Sang Dewa Perang
Apa-apa
mbicaraan antara Cakra dan Kaisar ingin bangkit dar
epaskan
k!" hardi
hkannya dia tidak dapat berkutik. Semua kemewahan yang dinikmatinya saat ini adalah pemberian dari sang ayah. Maka dengan terpaksa di
ang ayah lagi saat Jona
ka sambil mengepalka
ini hal yang paling ingin dilakukannya adalah memaki-maki Cakra, tapi sorot mata memperingatkan dari ayahnya
tak keberatan, aku ingin kita membicarakan ini lagi nant
h dengan saya, Yang Mulia. Seorang wanita harus bahagia dengan pernikahannya sehingga kelak dia juga bisa menjadi ibu yang membuat anak-anaknya tumbuh
ya bak seorang penjilat!
khawatirkan itu! Tetapi sebagai seorang kaisar ayah saya tahu kalau putri saya pasti ta
n kirinya melihat pandangan se
kita akan membicarakannya nanti,
u malu-malu. Hahaha .
istana. Jika penguasa tertawa kau harus ikut tertawa. Jika kaisar menangis kau juga harus pura-pura ikut
jam 22.30 waktu Ganinezia. Semua berpamita
tu yang juga Yang Mulia inginkan. Artinya itu bukan hanya karena Yang Mulia ingin menyelamat
i, sekali berjanji pantang diingkari. Jadi tak perlu meragukan kata-kataku, Jende
h lancang meragukan titah dari Yang Mulia," uca
usul Cakra yang telah dahulu ke sana. Begitu ia sampai ke mobil, ia
melakukan i
ukan apa?" tanya
mend
. Dan aku pun berharap bahwa tak ada niatan buruk di hati ayah ketika melakukan itu. Dan aku harap alasan apapun yang ayah punya semoga secepatnya ayah bisa membereska
i pura-pura sia
emutuskan hal tersebut tanpa berunding dengan
lah berjanji akan melakukan apa pun yang kuminta padamu, kan? Janji seorang prajurit tidak boleh d
ayah akan meminta sesuatu sebesar ini padaku. Pernikahan dengan anggota kerajaan ... bagaimana bisa ayah pun
Wasesa
ria wanita idamanmu. Tapi percayalah padaku, menikahi Candramaya akan membuatmu mendapatkan hidup yang lebih baik. Kau mungkin akan bisa merebut tahta itu di masa depan. Diajeng tidak memiliki saudara
ung atau rugi! Ini lebih bes
kau tidak ingin memenuhi permintaanku sebagai bakti seorang anak p
m Cakra sembari men
tidak ingat itu? Bahkan aku yang membiayai ibumu di rumah sakit selama berbulan-bulan hingga dia menghembuskan napas terakhirnya tanpa dia harus dipusingkan dengan biaya rumah sakit yang aku yakin
ia pikir tulus padanya akan mengungkit semua kebaikannya dan menga
laikat penolong dalam hidupnya tiba-tiba saja berubah, tentu saja
ia hanya sedang menun
*