icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kamu Akan Miskin, Mas!

Bab 7 Partner

Jumlah Kata:1980    |    Dirilis Pada: 05/07/2022

A

n, minta uang.

menggeram pelan. Benar-benar tidak punya urat malu. Ken

u ambil dari dompet Mbak, h

ang ke rumah ini. Kalau belum habis

ni gak bisa man

i ke perutku. Kenapa lagi? Anak ini menyebalka

tanyanya sambil melipat k

dingan kabur aja lagi. Minta uang sama Mama dan Pap

numpang hidup lagi, aku mau lihat keponakanku. Gim

anak satu ini. Dia pas

, kayaknya ada Mama sama Papa deng. Sudah kubilang kan kalau pria itu gak ada baik-baikny

enganggukkan kepala, dia memang benar. Tidak

. Aku mau liha

u mau pergi lagi

masalah. Mulai dari keluarga benalu-keluarga Mas Reno, sampai pr

bis uang. Pria di hadapanku berdiri santai. Seolah tidak pernah merasa bersala

uang saja. Dia baru saja pergi satu bulan yang lalu. Katanya tidak betah di si

n, malas mengajak dia ribut. Biarkan saja Kafka masuk ke rumah ini, lagipula d

untuk mencari manusia satu ini. Entah apa yang dipikirkan oleh Mama dan Pap

dia berkacak pinggang menatap keluarga Mas Reno. Kafka batal ke kama

wajah. Kalau mereka disatukan, semakin kacau dunia. Kena

egitu saja, tidak sopan sekali dia. Aku

Reno kesal. Dia dan adikku memang tidak pernah ak

Lagipula ini j

gi ke kamar. Kalau Kafka, aku tidak ak

perjanjianku dengan Mas Reno terjadi. Dia yang membuatku kehi

mua tepatnya.

*

ngin. Dia mengeluh kelaparan sejak tadi, entah apa yang dia lakukan di

alau bahan makanan habis semuanya karena Mas Reno. Aku melah

" Kafka menadahka

kan uang untuk Kafka, juga sekolahnya aku yan

hanya modus belaka? Dia meminta uang untuk be

. Dia kenapa sih? Kadang men

meminta uang untuk jajan begini. Dia pasti selalu langsung to t

kut, d

rdiri di sebelahku. Benalu-benalu menyebalkan ini, k

dia sepertinya akan mengerjai M

ajak Mama Mas Reno dan Rini. Bukannya jadi belanja, malah berantem. Aku

" Kafka mengeluh kesal, pasti kalau pakai ATM, dia a

menggelengk

asik." Kafka

a-bisanya kamu pecat Mas dari peke

Tidak menanggapi apa pun. Sejak kemarin Mas Reno selalu mengeluh

mereka melakukan apa yang mereka mau dengan uang seg

enti berbicara, membuatku menghela napas kesal. T

ku memberikan solu

dengannya. Memilih untuk sibuk dengan Raja. Biarkan

ulai curiga sesuatu, tetapi aku akhirnya melihat Rini dan mertuaku membawa banyak kanto

dan Rini. Kukira dia kebentur apaan bisa sampai

ndingin. Cuma bisa

as Reno yang pasrah begitu saja. Apa yang dilakukan Kafka sampai mereka be

h-suruh," gumam Mama Mas Reno sambil duduk. Mereka sudah se

menonton mereka yang kecapekan gara-gara menyusun bahan mak

nya juga si Kafka. Aku kira, si Kafka akan menambah kesusahan di

ang masuk ke dalam rumah becek-becek? Padahal harusnya

dan tentu saja suamiku yang menyebalkan itu. Sepertinya tidak ada dari mereka

tidak gatal. Ini benar-benar misteri

yakannya. Dari pada nanti tidak ada yang mem

ndah melihat ke lantai rumah. Bis

ak. Emang keluarga

menghabiskan uangku terus-terusan. Adik laki-lakiku itu menyiramkan air ke lan

sana,

kali dia menyuruh-nyuruhku. Memangnya dia i

masak, tuh. Mbak masih capek." Kafka berkata ketus,

n dia pergi dari rumahku, ternyata perubahannya signifikan sekal

n apa pun yang dia dapatkan dariku. Lah, ini berbeda sekali. Apakah karena

l ngelunja

sah makan." Dengan ringa

Rini,

anti gosong k

li muka mereka, tidak tidak papa. Aku tersenyum tipisx ternya

du

n Rini yang terjatuh karena lantai basah. Ini seru sekali, aku

a." Mama Mas Reno memijat punggungnya. Dia tampak

a?" tanya Kafka d

. Yang masih aku bingung, apakah dia melakukan semua ini tu

. Nyusahin orang." Mama Mas Reno berkata k

biari

repot-repot turun tangan. Kafka yang membereskannya dengan bers

u akhirnya berdering. Telepon yang sejak tadi aku tunggu-tun

di depan

a ke sana

at kacau, tidak mungkin mau mengikutiku. Kafka masih sibuk mengepel lantai. A

angan. Dia tersenyum padaku. Dialah yang sejak tadi

mbil menerima berka

ti,

memujinya yang be

a berkas itu, menganggukkan kepala, itu memang surat perjanjian yang asli. Ini

a i

tanganku. Dia bahkan tidak perlu meminta izin untuk melihat b

afka, setidaknya aku masih merasa aman sekarang. Aku membiarkannya saja mengecek apa yang ada

menyeringai, adikku itu memang tau apa y

dah saatnya, aku tidak mau lag

ak senang sekali. Kemudian mengembalikan berkas

ia menutup pintu agar suara kami tidak terdengar

Kafka bantuin, Mbak. Jadi partner

us atau hanya main-main. Dia biasanya tidak pernah

kan kepala. Dia berus

itu. Kita buat mereka menderita." Kafka menatapku penuh keyaki

los dari ujianku sekarang, aku akan menerimanya

, tapi me

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka