
diabaikan ia kemudian membuang waj
yang ada di sana yakin bahwa tak ada g
radana Wasesa, hormat senjataaaaa .... Graaaak!!" ser
OO
rentak ke arah atas. Burung-burung yang bertengger pada pe
hormat sambil menatap ke kejauhan dan melihat ke satu objek dimana 'setumpuk' manusia berpakaian h
langsung , pria itu pun mengikuti rangkaian upacara itu tahap demi ta
diri, ia masih berdiri sambil menatap lurus ke arah pemakaman ya
ah kita masih lama di sini?" tanya salah seoran
pulangannya ke negara ini adalah atas permintaan ayah angkatnya Pramudya Wasesa selaku pemimpin tertinggi di kemiliteran setelah lebih dari tujuh
ebelumnya, tetapi karena kondisi di perbatasan negara konflik sangat rawan untuk
segalanya dan siapa yang sangka kepulanganny
berangkat sekar
k buah militer yang
njemputnya tadi. Mereka yang mengawalnya memilih diam padahal Cakra tahu di hati
ng berada di luar denganku," kata Cakr
gas, Pak!" jawab keempat pr
ga prajurit yang berjalan tepat di belakangnya hampir men
cap Cakra lant
ntanitas memposisikan tub
ku telah selesai," lanj
tes mereka namun ta
tau seperti masyarakat sipil hingga aku diperkenalkan secara
iliki alasannya sendiri atau ingin bebas sebelum ia resmi ditugaskan
erentak merek
a, P
*