Cinta Tak Bersyarat
merasuki mantan istri bosnya itu, ia pa
ling diam dalam kebingungan, bi
ibumu d
Arini mem
mau menemu
k daripada kamu," ketus Ari
tidak mau ada kesalahpahaman di antara kita. Mungkin bisa lain kali. Ibu saya di rawat di ru
u--gampang. Kalau cuma izin diri kamu--aku bisa. Kenapa tidak bi
" ucapny
si jadul gak masuk kerja, ya. Aku
ayang,
satu waktu. Mendadak menelpon Ilham, bersayang-sayang hany
n mencari tahu,
rena hari ini Arini tidak menggoda imannya se
ntarkan aku menemui Bu Dena!" perintah ta
kut ibunya akan berpikir tentang sebuah hubungan khusus, jika, melihat kedatangan mereka berdua. Tap
udah melunasi semua biaya ibu anda, Pak. Luka amputasi kaki yang membusuk sudah m
isambut senyum resepsionis. S
ya. Arini mengekor dari belakang. Mendengar nama mantan suaminya disebut sebagai pen
pa saja dengan uang, termasuk membeli
bisa dibeli dengan uang, ada beberapa
log dengan sedih atas takdir yang menim
ama saya, Jiya?" tanya Burhan pada
ama nanyain mas terus, saya sudah bilang mas kerja, baru j
rapat. Nyenyak sekali. Sama sekali tidak menggubri
g dulu, Mas," ucap wanita itu menunduk. Seolah Burhan yang berdiri di d
di sebelah rumah Burhan. Pekerja di salah satu gerai bakery. Gadis itu lagi li
dah begitu akrab di r
am tentang ibunya, juga adik-adik yang sekolah. Akhirnya Ilham mengirim Mbok Da
esai, baru menyadari Burhan tidak send
tanya Jiya denga
bos saya, yang membiayai semua pen
Dari mode masam ke mode t
tangan. Arini menyambut dingin. Paham sekali m
ri bos, saya is
berdegub kencang. Kepalanya bergantian berpaling antara Arini dan
au ... Arini bagian wanita kaya genit versi filem pendek yang acap ia tonton, atau--jangan-jangan istri
itu, berakhir kesimpulan dari diri sendiri oleh isi
akhirnya mengatakan
itu hanya membalas dengan dehemen sejenak, tidak menyambut uluran tangan mungil y
nya dengan senyuman, yang Jiya impikan siang malam,
ali bekerja di toko bakery itu, saya dan adik-ad
kah, kembali memutar arah, mu
ncur juga. Burhan sebenarnya tidak suka berbasa-
nya Jiya lembut sengaja
sa dibawa pulang, di rumah siang hari ada adik-adiknya. Mbok Darsi
nyum tipis. Perdana bersua, gadis itu mem
atinya sedih. Selama ini, perhatian dan pengorbanan untuk Bur
sa oleh Burhan. Tapi, Burhan selalu mengang
mberikan fasilitas pembantu? Jiya
asrah. Karena tidak ada jawaban dari Burhan, justru
gkah menuju pintu. Kembali urung kakinya keluar ruang. Berbalik ke b
but punggung tangan wanita tua yang terbari
ta buat serabi kuah sama-sa
ndadak banjir, sebelum berlari kecil,
kecil pula, padahal Jiya tidak lagi men
rasa terganggu dengan dua wan
mu. Apa dia yang dikatakan Men
ekati ranj
y. Aku tidak pernah pacaran
gar jawaban Burhan, segera menahan semburan tawa itu demi so
bangu
bicara Burhan. Sisi lai
n di sini.
Fedi Nuril itu mengelus lembut lengan ibunya. Me
ng anak menyentuh pipinya, air mata yang sedari
anita yang terba
" Burhan mengusap
arena diabetes menggerogoti, menelan semua hari-hari akan datang. Sakit
usaha bangkit. Senyum ceria Dena meyakinkan B
uk. Mata wanita itu langsun
an tanpa kaki, ngak pakai acara nangis kayak anak kecil, hmm." Dena memainka
urhan lirih. Menyadari
memindai Arini. Sedari tadi ia sudah sa
i bos Burhan--Pak Ilham," u
ya Arini. Istri Burhan.
ucapan Arini. Memasang waspada
Nak!" Dena melambai. Arini mendekat.
un mama tidak datang di pernikahan kalian, tapi mama merestui dan mendoakan. Kata dokt
tercekat. Mengapa
, kadang memalukan sikapnya. Masa istri sendiri di
tidak kaget sama sekali dengan ucapan Arini. Terlihat sangat santai, seolah sudah me
i berakhir. Ibunya tidak tahu apa-apa. Tidak tahu, rutuk
Burhan menatap bingung, bergantian antara Ari
yang terlihat santai. Burh
rhan ada perlu de
ewer, Burhan," ucap Dena sewot, geleng-geleng kepala. Mera
keluar kamar. Arini pasrah saja,
ngin punya menantu. Kita menikah untuk bercerai nyonya, tolong katakan p
kin tertaw
, Pliss
u apa? Gayamu religius, tapi,
han menel