Doa Istri Pertama
ganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu meng
ak sekarang, suatu saat Mas Hamza pasti tidak akan bisa berlaku adil. Pada dasarnya, meman
lebih terpercaya dar
uju meja makan. Mas Hamz
au berciuman? Terserah. Tapi yang kutahu, saat membayangkann
r biasa apapun peranmu sebagai suami ya
rkan tangannya ke wajahku. Aku
rat di punggung tangan Mas Hamza, sedangkan aku han
k saat dia bicara, "aku pulang nanti, pertahankan
i jatahmu ber
aannya seakan kami aka
riku harum dan cantik, sekalipun nanti
ku mengan
u pulang." Mas Hamza mem
Hamza yang meraung dan menjauh. Kepergok me
..." Ela
rluka karena ke
ya, aku ber
karang, seharusnya Mbak bersyukur. Mbak sama sekali tidak pa
an. Apaan tadi
memang tidak akan mengerti bagaimana rasany
rapkan kamu terdzalimi di sini. Tapi
moga Mas Hamza menjadi lela
'kita' terla
bisa
rna sebag
in mengabulkan do
lak 'kan terjadi, d
memang sudah menikah lagi sekarang, hanya karena sakit hati aku tidak mau berdosa di atas luka h
e pelukan Bibi Arunika. Bercerita, me
, Nis ... tinggalkan saja. Hukum poligami itu bukan wajib, hanya m
ibi Arunika, menangis
Suara hangat Mas Ilham mendekat, k
pilih kasih dengan Aina 'kan? Jika iya, tak usah mengubris ancamannya d
ah Mas Hamza,
ad
mpurna
pilih kasih dan kedz
angat tidak suka de
t. Aku tidak suka itu. Sudah sebulan setelah pernikahan k
eng dan kamu sudah tidak sanggup lagi menjalaninya. Mas rela mas
ga. Jika bisa dalam urusan rumah tangg
umah Bibi Arunika. Segera aku berp
kamarnya sedikit bercela, aku bisa melihat dia bersolek di depan cermin. Berdandan secan
hat seperti pelakor
a, dia istri s