Cinta Tak Bersyarat
ra melihatku, Banci! apa ak
depan pintu. Ia Mendapati Arini dengan lingerie super
p Burhan bergidik. Naluri kelelakiannya sekuat tenaga berusaha
gapa kau tidak ingin men
rhan, menempel e
kau lakuka
tidak ingin sekedar menggandeng tanganku. Di mana-mana istri menyambut suami d
senyum menggoda. Memaksa tubuh
ony
a kau sama dengan Ilham, sama-sama tidak punya otak. M
agi. Memaksa tubuh Burhan yang
ur ada bubur ke
bur kesukaanku. Apa kau sedang ingin merac
ita yang kini tanpa jarak dengannya. Belum saatnya wanita itu tau siapa dia. Mengh
at nyonya memesan bubur yang sama di seberang kantor Pak Ilham
Kak Asti. Aku acap membeli bubur di depan kantor bo
sa menghub
genal ka
a yang tidak gatal. Menyu
nya. Siapa tau Nyonya bahagia mendengar suaranya. Tiba-tiba mata Arini memerah. Melo
ta. Aku tidak suka kau sok perhatian padaku, padahal otakmu hanya duit dan duit. dasar pria pengecut tak punya harga diri. Cih!" Burhan terkesiap me
apa yang saya katakan tidak ada unsur pura-pura. Saya tidak berniat memanfaatkan anda, Nyonya. Ini semua terja
tas dunia ini sama. Cinta. cuih. Kalau cinta
am untuk Nyonya. Pasti Nyonya suka.
Arini berceloteh dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Burhan. Entah
Arini tepat di telinga Burhan. Den
manapun dan kapan pun itu. Sekarang,
mengatur-
aku suam
au sama sekali tidak pernah menyentuhku. Baru saja aku memeluk pinggangmu kau sudah mengelak. Apa aku bau badan sampai Ilham dan se
di sini." Burhan menunjuk dada Arini. Berbisik mesra, dengan
ta yang tulus tanpa
nya bergoyang. Mengerjap berkali-kali. Seolah mencerna ucap
a itu menarik bawahan lingerie--nya.
tong kresek berisi kotak makan yang ia bawa terl
menikahiku karena cint
anya, tubuh Burhan ter
. Ia hanya menahan tangan Arini yang kembali meng
osi anda seperti ini. Anda perempua
ck
ali terjatuh ke atas ranjang. Arin
tinanya agar tidak me
eluh, beradu tenaga untuk bercinta. Bukankah setelah perg
enepis tangan Arini yang begitu ag
Harga diri Burhan memang sengaja digores Arini, ia ingin melih
peduli situasi, napasnya tertahan. Begitu hebat sengatan kulit Arini menyentuh jantungnya, bergemuruh tak karuan. Burha bukan laki-
h Nyonya. Saya hanya sebagai muhallil, sarat ag
a melanggar hukum Tuhan. Bedebah! aku tidak ingin ikut serta dala
erusaha berkali-kali menyadarkan Arini. Ia t
pkan wanita itu untuk sebuah hubungan yang kembali teraju
satu-satunya yang akan terus melih
nangis. Pikirannya kacau. Dalam pikiran Arini. Burhan hanyalah
a lelaki menikahi wanita dengan niat akan menceraikan d
nya. Jangan s
a-tiba mendorong tangannya menyentuh
strinya. Pernikahan bisa tidak sah dan dianggap batal. Tapi, aku
tangan Burhan di kepalanya mengalirka
m mampu membuat dirinya berpikir realistis. Menepis
ri pemahaman agama? ata
uang tamu saja. Dengan kepala dingin, percayalah! a
ofa dengan ekspresi datar. Pandangan lurus tapi kosong
enatap lamat wajah sendu. Menunduk lemah.
i jika Ia belum menyentuh Ar
a di hati saya ingin menceraik
adi suamiku selamanya
secara paksa. Burhan tidak sempat mengel
rhan bahkan melumat dengan rakus, bak perempuan
Sama sekali tidak ingin menarik diri dari permainan Arini. Tapi,
dar. Terbukti dengan air yan
tilah! jangan m
sematkan memanggil dirinya, sebab
ak menyukai
a mo
Kasihan dan merasa ingin me
kertas. Kelak wajib ia ceraikan. Unt
ong wajah Arini menjauh. Burhan menarik napas d
senyum tipis. Untuk pertama kali dalam hid
Pak Ilham bisa mendadak datang. Saya mohon." I
ng menjelang siang. Andai ia meli
usia ketimbang Tuhan. Panta
gucapkan kalimat pedas itu. Menundukkan mat
an salivanya
njaja cinta jalanan untuk tidur d
sangat saya hormati. Wanita te
u tidak be
ck
Sofa. Kali ini Arini sengaja menarik kuat me
up menahan gejolak sentruman
lelaki imp*ten," bisik Arini sengaja mengej
esiap. Harga di
ttt
lakson
dam suluh naluri kelelakian
h." Bhatin Bu
. Ilham tepat waktu
m
wajah Burhan. Suara pintu mobil di buka jelas terde
nggodanya. Kini, bibir Burhan jadi korban. Mengigit den
itu mengasikkan, meng
ang, rapikan r
kau takut. Katakan padanya jang
n sulitkan saya, Pak Ilh
tt
rit panjang pertanda
rbunyi lagi. Burhan menatap lamat perempuan yang kini berdiri di sampingnya, dengan
pipinya. Lalu, membersihkan sisa lipstik dengan bibirnya. Penuh kelembu
emberikanmu padaku." Suara itu seolah mengembalkan kewarasan Arini yang tujuh puluh persen
alam?" Suara Ilham mele
Nyonya." Pelan Burhan mengusap rambut Arini.