Sang Pewaris Pesantren
kannya, siapa tahu Mbak Fahi
ar, kamu tadi bisa sama Gu
au ditanya soal ini. Ak
i pada pagi tadi, sehingga aku bisa b
itu Gus A
as pikir, karena berpuluh kali bayan
namanya. Memang
lif itu mengasuh
Pondok Khoi
u Mbak, di
tu. Dekat dengan belokan jalan terus
u kawasan
suruh Umi ke pasar, aku tunju
elamatkan aku itu Gus Alif. Aku juga tidak
if itu guru ilmu komputer di pondok aku dulu. Ada kegiatan les tambahan di pesantrennya Aba
begit
dibonceng
k. Cuman tidak berani, y
u beruntung tadi dapat
kenapa
sudah pernah tahu atau kenal begitu Gus Alif itu baru
tidak enak betul sama Gus Alifnya. San
i gedung aula, auditorium M
ara apa
, mangkanya lokal utara lagi sepi tadi juga lewat masjidkan. S
gar kabar itu juga mbak. M
pertinya, mungkin
tu, aku tidak
biar nggak masuk angin. Dari
sementara aku mula
n mulai ku
ker
k sengaja menjatuhkan secarik kertas
genggaman tangan kiriku, hampir
ya ini, namun dari sisi
'Iqbal' , aku t
an kertasny
nya pada bagian tengah. Namun bagian awal dan bagian
lebih bagus pul
tiada hentinya waktu gelap gulita berkata, wahai tuhan yang belas kasih. Dengan perantar
kasih allah yang maha pengasih (Ibrahim) sholawat tetap tercurahkam kepada nabi put
*
Gus
u'alaiku
langsung ngantor dikelas sebelah, tapi berhubung t
ana hitam yang penuh p
at mengganti ini sama m
rlalu lama berada diantara alam tadi. Jadi
lam, dari man
dari pintu, sudah ada umi y
saja tadi Umi, l
apa-apa, yang ada itu laut sama pasir. Ombaknya
kulo tahu
di sana? Celanamu s
namanya Marwah atau siapa gitu. Lupa n
ada apa
cemas, mendeng
isir umi takutnya mungkin aku bisa-
, ya karena tidak ada yang mau menyelamatkan gadis tadi, karena suda
isa se
begitu
mu mandi masuk angi
a,
pikiranku, namun aku masih dapat merasakan bau aroma pa
a dia, mungkin aku sudah
agi, kalau aku meng
ti ada ja
ah sebelah yang sw
saja. Tolong kamu beliin gula, soa
au mandi dulu. Alif
na, cep
; S
-baik saja
ganti dengan pakaian rumah
ceguk heran de
un dariku ini hampir saja nyawanya dir
sepertinya berhari-hari mata
hinya, kakinya dipenuhi
benar kejam,
ku lagi
an ruangan yang dingin d
rchat putih ini adalah Kamar Aisyah no t
u di sini diobatin. K
ning menolongku, mbak tau itu siapa?
u? Lha memang ada apa kok sampai m
adi itu nama
, ke
it di tanganku, sama membuka solasi hitam yang membungka
kamu di rumah sakit sebelum keluargamu datang. Kamu kenap