If I Stay
. Bahkan melupakan janji menjemput Ara di kampusnya. Saat dia ingat, hari sudah malam dan pasti Ara sudah istir
kannya akhir-akhir ini membuat hubunguannya dengan Ara sedikit merenggang. Meski Ara tampak memahami kesib
yang paling mengerikan dari pada saudara yang lain, apalagi dengan wajah datarnya. Sejak dulu, lampu hijau yang Xander berikan hanya sekadar wacana. Buktinya sampai detik ini,
ukkan pada Dave. Dia sudah menahan diri sejak kemarin. Padahal ingin sekali memberi pelajaran pada pria itu, tapi harus d
diketahui oleh Xander. Pasti mata-mata lelaki itu yang melaporkan. Jika begini terus,
n keras. "Saya hanya peduli dengan adik saya yang harus menunggu
i kesalahan tanpa menjabarkan alasan. Itu lebih baik d
i tidak akan membuat Ara bersedih. Tapi kenyataannya? Karena kesibukan sialanmu, kamu mengesampi
ngan Ara. Pria itu bisa melakukan cara apa pun untuk membuat Ara menghindarinya dan Dave jelas tidak akan membiarkan itu terjadi. Dia sudah berj
ang dan menyela dengan wajah cemberut. Dia sudah cukup ban
nerus menyalahkan Dav
nya saat berpaling pada sang adik. "Kamu jangan selalu membelanya, Sayang. D
ang membuat Dave mengerutkan keningnya samar. D
lihat kecemburuan sang kekasih, Ara sadar Xander sengaja membuat pria itu kesal.
lagi memperpanjang masalah ini. Mereka sudah membicarakan hal ini panjang lebar tadi mal
in membuat Ara cemberut dan membenarkan rambutnya kembali. Dia menatap Xander dengan tat
angan!" peringat Xander
an saat Xander sudah berlalu dari hadapannya, masalah belum juga selesai b
umah yang bisa menguping kapan saja. Apalagi semua keluarganya ber
dalam kepala masing-masing. Sesekali saling lirik dan mengembuskan napas
genggamnya pelan. Dia memainkan jari-jari mungil itu, mengal
memberikan tatapan ber
a sabarnya seakan sengaja dipermainkan oleh pria itu. Ara bungkam, sekadar memaafkan rasanya sangat sulit. Hal yang mengundan
adari Ara tampak berbeda. Ada
um
ak emosi di wajah cantik sang kekasih. Dave sadar Ara pasti sudah terlalu banyak mengalah dan menahan rasa kesa
ali membatalkan janji. Bahkan sampai Ara menunggu berjam-jam, Ara berusaha tidak marah dan memahami semua kesibukan Dave. Tapi Ara hanya ma
apa pun. Suatu saat nanti, pasti aku akan lebih sibuk dari ini, bahkan bisa saja aku akan terkurung di kantor dengan rentetan kesibukan yang menyita waktu. Tapi di samping itu, aku selalu berharap Ara mau menj
. Padahal Ara sadar, Dave sedang berjuang untuk masa depannya. Pria itu memikul beban besar di pundaknya. Harusnya
il. "Ara tidak pernah egois. Dave
ap
pi sang kekasih. Gadisnya belum berubah. Masih pemalu dan mudah memerah. Dengan sengaja, Dave mengecup telunjuknya yang masih bertengger di depan bibir Ara.
yang membuat Ara spontan menjauh. Sedangkan Dave
it lagi,' kelu