Marriage Express
i .
r, nyaris tidak berkedip karena terlalu syok
a yang tadi sore baru saj
m O
ia itu berbeda, layaknya mereka tengah berada di zona waktu-negara-yang berbeda.
! Ada Nak
calon suamimu berdiri la
anita itu kesal dengan sikap Indira yang tidak mempersilakan Liam masuk, memilih untuk ter
.." rengeknya
h ke arah Liam, memberikan senyuman m
u ijin mengajak Indi
gak
rsama. Kamu tau, kan? Kalau kalian baru berkenalan singkat? Mana sebentar lagi bakal ni
h melongo Indira. Perempuan itu semakin tid
ma
gan ke arah Indira, menipiskan senyum mani
pat bibirnya yang
tapan sang Mamanya, harus menahan kuat keinginannya untuk tertawa. "Ganti baju sekarang ya, Nak
dak sengaja teralihkan pada Liam yang mengatupkan bibirnya rapat. Dalam hati i
Om M
nyak tug
a itu terangkat. "
usah payah dan melampiaskan kekesalannya untuk mendelik tajam pada Liam, segera berbalik badan dan
dan duduk seb
ra masuk untuk mengobrol se
a pakaian dengan penuh kekesalan. Ia melemp
mentah-mentah ajakannya," gerutunya berkacak pinggang di depa
an memicing. "Gue mending pakai baju tidur aja, sekalian buat dia ma
ya akan kembali dipermalukan oleh Mama dan jadi bahan tertawaan
wal sudah membuatnya semakin bisa membayan
ntara dirinya dan Liam. Sedangkan pria itu? Tidak sedikitpun Indir
pasangan di usianya nyaris penghujung kepala tiga. Oleh se
t senyum semringah Liam. Kedua orang yang dari tadi menunggunya beranjak berdiri, menyambut kedatangan per
mpat ramai. Dandananmu nggak bisa mengimbangi Liam,
rhana. Memakai kaus polos berlapis jaket kulit berwarna coklat dan
dengan pria dewasa, Ma. Dira masih anak s
mereka bisa terlihat lebih dewasa dari usianya. K
dan berucap, "Indira malam ini udah lebih dari ca
duanya b
Perempuan itu tidak bisa berkutik, hanya mampu menampilkan
a-pura batuk ketika Indira terpaku. Perempuan beru
Dira semakin terbang ke langit,
an juga calon suami menyebalkannya, semakin membua
sangat dikenalnya. "Kita mau ke mana?!" paniknya ketika
ris te
dah menyerga
. "Kenapa harus panik, Indira? Memangnya kamu
erempuan, kan?! Sekarang lo pasti mau godain gue habis-habisan. Nge
eh. Tanggung. Kita tunggu malam pertama aja, ya
ut lebih dulu. "Udah ... Tenang aja, aku cuma ajak ka
ati dan pikiran Indira ingin menepis kuat pemikiran negatif perempuan itu sesaat lalu. Ia
engamannya?" tanya pria itu yang melihat keterdiaman Indira
ih!" ketusnya melepas k
obil disusul wajah mencebik
ke arah lift, disusul Indir
an berdiri di samping Liam. Tidak ada siapa pun di dalam lift. H
rpikiran
ai puas, "Iya ... Biasanya di drama kesukaan remaja perempuan seusi
m!" balasnya
am bukan berarti
ad
jak tadi ternyata
erbuka dan sepersekian detik, jantung Indira berdetak kuat. Liam meraih jema
ang ternyata tidak kasar, membuat desiran halus dalam diri Indira ti
dekat dengan pria dewasa selain teman atau Kakak kelasnya yang mendapatkan label s
ndira mengerjap, tersadar jika lamunanny
unit apartemen me
ta menikah. Aku berinisiatif mengambil unit apartemen y
snya. "Aku nggak tau, impian kamu lebih suka membangun rumah atau membeli sebua
-katanya. "l-lo mem-persiapka
demikian saat Liam mengajaknya kemari. Bahkan, ia sudah menuduh sembarangan bagaimana pria itu
tanpa mengalihkan pandangan dari pria dewasa bertubuh tinggi di sa
ga. Tapi, ia cukup yakin jika pernikahan mereka yang akan terbilang cepat dan tanpa e
ami nggak akan mencarikank
tungnya berdebar kuat. Ada rasa hangat menyelusup dalam dirinya saat tat