Disusui Madu
mu terlal
i udah malem! bahkan ini tu
al dan sebal, kuharap dia paham,
Mas Dika, minta di anterin ke suatu
dahal yang kumintai pertanyaan
tapan yang kuharap, dia bisa tahu bahw
? sebagai istrinya, wajar kan kala
leh ke arah suamiku. Terlihat
iku sebagai wanitanya Mas Dik
na melihat Mbak Wafa lagi tidur pulas, gak e
dy benar-benar membungkam sika
kannya mampu membuat aku begitu s
napun, aku tidak setuju, tengah malam suamiku
kspresi kekesalan yang bukan main, kuhar
ndekat kea
gle lagi, nggak layak banget dia jalan-jalan dengan wanita yang sing
nya, seolah ia menahan tawanya atau tep
peduli amat sih sama penilaian orang, padahal bisa aja kan pandangan orang itu beda-beda, dan lagian, orang yang Mbak maksud itu siapa sih, emang
tanganku erat mengepal, kesal dengan ucapannya wa
ng kenal sama Mas Dika, terus melihat Mas Dika sama
m bagaimana rasanya seorang istri, yang cemas, karena suaminya ke
Cindy tert
u temennya Mas Dika, bukan wanita lai
kepalanya, ia terl
ase berhen
mulut, aku pun menoleh
sama kamu? aku nanya, kalau aku keluyuran
cemburu,
enyela
rsenyu
adalah wajar, kan, Cindy? apa
lu dekat dengan wanita lain, maka sayap cemburunya berkibar, mungkin kamu belum
aku, padahal aku cuman pengen bantuin kalian dan aku tu
kal
dara segalanya kamu pasti bisa ngehargai
ayo kit
ku ia meraih lenganku.
sih Mas! aku sedang
menunjukkan siapa kamu, dan jujur, aku nggak enak banget tau nggak sih, dengan sikap kamu yang kay
alah menya
ni! ayo kita ngontrak rumah, biar kita i
telah kita gajian. Jadi, berhenti berdeb
n di posisi salah. Parahnya lagi yang memotong pembicaraan itu adalah suamiku, bukannya ia meminta maaf atas sikapnya, ia
eninggalkan Cindy yang wajahnya terlihat kesal dan aku tidak tahu apa yang membuat di
, dan Mas Dika pun m
r emosi di hatiku, emosi atas sikap mereka berdua,
aku tu
a, besok saja
ong ucapanku, dengan dal
ih Mas? bukannya kalian cuman
af
memanggil namaku, tepatnya mengkrit
ebentak
ya dia bahkan selalu bersikap lembut padaku, selalu me
membentakku setelah beberapa
u tuh itu terlalu sensitif, Wafa. Aku tuh capek tau, capek dengan sikap kamu. Mau kamu
isanya dia berpikir bahwa aku mencari gara
ng bijak dari kedua sisi, apa kamu nggak sadar Mas, kalau aku kaya gini tuh, karena sikap kamu. C
apkan kekesa
, kamu yang terlalu mengada-ngada, membesarkan ke
hkan aku, membuat aku mera
lagi mendebat Mas Dika ketika ia mengatakan bahw
mu ngatain aku kayak
menutup t
tirahat!" tukasnya. Dan isak tangis k
ndiri! aku capek d
iannya, lalu dia pun
mau ke
capek dengerin orang n
n membantin
an deraian air mata y
sa bahwa Mas, berkata kasar dan tak lagi s