Marriage Express
, Di
bung Naomi menyeringai puas, melambai pada
dak mengubah ekspresi lebih baik setelah akhirnya ia tahu ha
ira memakan waktu lima belas lebih cepat. Ini
Bibir kamu nggak ada bedan
yang sejak tadi berada di dadanya. "Lo sengaja antar Naomi
atnya, biar aku ada waktu untuk
i calon istri Lo!
etika memperkenalkan calon istri lo masih anak kecil? Kebanyakan pria d
ta sama Mama Papa. Gue paling suka merengek sam
ke rumah Indira, mengangguk pelan. "Itu kan dari pandangan kamu
aku bisa mengajarkan hal yang kusuka sama kamu. Termasuk
ma ... Dira nggak sanggup kalau harus dinikahin sam
ris Indira, termasuk bagaimana perempuan itu mengu
Nggak mungkin perempuan seusia kamu nggak pe
tanpa ingin menyudutkan Indira dan mengembalikan
ang berkaitan dengan Indira yang tidak diketahui Liam. Termasuk ukuran baju dan dalamannya.
el dan semakin tidak suka
uan polos yang nggak tau apa pun. Tapi, bukan berarti gue bisa mela
serunya sekilas memberikan p
uan yang baik menurutku," lanjutnya sesaat memberikan
menutupi hal yang akan membuat Liam besar kepala, Indira lang
an raya, tanpa menatap pria tam
Mungkin, kalau kita beneran nikah dan berjalan beberapa
jadi
h,
pelan, tanpa menan
mencebi
a terpaksa, udah berusia di akhir tiga puluh tahu
ah cari pasangan. Jadi, setelah Mami mau jodohin aku, yaudah, t
nggak mau ni
au apa?
diajarin praktik kawin, di band
pekiknya tid
ng kamu pikirkan," uc
tandasnya dan m
. Ia tidak masalah di pandang sebelah oleh perempuan itu. Terpenti
usah ta
banget. Lagi da
e eneg, termasuk lo orang baru masuk dalam daftar selanjut
dahal, jika dilihat dari sisi lain, Liam sangat tenang dan tidak terlihat untuk dendam; me
tidak bisa membuka pintu mobil
? Seragam sekola
dangannya sukses menatap cepat Liam yang masih b
tapi kalau mobil ini sampai ikut goyang kan, bahaya," sambungnya semakin menjadi, bahkan
menahan tawanya mendapati s
r Om
! Atau lo hobi banget buat kerutan gue cepat terlihat di band
pe orang sakit gigi. Jadi, aku bingung dan hanya tau kalau memantik kemarahan kamu,
yum manis Liam. Ia menelan saliva susah payah, tidak bisa mengal
dah paling tampan dari semua pria yang pernah lo temu
gan di sandaran jok Indira dan menatap wajahnya dari lekat, perempuan itu semakin kentara dalam melamun. Tidak mengerjap s
u besok, Indir