Kamu Akan Miskin, Mas!
A
n, minta uang.
menggeram pelan. Benar-benar tidak punya urat malu. Ken
u ambil dari dompet Mbak, h
ang ke rumah ini. Kalau belum habis
ni gak bisa man
i ke perutku. Kenapa lagi? Anak ini menyebalka
tanyanya sambil melipat k
dingan kabur aja lagi. Minta uang sama Mama dan Pap
numpang hidup lagi, aku mau lihat keponakanku. Gim
anak satu ini. Dia pas
, kayaknya ada Mama sama Papa deng. Sudah kubilang kan kalau pria itu gak ada baik-baikny
enganggukkan kepala, dia memang benar. Tidak
. Aku mau liha
u mau pergi lagi
masalah. Mulai dari keluarga benalu-keluarga Mas Reno, sampai pr
bis uang. Pria di hadapanku berdiri santai. Seolah tidak pernah merasa bersala
uang saja. Dia baru saja pergi satu bulan yang lalu. Katanya tidak betah di si
n, malas mengajak dia ribut. Biarkan saja Kafka masuk ke rumah ini, lagipula d
untuk mencari manusia satu ini. Entah apa yang dipikirkan oleh Mama dan Pap
dia berkacak pinggang menatap keluarga Mas Reno. Kafka batal ke kama
wajah. Kalau mereka disatukan, semakin kacau dunia. Kena
egitu saja, tidak sopan sekali dia. Aku
Reno kesal. Dia dan adikku memang tidak pernah ak
Lagipula ini j
gi ke kamar. Kalau Kafka, aku tidak ak
perjanjianku dengan Mas Reno terjadi. Dia yang membuatku kehi
mua tepatnya.
*
ngin. Dia mengeluh kelaparan sejak tadi, entah apa yang dia lakukan di
alau bahan makanan habis semuanya karena Mas Reno. Aku melah
" Kafka menadahka
kan uang untuk Kafka, juga sekolahnya aku yan
hanya modus belaka? Dia meminta uang untuk be
. Dia kenapa sih? Kadang men
meminta uang untuk jajan begini. Dia pasti selalu langsung to t
kut, d
rdiri di sebelahku. Benalu-benalu menyebalkan ini, k
dia sepertinya akan mengerjai M
ajak Mama Mas Reno dan Rini. Bukannya jadi belanja, malah berantem. Aku
" Kafka mengeluh kesal, pasti kalau pakai ATM, dia a
menggelengk
asik." Kafka
a-bisanya kamu pecat Mas dari peke
Tidak menanggapi apa pun. Sejak kemarin Mas Reno selalu mengeluh
mereka melakukan apa yang mereka mau dengan uang seg
enti berbicara, membuatku menghela napas kesal. T
ku memberikan solu
dengannya. Memilih untuk sibuk dengan Raja. Biarkan
ulai curiga sesuatu, tetapi aku akhirnya melihat Rini dan mertuaku membawa banyak kanto
dan Rini. Kukira dia kebentur apaan bisa sampai
ndingin. Cuma bisa
as Reno yang pasrah begitu saja. Apa yang dilakukan Kafka sampai mereka be
h-suruh," gumam Mama Mas Reno sambil duduk. Mereka sudah se
menonton mereka yang kecapekan gara-gara menyusun bahan mak
nya juga si Kafka. Aku kira, si Kafka akan menambah kesusahan di
ang masuk ke dalam rumah becek-becek? Padahal harusnya
dan tentu saja suamiku yang menyebalkan itu. Sepertinya tidak ada dari mereka
tidak gatal. Ini benar-benar misteri
yakannya. Dari pada nanti tidak ada yang mem
ndah melihat ke lantai rumah. Bis
ak. Emang keluarga
menghabiskan uangku terus-terusan. Adik laki-lakiku itu menyiramkan air ke lan
sana,
kali dia menyuruh-nyuruhku. Memangnya dia i
masak, tuh. Mbak masih capek." Kafka berkata ketus,
n dia pergi dari rumahku, ternyata perubahannya signifikan sekal
n apa pun yang dia dapatkan dariku. Lah, ini berbeda sekali. Apakah karena
l ngelunja
sah makan." Dengan ringa
Rini,
anti gosong k
li muka mereka, tidak tidak papa. Aku tersenyum tipisx ternya
du
n Rini yang terjatuh karena lantai basah. Ini seru sekali, aku
a." Mama Mas Reno memijat punggungnya. Dia tampak
a?" tanya Kafka d
. Yang masih aku bingung, apakah dia melakukan semua ini tu
. Nyusahin orang." Mama Mas Reno berkata k
biari
repot-repot turun tangan. Kafka yang membereskannya dengan bers
u akhirnya berdering. Telepon yang sejak tadi aku tunggu-tun
di depan
a ke sana
at kacau, tidak mungkin mau mengikutiku. Kafka masih sibuk mengepel lantai. A
angan. Dia tersenyum padaku. Dialah yang sejak tadi
mbil menerima berka
ti,
memujinya yang be
a berkas itu, menganggukkan kepala, itu memang surat perjanjian yang asli. Ini
a i
tanganku. Dia bahkan tidak perlu meminta izin untuk melihat b
afka, setidaknya aku masih merasa aman sekarang. Aku membiarkannya saja mengecek apa yang ada
menyeringai, adikku itu memang tau apa y
dah saatnya, aku tidak mau lag
ak senang sekali. Kemudian mengembalikan berkas
ia menutup pintu agar suara kami tidak terdengar
Kafka bantuin, Mbak. Jadi partner
us atau hanya main-main. Dia biasanya tidak pernah
kan kepala. Dia berus
itu. Kita buat mereka menderita." Kafka menatapku penuh keyaki
los dari ujianku sekarang, aku akan menerimanya
, tapi me
*