icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kamu Akan Miskin, Mas!

Bab 2 Perlahan tapi Menyakitkan

Jumlah Kata:2000    |    Dirilis Pada: 05/07/2022

A

. Gak usah pulang sekalia

ndong bayi, matanya terlihat melebar. Pasti dia terkejut sekali.

atas permintaanku. Sengaja membuatku menghilang, tidak memberita

ma aku, Sayang?" Mas Reno langsung mendekatiku. Wajah kesalnya

nan

itu saja, meletakka

pat bertanya kemana Mas Reno, tapi tidak aku jawab. Mereka tidak perlu tahu di

ahan kaki, aku tidak mau hartaku musnah begitu sa

s Reno meminta meng

tidak bisa menginap, ada sesuatu yang harus m

oh." Mas Reno mengikutiku dari belakang. D

ang dengan mata Mas Reno yang tampak terkejut. Dia pas

ih? Berubah ban

ku sudah habis. Selama ini, aku dipermainkan Mas R

Aku menatap foto kami. Sekarang, foto itu justru membuatku malas melihat

geliatnya. Bayi kita gak boleh aku gendong. Semuanya aja gak boleh."

menatap Mas Reno, dia langsung melangkah ke pintu de

Reno. Ketika pintu terbuka, keluarga

benar-benar masalah besar. Sudah masalah dengan

iapin makanan yang banyak." Mas Reno dengan sigap menggant

lirikku tajam. "Terus tugas istri kamu di rumah n

enatap koper yang dia bawa. Begitu juga adi

nanyakan itu. Aku hanya diam berdiri di dekat tangga, belum me

ma pengen jadi orang kaya sebentar aja masa ga

maunya sendiri di rumah ini, seolah aku adalah pembantu.

berubah. Mulai sejak aku melahirkan, aku sudah berubah, bukan lagi Nina ya

menikmati ini, sebentar lagi, semuanya akan aku rebut. Me

r bentakan yang membu

tuaku mengatakan sesuatu. Apa yang ingin dia kataka

ya? Lewat begitu saja." Suara Mama Mas Reno terdengar

per Rini. Berat t

bantu? Mereka pikir, ini rumah mereka begitu? Sok berkuasa b

aya bukan pembantu

*

napas pelan. Mas Reno dan keluargany

an lama. Aku langsung mengan

al

ketemuan gak? Ada y

. Aku habis lahiran, agak

, aku langsung ke rumah kamu sekarang. Bisa-bisa

aku bilang padanya? Kami juga jarang saling menghubu

kembali, dia bilang sudah ada di depan rumah. Aku menggen

tanya Mas Reno sa

awab ketus membuat Mas Ren

enyum pada saha

Mau pe

rpelukan lebih dekat, tapi sepertinya dia ba

idak tau tempat. Bisa-bisanya dia mengajakku ribut s

sik sahabat lam

gobrol di halaman bela

li bermain denganku. Aku penasaran dia ingin bercerit

belum selesai b

menghubungi Mas Reno yang masih ada di atas. Entah apa

n kali. Bukan wanita yang diam saja di rumah. Aku menghela napas kesal, menunggu Mas Reno mengangkat te

ai nelepon segala? Kalo gak penting jangan nelepon dong, apalagi ini kita ada di rum

. Awasin Mama kamu. Kalo sampe ganggu aku, ja

dak peduli dengan Mas Ren

, nanti juga ada

k, mengikutiku

saat sudah duduk di kursi ha

masalah sama me

mbahas Mamanya Mas Reno? Kalau itu mah dari semenjak aku meni

uh tanganku yang se

ekali. "Katanya kamu mau ce

narnya aku sedang malas bertemu dengan orang lain sekarang,

u gendong

ada Hani. Beberapa detik menggendong bayiku, Hani malah

is? Anakku nakal atau giman

Nin. Pasti rasanya senang banget, suami tambah sayang. Gak

ceritakan oleh Hani. Aku menghela

asti ada saatnya ka

k tahan katanya, dia minta untuk berce

-benar buruk sebenarnya. Masalah Hani memang berat. Aku

ngkan orang lain. Bagaimana ini?

a lain. Aku gak terima, Nin. Aku gak te

i berpengaruh pada Hani, mungkin itu bisa membuat

a anak dan menantunya, dia malah mendukung suamik

pun apalagi sedang tidak bisa berpikir beg

in

g sekarang belum jodoh kamu, Han." A

dengar perkataanku. Aduh,

. Aku gak mau marah sa

mengacak rambutnya, dia sepertinya sudah pusing sekali dengan masalahnya sekarang. Ak

a seenaknya berkeliaran di sana dengan istri barunya

idak terima? Tidak mungkin kan aku

adapinya. Apalagi suaminya Hana yang baru m

u harus bantu

ia menatapku memohon. Aduh, aku paling

rabg saatnya membalas kebaikannya. Tapi apa yan

mau bantu

pasti aku bantu, Han. Tapi kalo itu di luar

memberitahukan semua rencana dia. Aku mengangguk

Cuma sedikit. Gak bakalan gan

harapan di sana. Akhirnya

ku coba

*

u, kamu habis melahirkan, tapi kenapa jadi kayak gin

tadi. Aku hanya meliriknya, kemudian kembali memasang posisi

ing sekali Mama dan adik iparnya itu datang ke ruma

ku, tapi itu dulu. Sekarang tidak lagi. Aku tidak lagi bodoh. Memang mereka pikir aku

." Mas Reno terlihat menyerah. Dia

yang sejak tadi aku tunggu-tunggu, aku menggeser tombol berwarna hijau. Kemudi

h tidak sabar dengan apa yang akan d

g di seberang sana terdengar mantap sekali. Aku menghel

ukkan kepala. "Bagaim

. Bakalan ak

yakitkan," gumamku sambil mengangkat sebelah alis

alan beres bersih. Kamu baka

. Kerahkan semuanya. Aku berh

sudut bibirku tertarik. Matak

perlahan, Nak. Perlahan, tapi lebih m

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka