Kamu Akan Miskin, Mas!
A
apaan tehnya, Nina? Perut Mam
angkat bahu. Memilih mengabaikan mertuaku. Aku seolah tid
mengusap kepala Raja. Mama Mas Reno berdecak, dia
u memang ide yang sangat unik. Aku disarankan oleh salah
mana? Kok gak ka
seragam kerjanya. Selama ini, mana pernah Mas Reno menyiapkan pakaian kerjan
telah Mas Reno pulang. Ada k
a mengurus keuangan, tapi aku selalu meneliti lapo
as Reno juga ikut gajian kalau akhir bulan, tapi selalu habis di ha
cuma ada nasi sama kerupuk di atas meja. Ka
n sea
ana ada gizinya kalau gitu. Suami bukannya dilayani dengan baik, mala
ya aku
an nanti. Lagi pula selama dua hari aku di rumah sakit kemarin, bahan
b kemana, menghilang. Makan saja itu yang ada, kalau tidak mau tid
gar gak sih?"
Aku menjaw
gitu kenapa?" Mas Reno tampak fr
celana pendek. Sepertinya, dia bingung mau pakai pakaian
nya dia sudah terlambat untuk beke
aaf Reno kemba
ruti kemauannya, mungkin sejak tadi Mas Reno sudah melempa
s Reno masih memakai pakaian santai
sih sarapan kerupuk." Mama Mas Reno kembal
dak ada kerjaan lain. Mereka seolah menuntut aku untuk bisa se
na pelit bang
a seluruh hartaku habis
li lewat." Aku meletakkan a
ini. Bukannya hidup leb
ku sukses membuat M
ian melangkah ke kamar. Angga
sudah pergi. Tersisa Mertuaku dan Rini saja. M
banget. Tersi
Rini lap
t di tangan Mama Mas Reno. Aku melang
akan, semuanya gak ada. Sekarang,
aku sambil mengem
s? Rini li
ti angka yang tertera. Tangga
a makan biskuit ya
perut Mama kay
kamar mandi. Sejenak aku ters
ari pertama
*
enatap sekitar, kemana Mama Mas Reno dan si Rini? Mereka tidak keliatan sa
neh-aneh sekali. Kenapa tidak pakai bertanya dulu padaku
atif sendiri. Padahal baru saja ingin aku buang. Eh, malah tid
ke rumahnya. Padahal dari kemarin aku sudah berjanji akan ke rumahnya. Aku lan
o, N
k? Ini aku mau langsung jala
Aku tungguin dari kemarin lho, kukira kamu gak b
Hendak bersiap-siap, tidak mungkin aku melanggar janji
kat rumahku aja deh, sekalian makan. Biar
Hani yang sejak kemarin menginginkanku untuk datang. Dia hanya ingin bercerita, mengeluarkan semu
ang lagi ng
ambil pakaian dari dalam lemari. Raja sedang
a teleponnya. Nanti kalo udah di jalan bilang aja sama aku.
il membawa Raja. Aku menggaruk rambut yang tidak gatal
ku jemput aja,
rumah kamu. Nanti pulangnya baru kamu ante
dang berpikir. Aku menunggu keput
uangnya. Lagian aku yang butuh kamu ko
ujui perkataan Hani. Itu ide bagus juga seben
ak? Aku langsung ke ru
af lho kalo
ku. Aku matiin ya teleponnya. Nanti kalo
matikan teleponnya. Kemudian melangkah
erdering. Hani sudah menelepon. Dia pasti sudah sampai di
umah kamu nih. Kamu uda
ar ini lagi j
dahulu. Jangan sampai barang-barang berhargaku
na lagi k
gi sih? Ada masalah apa denganku? Sepertinya sensitif sekal
Ada urusan
aru juga melahirkan, bukannya bersih-be
kan apa pun di rumah ini. Justru dia yang menjadi beban di rumah ini. Enak saja
ak pinggang. Apa yang akan dia
lepon Re
nting pekerjaan rumah sudah selesai di tanganku, bersih-bersih sudah, bahkan sudah memasak dan
o, R
lo,
ikut mendengarnya juga. Bodo amat dah, mau diizin
nsel, mengetikka
sebentar. Mungkin sepuluh menit
nggu sampe kapan pun kok. Ka
ng begitu berulang-ulang, tidak enakan kalau mer
njadi kejutan sekali nanti. Aku tersenyum tipis, m
arus larang dia. Masa jadi istri main terus kerjaannya,
edikit kesal. Kenapa dia malah bi
juga biarin aja. Aku lagi pusing, j
ersenyum tipis. Aku sudah menang, mau apal
ri kan Ma? Ak
Langsung melangkah ke mobi
ai
keadaan? Baik?"
Hani menceritakan semuanya. Ini sepertinya nanti sampai
membuka semua cerita ke orang lain, apalagi ke Ha
t sampe bilang k
h, kenapa dia pakai acara menangis segala sih? Aku mengg
pe rumah baru nangis. Maaf banget, apa
ang nyetir mobilnya? Biar ka
Gak papa ak
kitar, rumahnya besar juga sebenarnya. Hanya saja
h makan gak? Seka
agus banget kok. Sekalian kan aku
Sini
enatap sekitar. Hani menyuruh duduk di ruang ta
anyaku pelan, takut me
ama wanita lain." Hani sam
alah jadi t
i. Dia akan mengubahnya sedikit. Aku menganggukkan kepala, kala
n sulit. Sangat sulit bahkan, tid
*
ami sudah menyusun rencana dan akan segera melakukan
kusut. Aku melirik jam di dinding. Ini sudah waktu pulang Mas Reno dari butik. Aku
trika gitu lagi. Kayaknya tadi baik-baik aja." Mama Mas Reno langsun
mang kusut sekali. Aku fokus dengan Raja, seolah tidak peduli d
? Si Nina emang
ar. Dia tampaknya baru saja menerima kabar g
kamu kayak si Nina, ya. Cuma
kita beli makan aja di luar." Rini me
rbisik. "Pakai uang siapa?
a tau
Reno meletakkan sepatu. Dia melepas
rhenti tepat di hadapanku. Ketika aku mendon
engan orang lain, Nin? Gak bilang-bila
*