Marriage Express
malam dari balkon apartemen Liam, meskipu
kan satu cangkir teh, sedangkan
ra menerimanya. "L
kam cukup lama dan berusaha menghindar dari Liam. Ucapan pri
ndapatkan respons tubu
dah mulai masuk ke dalam
gi kalau lihat kamu. Bawaannya se
i
uan 'maut' seorang Liam Ogawa yang sekarang berdiri di sampingnya lebih
tukang
m jebakan alias rayuan murahan lo
a itu mengubah posisi bersandar menyamping supaya bisa melihat perempuan sebatas bahu
biasanya pria dewasa itu sikapnya tegas, wajah kaku dan lainnya untuk terlihat berkharisma. Bukannya gue bisa makin
berbeda-beda," sahut
bisa di
man gue pria yang tegas, sorot tajam dan cukup
dan berkata, "Kamu suka ba
nggak terima?" tanyanya
ng yang melarangnya untuk membatasi imajinasinya. Kan, bacaan seperti itu lebih
annya dan menekan ujung hidung manc
us. Mau? Nanti nggak bisa awet muda, dong," uc
bisa masuk dalam kriteria kamu. Aku cuma punya posisi sebatas GM di perusa
salah tingkah sendiri. Kenapa Liam harus berucap de
usnya mengalih
u Indira bayangkan. Lama-lama perempuan itu jadi malu sendiri d
dalam minumannya, kan?" tanyanya
, cukup takjub dan selalu saja men
gak
ara Liam kembali masuk dalam telinganya, "Nggak sampai buat kamu hilang kes
o?
u
a Liam yang tidak menahan cepat cangkir miliknya. Mungkin su
ekat. Ciuman di pipi kiri yang ia berikan, sukses membuat tubuh itu
ona kayak gini," cetusnya membu
merasakan jika genggaman tangan
ngerjap dan menatap tajam Liam. "Ke
semu kayak kamu, artinya respons tubuh kamu terlalu berbun
ak
a, perempuan itu segera menenggak tandas minumannya. Untung
dalam dan mencari area pantri,
gumam Liam menatap punggung yang semakin menj
ira Aubrey. Ternyata tidaklah buruk. Ini jauh lebih mengesankan saat perempuan itu hanya bersikap kasar dan menolak perlakua
ya terhibur dengan sikap ko
ue mengumpat dan teriak nggak jel
ri, mengawasi sejenak jika Liam mengikutinya. Tapi, tampak
memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia
ti dengan ucapan gue. Hebat banget
dan menolak perjodohan ini. Tapi apa? Gue kalah terus dan merasa
n ketidaksukaannya pada Liam. Sayangnya, pria itu m
yang berisiko terken
, Indira masih bisa merasakan tekstur lemb
rnodai lagi
yang pasti memiliki akses lebih untuk menyentuhnya dan kapan pun. Bukankah sebentar lagi mereka akan melaksa
aya
," lanjutnya menepuk kening saking k
i pintu luar pantri. Perempuan itu tidak sadar keberadaan Liam dan te
begitu lucu di pertemuan kali pertama