icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mr. Right

Mr. Right

Penulis: Candy
icon

Bab 1 Satu

Jumlah Kata:1440    |    Dirilis Pada: 21/05/2022

g sempit yang dilewatinya sunyi dan berwarna putih. Dia mempercepat langkah, ingin menca

uhan kaki-kakinya. Dia tidak bisa menemukan alasan mengapa dirinya mem

jung lorong. Napasnya terengah-engah dan kakinya sudah letih bergerak. Ketika dia akhirnya memutuskan untuk menyerah, indera pendengarannya menang

jendela, juga panggung di seberangnya. Bunga lili dan mawar putih menjadi penghias panggung dan altar di bagian tengahnya. Seorang pria berdiri m

kah seorang kenala

sinar menyilaukan dari lampu sorot di atas panggung. Namun, tangan yang terbungkus

runkan gaunnya agar bisa meraih tangan lebar yang terulur itu. Ujung jari-jarinya telah menempel di atas ujung jari-jari pria i

nga yang muncul secara mendada

epannya. Selama beberapa saat dia menatap bingung benda itu, yang ternyata merupakan langit

impi," katanya setel

l dua belas lebih beberapa menit. Angie tidak bisa memastikan berapa kelebihannya. Yang

irinya menggapai ponsel dan membaca nama Raquel tercetak di layarnya. Seketika erangan tertahan keluar dari bibirnya. Jika saja si penelepon it

atas tempat tidur. Bibirnya, yang berwarna merah mud

membuatmu menghubungiku sepagi i

aquel bernada menyindir. Angie membayangkan Raquel

an tadi. Jadi, sekarang ini masih dini hari m

usnya kau berhenti menulis cerita remaj

dari mana uang yang kuhabiskan selama menemani kau lib

cara yang buruk." Ada nada penyesalan dalam suara Ra

ucapannya. "Lalu, kau membangunkanku bukan hanya untuk menguliahiku tentang jam tid

aku akan datang dan mengajakmu pergi. Aku segera

sendiri terakhir kali aku memejamkan mata

n menyesali pergi denganku," kata Raquel seakan-akan tidak mendengar protes Angie. "Sam

memaki dan membanting ponsel. Namun, dirinya tidak ingin m

as menit untuk bersiap-siap, Angie turun dari tempat tidur. Bibirnya mendesah lagi sa

t sebahunya ke belakang. Menilik kantung matanya tidak tampak terlalu buruk meskipun dirinya hanya punya waktu tiga jam untuk tidur, Angie mengabaikan keberadaan koleksi alat

ng berantakan di atas meja. Beruntung kamarnya berada persis di samping tangga lantai dua, sehingga dia lang

endela yang terbuka di samping kursi pengem

embangunkan aku," kata Angie memperingatkan seray

parkir sambil menyengir. Matanya memperhatikan sapuan riasan dan blus biru laut Raqu

beli blus ini dua jam yang

sekitar dua belas tahun yang lalu, Angie tidak pernah satu kali pu

n ke mana?" ta

," jawab Raquel meng

a, Raquel. Katakan saja ke ma

sekali tidak bisa

alisnya dengan t

h dengan nada menyerah. "K

a? Makan pizza? Jadi kau memaksaku ban

kan tidak mengikat

ungkin tidak s

l ter

Aku rasa ini bukan sekadar makan

. "Bisa kau tebak kita pergi dengan siapa?" dia

balas Angi

t. "Bisakah kau menjawab den

annya saat ini adalah ranjang nyaman untuknya merebahkan diri, bukan

ola

dak ingin main

sama sekali

saja. Aku tahu sebenarnya kau sudah t

" seru Raquel tanpa berusaha menyembunyikan nada

ke arah Raquel. "Maksudmu, ak

ulan belakangan ini. Dan Angie teringat Raquel berjanji akan memperkenalkan si Mr. Right itu padanya j

rtawa. "Tidak. Maksudku, belum. Ki

pa aku ha

enolak ajakanku untuk makan. Dan akhirnya dia setuju. Dia bilang

itu satu pe

sah aku mencoba mendekatinya. Padahal aku yakin

a disebut sebagai kegiatan menguntit-Mr. Rightnya beberapa kali dengan muncul di kafe a

anya Angie tidak bisa menge

rin. Seharusnya aku mengajak dia pergi ke tempat yang lebih privat. Ma

k juga. Lagipula kita sudah sampai," kata Angie mena

uharap k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka